Home » , , , » [Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu #1

[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu #1

Diangkat dari kisah nyata
Penulis: Ahmad Pajali Binzah
Genre: Action - Romance


Pagi itu saat kabut tipis samar-samar masih menyelimuti hamparan sawah, bahkan sinar mentari pun belum mampu mengusir sang embun pagi yang setia membasuh dedaunan sesaat diguyur hujan. Nampak laki-laki tua sedang berjalan tertatih dengan tongkat kayu sebagai penopang langkahnya yang gontai, laki-laki tua itu memakai seragam loreng tentara kebanggaannya.
Dan bukan tanpa alasan laki-laki tua itu melakukan perjalanan sejauh itu, tak lain dan tak bukan dirinya ingin menepati janji yang pernah diucapkannya sewaktu masih muda dulu.

***

Kisah ini berawal sekitar 55 tahun yang lalu, saat sepasang kekasih yang saling mencintai, saling berjanji untuk setia sehidup semati, namun pada akhirnya harus terpisahkan oleh takdir.

Dia adalah Hardi Pramono yang sudah lama menjalin kasih dengan Sumiati gadis desa yang sederhana.

***

Waktu itu saat mereka berboncengan sepeda sepulang sekolah, melewati jalan raya Capgawen yang menghubungkan kecamatan Kedungwuni dan Karangdadap, saat itu jalan masih berbatu dan sepeda adalah transportasi utama, selain delman, becak dan pedati. Banyak juga lalu lalang pejalan kaki. Kadang sesekali ada mobil yang lewat itu pun hanya orang-orang tertentu yang mengendarai. Begitulah sekilas gambaran tentang kabupaten Pekalongan pada tahun 1960an.

Saat Pramono mengayuh sepedanya, tiba-tiba langit mendung menghitam,

"Jedeerr.... Deeerrr..." petir menyambar dua kali keras sekali.

Seketika Sumiati langsung memeluk tubuh Pramono dengan eratnya.

Lalu Pramono menghentikan sepedanya di gubuk tua bekas warung yang sudah tak ditempati lagi.

"Mas Pram aku takut sekali mas..." ucap Sumiati menggigil sembari memeluk erat kekasihnya.

"Jangan takut Sum, selama masih ada aku kamu akan baik-baik aja..." ucap Pramono menenangkan.

Sumiati pun merasakan ketenangan berada di dekapan tubuh Pramono.

"Tapi mas, aku takut kalo suatu saat nanti kita gak bisa bersama-sama lagi, aku takut kamu ninggalin aku mas..." ucap Sumiati dengan nada sedih.

"Percayalah Sum, itu gak akan terjadi, aku gak akan pernah ninggalin kamu...
Apapun yang terjadi aku akan berjuang mati-matian untuk kamu, tak pernah sedikitpun terbesit dalam pikiranku untuk meninggalkanmu...
Bukankah kamu tau, betapa aku sangat menyayangimu, bahkan jauh-jauh hari sebelum kamu menyayangiku...???
Ingat Sum, namaku Hardi Pramono, orang yang akan selalu mencintaimu seumur hidupku...
Lihatlah Sum, langit disana yang mulai gelap itu, tak sedikitku menggetarkan rasa tukutku...
ucap Pramono dengan nada yang optimis, lalu memeluk Sumiati dengan lembutnya.

"Apakah yang kamu ucapkan itu serius mas...???" tanya Sumiati lirih dengan tubuh yang masih memeluk Pramono.

Seketika Pramono melepaskