Jantung Laela berdegup cepat saat tangannya dengan sigap mengemasi baju-bajunya, lalu dengan langkah jinjit pelan Laela melangkahkan kakinya lewat pintu belakang, agar paman yang selama ini merawatnya tak mengetahui kepergiannya.
Malam itu Laela berencana kabur dari rumah pamannya itu karena tak tahan lagi atas perjodohan dirinya dengan lelaki kaya anak kepala desa.
Dengan langkah setengah berlari membelah pekatnya malam melewati pematang sawah, tak peduli kadal ataupun ular langkahnya terus menderu tanpa henti hingga sampai di perempatan jalan di sudut desa, Laela dengan nafas yang masih tersengal matanya merayap ke segala arah mencari seseorang yang seharusnya telah menunggunya disana.
"Kamu nyariin aku yaa...???" Bisik seorang laki-laki sembari menepuk pundak Laela.
"Aaahh kamu kirain gak nepatin janji..." ucap Laela sembari menengok ke arah laki-laki itu.
Dia adalah Adrian, seorang dokter muda yang sedang magang di puskesmas di kampung Wonosari dimana Laela tinggal.
Laela dan Adrian sudah enam bulan ini menjalin kasih. Karena keluarga Laela tak merestui hubungannya, akhirnya mereka putuskan untuk pergi dari kampung itu untuk menemui orang tua Adrian di kota.
Saat mereka hendak bergegas pergi langkah mereka dihadang oleh laki-laki berbadan kekar.
"Tunggu...!!!!" Gertak laki-laki itu dengan nada emosi. Dia adalah Badhar anak pak kades yang hendak dijodohkan dengan Laela.
"Mau kemana kalian...!!!???" Ucap Badhar sembari menunjuk geram.
"Ini bukan urusanmu Badhar..." jawab Laela singkat.
"Jelas ini urusanku karena kau calon istriku..." Badhar makin emosi.
"Laela tak pernah mencintaimu Badhar, mengertilah...
Biarkan kami pergi..." ucap Adrian menghiba. Dengan pembawaan yang kalem Adrian tak terpancing emosi.
"Hei kau...!!!!
Kau tak ubahnya seperti Rahwana yang bermuka rama...!!!
Akan ku habisi kau...!!!" Badhar makin emosi sembari menarik baju Adrian dan hendak memukulnya.
"Cukup Badhar, cukup...!!!!
Ingat, kalo kamu menyakiti Adrian berarti kau telah menyakiti aku...
Bukankah kamu sangat mencintai aku...???
Seharusnya kau biarkan aku bahagia menjalani garis kehidupanku sendiri...
Ingat Badhar, aku sudah tak punya siapa-siapa lagi...
Biarkan aku memilih dengan siapa aku akan menjalani kehidupanku...
Bukan malah memaksa kehendak egomu..." Laela menjelaskan dengan nada tinggi.
Sementara Badhar hanya bisa terdiam diri, terpaku karena kata-kata Laela.
Tak berapa lama mereka pergi meninggalkan Badhar. Melangkah tenang sembari bergandengan tangan lalu hilang ditelan kegelapan malam.
Badhar tetap berdiri kaku, membisu bak patung batu, tak tau harus berbuat apa, ia hanya bisa mengikhlaskan gadis yang dicintainya pergi bersama pujaan hatinya.
"Jika ini yang terbaik untukmu, aku ikhlas Laela...
Semoga kamu menemukan kebahagiaan yang kau cari, percayalah aku disini tetap menyayangimu....." ucap hatinya lirih lalu membalikan badan, melangkah pulang.
*******
Sementara itu, sesampainya di kota Adrian mengajak Laela untuk menemui orang tuanya. Namun tak disangka kedua orang tuanya juga tak merestui hubungan itu.
"Dia perempuan kampung Adrian, dia tak pantas menjadi pendamping hidupmu..." ucap ayahnya dengan nada keras hingga ucapannya sampai di telinga Laela.
Hati Laela pun hancur, mendengar kata-kata orang tuanya Adrian. Ia pun langsung pergi meninggalkan rumah itu, lalu Adrian mencoba mengejarnya.
"Adrian, tak pantas kau kejar dia...!!!" Gertak sang ayah namun Adrian pun tetap pergi tak menghiraukan ucapan ayahnya.
Adrian berlari mengejar Laela yang pergi karena merasa sakit hati.
"Maaf Laela, maafkan kedua orang tuaku...
Mungkin mereka butuh waktu untuk mengerti kita..." ucap Adrian meyakinkan hati Laela.
"Tidak Adrian, memang benar kata ayahmu... aku hanya perempuan kampung yang tak pantas bersanding dengan dokter muda Sepertimu..." ucap Laela tau diri.
"Apapun keadaannya aku akan tetap bersamamu Laela...
Yakinlah kita akan selalu bersama..." Adrian terus menyakinkan Laela sembari memegang kedua bahunya lalu mengusap air matanya.
*****
Sejak saat itu mereka putuskan pergi dari rumah, menjalani hidup bersama di sebuah rumah kontrakan di pinggiran kota.
Sementara sang ayah terus mencari informasi tentang anaknya, anak buahnya disebar di penjuru kota untuk mencari keberadaan Adrian dan Laela. Namun tetap tak membuahkan hasil.
*****
Tiga bulan telah berlalu, Adrian merasa perlu mengajak Laela kembali menemui orang tuanya untuk meyakinkan bahwa Laela lah yang pantas menajdi istrinya.
Namun setelah menemuinya, pendirian orang tuanya tetap teguh bahwa mereka tetap tak merestui hubungan itu.
"Adrian...!!! Apa kau sudah lupa dengan nasib Hermawan kakak kandungmu...???
Apa kau ingin nasibmu seperti dia...!!!???" Gertak sang ayah kembali mengingatkan nasib kakaknya yang hampir mirip dengan kisah hidup Adrian.
Seperti yang Adrian tau, kakaknya telah diusir dari rumah karena nekat mencintai gadis yang tak direstui ayahnya. Hingga saat ini pun sang kakak tak diketahui keberadaannya.
"Kakakmu pun sekarang menjadi gembel karena tak menuruti keinginan papa...!!!" Ayah Adrian terus mengancam.
"Bukankah cita-cintamu ingin melanjutkan studi di Australia....??? Menjadi dokter ternama dan kelak akan mengantikan posisi papa memimpin rumah sakit yang kita punya...???" sang ayah merayu.
"Kamu satu-satunya harapan kami nak..." sang ibu pun ikut menghiba.
Hati Adrian kembali goyah, membahagiakan orang tuanya atau tetap memilih menikahi kekasihnya.
Adrian hanya terdiam diri, pikirannya kacau bagai buah simalakama.
"Liatlah Adrian, surat rekomendasi S2 mu sudah keluar dan tiket pesawat sudah papa siapkan, minggu depan kamu harus berangkat...!!!"
Namun Adrian hanya berdiam diri sembari tangannya tetap menggenggam tangan Laela. Mengisyaratkan bahwa Adrian tak mungkin bisa pisah dari Laela.
Melihat itu sang ayah sangat murka.
"Baik Adrian, papa beri dua pilihan, ambil tiket pesawat ini dan usir perempuan itu atau kau akan dicoret dari daftar pewaris harta papa...!!!???"
Mendengar itu Adrian sangat shock, jiwanya kembali tertekan, seketika pikirannya melayang mengenang kembali ke masa lampau, dimana dirinya teringat saat kecil dulu.
*****
Waktu itu umur Adrian masih sekitar sepuluh tahun, saat sedang bermain di teras rumahnya bersama sang ayah, Adrian bertanya pada ayahnya.
"Papah nanti kalo Adrian besar boleh gak jadi dokter kaya' papah...???" Tanya Adrian polos.
"Kok kamu ngomong gitu sayang...???" Ayahnya balik tanya sembari mengelus rambut Adrian.
"Soalnya aku pingin kaya' papah, bisa ngobatin orang sakit, punya rumah sakit buat nolongin banyak orang..." jawab Adrian dengan nada khas anak kecil.
"Pasti nak, kamu bisa menjadi seperti papah, bahkan kamu harus lebih baik dari papah...
Papah ingin suatu saat nanti kamu yang meneruskan usaha papah, dan aku yakin rumah sakit yang papah punya akan lebih besar jika kamu yang pegang..." sang ayah memberi motivasi pada Adrian dengan kedua tangannya memegang pundak Adrian.
"Iya pah, aku pasti gak akan ngecewain papah..." Adrian berjanji.
"Tapi perlu kamu tau nak, mewujudkan sebuah cita-cita besar itu tak semudah membalikan tangan nak...
Seperti papahmu dulu yang sangat gigih memperjuangankan cita-cita,
Dan semua pasti ada cobaan dan rintangan yang berat..." ucap sang ayah sembari matanya menerawang jauh, semantara Adrian hanya bisa terdiam memahami kata-kata sang ayah.
"Suatu saat nanti kamu akan hilang kepolosanmu, kamu akan menjadi pemuda yang tampan dan cerdas, dan disana godaan itu akan datang, pasti banyak perempuan-perempuan murahan yang akan mengodamu agar kamu terjerumus dalam dunia mereka dan langkahmu akan semakin sulit untuk mewujudkan impian-impianmu itu..." sang ayah kembali menjelaskan panjang lebar.
"Adrian ngerti pah, aku janji akan jaga diri baik-baik..." ucap Adrian sembari menganggukan kepalanya.
"Anak pintar, papah sangat sayang kamu nak..." ucap ayah lalu mencium kening Adrian.
*****
Teringat ucapan-ucapan ayah dahulu, Adrian seketika melepas tangan Laela lalu menampar keras pipinya.
"Dasar perempuan murahan...!!!!
Mungkin kau yang dimaksud papahku dulu, bahwa kau hanyalah perempuan penggoda...!!!" Emosi Adrian seketika memuncah.
"Mas kamu setega itu padaku...!!!???" Laela langsung menangis kencang, tak percaya apa yang dia dengar dari mulut kekasihnya.
"Pergi dari sini pergiiii...!!!" Adrian mengusir Laela.
Tanpa banyak kata, Laela pun pergi dengan hati yang sangat hancur.
Melihat itu Adrian langsung terungkur dengan lutut roboh ke lantai, menangis histeris menandakan jiwanya tergoncang. Lalu kedua orang tuanya langsung memapah Adrian masuk ke kamarnya.
*****
Sementara itu Laela terus berlari tanpa henti, membawa hatinya yang telah hancur berkeping-keping. Semua harapannya telah sirna sekejap mata, tak tau lagi harus kemana dia pergi.
Hingga akhirnya dia menyadari, bahwa laki-laki terbaik baginya hanyalah Badhar. Laki-laki yang selama ini selalu melindunginya, menjaganya dan selalu memuliakannya.
Badhar teman bermainnya sedari kecil, selalu memberi perhatian penuh padanya dan semua itu tak pernah berubah hingga dewasa.
Pikiran Laela melayang ke masa lampau, membayangkan saat-saat kecil dulu.
Waktu itu saat Laela masih kecil, sang ibu masih bekerja di rumah pak Prapto ayahnya Badhar. Tak bisa dipungkiri dulu saat Laela masih kecil ibunya bekerja pada orang tua Badhar, ibunya lah yang merawat Badhar sejak kecil karena orang tua Badhar sangat sibuk oleh pekerjaan.
Sejak itulah Badhar dan Laela sering bermain bersama. Hingga suatu saat Badhar dengan polosnya bertanya dengan ibunya Laela,
"Bik, kalo udah besar nanti boleh gak aku nikah sama Laela...???" Tanya Badhar polos.
"Huutttss kamu itu kan anak orang kaya, sementara Laela kan anak bibik..." jawab sang Bibik.
"Yaa gak papa Bik, aku cuma pingin maen-maen terus sama Laela sampai besar nanti, aku pingin jagain Laela..." ucap Badhar yang waktu itu masih 12 tahun.
"Yasudah yang penting kamu jangan nakalin Laela yaa... jangan bikin Laela nangis..." ucap ibu Laela.
"Iya Bik aku pasti bisa jagain Laela terus..."
Entah kenapa sejak saat itu Badhar selalu perhatian pada Laela, persahabatan sejak kecil hingga remaja.
Hingga akhirnya ibunda Laela menginggal dan Laela harus hidup bersama Pamannya.
Badhar tetap setia menemani Laela, namun makin dewasa Badhar timbul perasaan lebih dari sekedar persahabatan, semakin hari sikapnya semakin posesif, dia juga tumbuh menjadi laki-laki sangar dan arogan. Hingga siapapun yang mendekati Laela pasti dihajar oleh anak buah Badhar. Dan karena itulah Laela mulai tak nyaman dekat dengan Badhar.
Namun dibalik arogansinya sebenarnya Badhar ingin melindungi Laela dari godaan laki-laki yang hanya akan menyakitinya.
*****
Dan saat ini saat semuanya telah terjadi, saat hati Laela hancur oleh laki-laki yang mencampakannya begitu saja, Laela menyadari bahwa apa yang ditakutkan Badhar benar-benar terjadi.
"Maafkan aku Badhar, sekarang aku sadar bahwa kamulah laki-laki yang mampu mencintai aku setulus itu, mengorbankan segalanya demi kabahagiaanku..." hati Laela berucap lirih penuh penyesalan, sembari berjalan dibawah guyuran hujan.
"Badhar maafin aku...!!!!" Laela berteriak kencang, menangis histeris ditangah guyuran hujan, menggambarkan betapa hancur hatinya.
"Seandainya masih bisa, saat ini pula aku ingin memelukmu, mengucapkan maaf yang terdalam dari relung hatiku...
Tapi aku merasa tak pantas lagi untukmu, aku yang tak mampu menjaga kesucianku...
Maafkan aku Badhar..." hati Laela berucap lirih sembari kakinya terus melangkah menyusuri jalan ditengah guyuran hujan. Langkahnya gontai, lesu tanpa arah tujuan.
*****
Semetara itu,
Lima hari telah berlalu, namun Adrian masih tetap mengurung diri dalam kamarnya, hatinya sungguh tergoncang menghadapi jalan hidupnya kini. Di satu sisi Adrian ingin mewujudkan cita-cita dan membahagiakan kedua orang tuanya, namun di sisi lain sebenarnya dia sangat mencintai Laela.
Tetapi Laela sudah terlanjur membenci, telponnya tak pernah diangkat, pesan-pesannya juga tak pernah dibalas, bahkan handphone-nya sudah tak aktif lagi.
Sementara tiket keberangkatan tinggal satu hari lagi, dan besok Adrian harus terbang untuk meneruskan studinya di Australia.
"Tak ada waktu banyak, aku harus menemui Laela untuk meminta maaf atas semuanya...
Dan aku akan berjanji jika semua cita-cita telah tercapai aku akan menikahi Laela..." batin Adrian berucap sembari bergegas pergi mencari Laela.
*****
"Maaf Laela sudah tidak tinggal disini lagi..." ucap ibu yang punya kontrakan.
"Sekarang Laela tinggal dimana bu...???" Tanya Adrian panik.
"Maaf ibu tak tau, tapi bukankah dulu perginya sama mas Adrian...???" Jawab ibu itu.
"Iya bu, tapi dia pergi ninggalin aku bu...
Yaudah bu makasih atas infonya..." Adrian kembali pulang tanpa membuahkan hasil.
*****
Hari ini hari keberangkatan telah tiba, Adrian melangkah lesu dengan menyeret koper ditangannya memasuki ruang bandara yang akan menerbangkannya.
Ditengah langkahnya yang gontai, tiba-tiba ada yang memanggil.
"Adrian..." seseorang memanggilnya dengan suara yang khas, kalem, tenang tapi tegas.
Seketika langkah Adrian terhenti, membalikkan badan mencari sumber suara yang memanggilnya.
Alangkah terkejutnya Adrian melihat sosok yang ada di hadapannya.
"Baru kali ini aku melihat laki-laki dengan nama besar namun hatinya sangat kerdil..." ucap seseorang yang ada dihadapan Adrian.
"Apa maksudmu Badhar...!!!???" Tanya Adrian penuh heran.
"Andai saja almarhumah Laela tak melarangku untuk menyakitimu, mungkin saat ini juga sudah ku pecahkan kepalamu...!!!!" Gertak Badhar geram penuh emosi, sembari menarik kerah baju Adrian hingga kedua wajahnya saling berdekatan. Nampak raut muka Badhar sangat murka sementara Adrian sangat ketakutan.
"Laela kenapa Badhar...???" Adrian shock mendengar ucapan Badhar.
"Dia memilih mengakhiri jalan hidupnya..." jawab Badhar singkat, sembari melempar tubuh Adrian hingga tersungkur ke lantai tak berdaya.
Lalu Badhar pergi meninggalkannya begitu saja, dengan langkah tegap yang menggambarkan kemarahan sosok seorang Badhar.
Yaa, begitulah Bashar...
**************************************
**************************************
Tiga bulan kemudian tiba-tiba tersiar berita di surat kabar nasional dengan judul:
"Seorang dokter muda asal Indonesia ditemukan tewas di apartemennya yang diduga bunuh diri karena depresi"
=============SEKIAN=============
Baca juga cerpen tentang petualangan:
Situs megalitikum Gunung Padang adalah sebuah situs peninggalan peradaban nenek moyang kita yang hidup di era megalitik atau biasa disebut jaman batu besar.
Yaitu dimana pada masa itu peradaban manusia sudah berkembang dan sudah bisa membuat bangunan dari batu dalam ukuran besar, yang menurut penelitian hidup di jaman 5000 - 2500 SM.
Di era ini manusia sudah mengenal bercocok tanam dan membentuk suatu kelompok yang lebih besar.
Oiya saya disini tidak akan membahas tentang sejarah ataupun soal penelitian, karena memang itu bukan bidang saya.
Kali ini saya akan membahas atau mereview sebuah perjalanan wisata ke situs Gunung Padang ini.
Oke kita mulai reviewnya, jika hendak melancong ke situs megalitikum ini, kita bisa menggunakan opsi transportasi yaitu via kereta api, angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Jika kita hendak menggunakan jasa angkutan kereta api dari jakarta kita bisa naik KRL jurusan Bogor, dari bogor dilanjut ke Cianjur, dan dari Cianjur naik kereta Siliwangi dengan rute perintis Sukabumi-Cianjur dan kita turun di stasiun Lambegan, dari Lambegan dilanjut naik ojek menuju lokasi situs Gunung Padang.
Namun karena perjalanan saya kemaren menggunakan kendaraan pribadi yakni sepeda motor maka saya akan mengulas rute perjalanan via jalur jalan raya.
Jika dari Jakarta terlebih dahulu kita menuju kota Bogor, dari Bogor ambil rute ke jalur puncak dan menuju Cianjur. Setelah melewati kecamatan Warungkondang akan ada plang petunjuk arah, ambil kiri ikuti jalan tersebut dan kita akan sampai di lokasi.
Yaitu dimana pada masa itu peradaban manusia sudah berkembang dan sudah bisa membuat bangunan dari batu dalam ukuran besar, yang menurut penelitian hidup di jaman 5000 - 2500 SM.
Di era ini manusia sudah mengenal bercocok tanam dan membentuk suatu kelompok yang lebih besar.
Oiya saya disini tidak akan membahas tentang sejarah ataupun soal penelitian, karena memang itu bukan bidang saya.
Kali ini saya akan membahas atau mereview sebuah perjalanan wisata ke situs Gunung Padang ini.
Oke kita mulai reviewnya, jika hendak melancong ke situs megalitikum ini, kita bisa menggunakan opsi transportasi yaitu via kereta api, angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Jika kita hendak menggunakan jasa angkutan kereta api dari jakarta kita bisa naik KRL jurusan Bogor, dari bogor dilanjut ke Cianjur, dan dari Cianjur naik kereta Siliwangi dengan rute perintis Sukabumi-Cianjur dan kita turun di stasiun Lambegan, dari Lambegan dilanjut naik ojek menuju lokasi situs Gunung Padang.
Namun karena perjalanan saya kemaren menggunakan kendaraan pribadi yakni sepeda motor maka saya akan mengulas rute perjalanan via jalur jalan raya.
Jika dari Jakarta terlebih dahulu kita menuju kota Bogor, dari Bogor ambil rute ke jalur puncak dan menuju Cianjur. Setelah melewati kecamatan Warungkondang akan ada plang petunjuk arah, ambil kiri ikuti jalan tersebut dan kita akan sampai di lokasi.
Setelah dari pertigaan kita akan melewati jalan yang cukup bagus karena baru saya dibeton. Dari pertigaan tadi untuk sampai di lokasi memerlukan waktu sekitar 1 jam 30 menit perjalanan santai.
Keadaan jalan dari pertigaan menuju situs |
Oiya sebagai patokan, setelah berjalan sekitar satu jam mengikuti jalan antar kecamatan ini, kita akan akan menemui pertigaan di sebelah kiri jalan, tapi jika kita tidak ngeh kita akan mbeblas ke stasiun Lampegan (karena pertigaannya membentuk hurif Y).
Jadi jika kita menemui stasiun Lampegan ini berarti kita sudah kebablasan, sebaiknya putar balik sekitar 200 meter sampai menemui pertigaan menuju gunung Padang.
Stasiun Lambegan |
Tetapi sebenarnya jika kesini tak perlu khawatir karena disepanjang pertigaan pasti ada plang petunjuk arah. Dan di perjalanan ini kita juga akan melewati perkebunan teh yang sangat asri.
Plang petunjuk arah |
Hingga mendekati lokasi juga banyak terdapat plang petunjuk arah |
Yap, setelah perjalanan yang sangat melelahkan akhirnya kita akan sampai di lokasi yang kita tuju. Sesaat sebelum memasuki kawasan ini kita akan menemui gapura selamat datang, lalu didepan area situs terdapat tempat parkir yang cukup luas yang mampu menampung sekitar 10 mobil dan 50an motor.
Di dekat parkir juga banyak deretan warung makan dan toilet umum. Jadi sesampainya disini gak ada salahnya istirahat dulu di warung-warung sekitar area parkir.
Area parkir yang cukup luas |
Setelah kita istirahat perjalanan dilanjutkan mendaki ke puncak situs Megalitik Gunung Padang, namun sebelum memasuki area situs jangan lupa beli tiket dulu agar tal dicap sebagai pengunjung ilegal. Hehee...
Loket pembelian tiket |
Harga tiket masuk ke situs megalitikum Gunung Padang |
Oke, setelah membeli tiket kita akan memasuki gerbang kecil sekaligus tempat pemeriksaan tiket masuk. Lalu perjalanan dilanjutkan mengikuti jalan setapak yang cukup adem namun dengan trek menanjak curam. Tapi kelebihannya jalan setapak ini sudah ditata membentuk anak tangga yang disertai pegangan. So, walaupun agak ngos-ngosan setidaknya perjalanan lebih safety.
Pose sebelum memasuki area situs |
Trek menuju situs Gunung Padang |
Setelah berjalan mendaki sekitar 10 menit kita mulai menemui plang-plang peringatan dan informasi tentang Gunung Padang ini. Yang juga menandakan kita akan segera sampai di lokasi situs megalitikum Gunung Padang.
Plang peringatan |
Sesaat di lokasi yang pertama kita temui adalah tataman batu balok-balok besar sebagai pondasi atau tepian situs, lalu kita melangkah lagi memasuki dalam area situs atau area datar pertama yaitu punden berundak dibagian pertama. Lokasi ini cukup luas yang terdiri area lapang yang ditengah-tengahnya tersapat tatanan batu yang berbentuk menyerupai tempat pemujaan yang dikelilingi batu-batu berdiri (bisa liat difoto).
Yang disampingnya dapat tumpukan batu yang membentuk kubah dan di area datar ini juga terdapat pohon yang cukup rindang.
Tepian situs Gunung Padang |
Area punden pertama |
Punden pertama jika dilihat dari atas |
Dari area datar pertama ini kita lanjutkan mendaki ke punden berundak selanjutnya, dari sini juga terkihat tepian punden berundak senlanjutnya berupa tatanan batu balok yang cukup rapi tinggi menjulang. Dan perlu diketahui balok batu ini menurut penelitian merupakan batu columnar join yang terbentuk oleh proses alam. Jadi menurut peneliti gunung padang ini dibentuk oleh peradaban masa lampau dengan menggunakan batu dari alam bukan pahatan manusia.
Trek menuju punden berundak ke dua |
Dan dibawah ini saya sertakan foto saya saat berada diarea yang saya maksud dengan melepas alas kaki.
Area wajib lepasalas kaki |
Seperti biasa iklan BATIK BINZAH |
Di area datar ke dua ini terdapat beberapa balok batu yang ditata berdiri yang konon pada masa dahulu dipakai sebagai alat musik. Disini pula kita bisa menikmati pemandangan dengan sudut 360° secara full meliputi pegunungan-pegunungan disekeliling gunung Padang ini.
Oiya disini (dipohon yang sangat rindang ini) sangat cocok untuk bersantai-santai ria sembari menikmati segelas kopi, masalah kopi jangan kuatir karena di area ini banyak pula warung-warung kecil penjaja kopi dan makanan ringan.
Ngupi dulu |
Santai sejenak menikmati pemandangan |
Oiya dari area datar ke dua ini untu ke area punden berundak selanjutnya tidak terlalu tinggi hanya sekitar dua atau tiga anak tangga, dan kalau tidak salah jumlah area datar disini atau punden berundak semuanya berjumlah 6 tanah datar.
Untuk lebih jelasnya saya sertakan foto saya yang saya ambil dari gardu pandang sebagai berikut dan sketsa gunung padang yang saya ambil dari google.
Punden berundak-undak jika dilihat dari atas gardu pandang |
Sketsa imajinatif diambil dari google |
Terimakasih sudah membaca dan selamat bertualang...!!!!
*****
Oiya untuk review perjalanan yang lebih real, silahkan tonton video berikut ini:
*********************************
*********************************
Baca juga cerpen tentang petualangan:
Setelah beberapa tahun terakhir ini daerah Tanggerang sempat ngehits dengan wisata Telaga Biru Cisoka-nya, kini tak jauh dari lokasi itu viral lagi lokasi wisata baru.
Namanya Tebing Koja atau lebih populer dengan sebutan Kandang Godzilla, yaitu sebuah lokasi bekas tambang pasir yang sudah tak beroperasi dan ditinggalkan cukup lama hingga tersisa tebing-tebing cantik yang karena lamanya waktu kini terlihat natural.
Lokasi ini sangat cocok buat kita yang suka selfie atau para penggemar fotografi, karena tempat ini sangat unik dan seperti berada di era dinosaurus, mungkin karena itu pula tempat ini disebut Kandang Godzilla.
Oke, gak perlu bertele-tele lagi. Saya disini ingin membahas bagaiamana transport menuju ke lokasi Kandang Godzilla tersebut.
Ayoo kita mulai reviewnya,
Jika dari Jakarta atau daerah yang terdapat akses kereta KRL akan lebih mudah dan hemat menggunakan jasa tranportasi kereta KRL, karena jika menggunakan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum tentunya memakan waktu, energi dan biaya yang lebih besar. Kecuali kalo memang tempat tinggal kita tak jauh dari lokasi wisata ini.
Oke, untuk kali ini saya akan membahas transportasi menggunakan jasa kereta KRL.
Jika dari jakarta atau sekitarnya kita bisa beli tiket LRL dengan tujuan stasiun Tigaraksa dengan estimasi waktu sekitar satu sampai dua jam perjalanan. Karena saya kebetulan berangkat dari stasiun Palmerah harga tiketnya Rp 5.000,- dan memakan waktu 1 jam 15 menit.
Setelah sampai di stasiun Tigaraksa perjalanan dilanjut dengan naik ojek, karena untuk menuju lokasi Kandang Godzilla tidak ada angkutan umum yang sampai ke lokasi tersebut. Jadi transport paling praktis hanya jasa ojek ini.
Untuk menuju ke lokasi Kandang Godzilla biasanya abang-abang ojeknya mematok harga Rp 25.000,- sekali jalan. Dan biasanya abang ojeknya akan menawarkan untuk jasa balik ke stasiun alias siap menunggu. Karena memang di lokasi wisata ini tidak terdapat pangkalan ojek yang bisa mengantarkan kita kembali ke stasiun lagi.
Oiya keadaan jalan disini sudah cukup baik yaitu sudah diaspal halus walaupun lebar jalan masih tergolong sempit.
Setelah perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit dengan kecepatan sedang, kita akan sampai di gerbang tempat wisata Kandang Godzilla. Di gerbang ini ada warung kopi dan tempat parkir, karena kami menggunakan jasa ojek jadi saya kurang tau tarif parkir disini, tapi konon jika kita membawa kendaraan pribadi disini banyak pungutan liar.
Dari gerbang perjalanan dilanjutkan melewati jalan setapak yang cukup adem dan rindang, jarak dari gerbang sampai kita memasuki kawasan tebing Koja sekitar 200 meter.
Tetapi setelah kita memasuki kawasan tebing ini kondisinya cenderung panas karena tidak ada lagi pepohonan di area ini. Namun demikian mata kita akan disuguhi deretan tebing-tebing yang cukup unik dan sangat cocok untuk bergoto-foto ria.
Waktu yang tepat untuk berwisata ke tempat ini adalah jam 7 pagi sampai jan 10 siang atau jam 3 sore sampai menjelang petang. Karena tentunya jika siang hari cuaca akan sangat terik dan kurang cocok pula untuk berfoto-foto ria.
Seperti pengalaman saya kemarin, sampai tempat ini sekitar pukul 14.15 wib otomatis cuaca masih sangat panas sekali. Tapi jangan kuatir karena disini banyak warung-warung yang menjajakan makanan dan minuman dingin yang tentunya pas untuk bersantai-santai sambil neduh.
Setelah dirasa waktu sudah memungkinkan untuk berkeliling di area tebing Koja ini, atau dangan kata lain kalo cuaca udah agak adem kita bisa beraksi menikmati pemandangan di sekitar area tebing. Yaitu dengan memanjat beberapa tebing dan setelah itu duduk santai sambil menikmati pemandangan dan tak lupa berselfie-selfie ria.
Dan seperti apa keindahan pemandangan disini, silahkan simak foto-foto dibawah ini:
Jangan lupa tonton juga video ini agar lebih tau keindahan disana secara real
Demikianlah review perjalanan saya ke wisata Kandang Godzilla Tanggerang, semoga dapat memberi gambaran buat teman-teman yang ingin melancong ke lokasi wisata ini.
Kurang lebihnya terimakasih dan selamat bertualang...!!!!
*********************************
*********************************
Baca juga cerpen tentang petualangan: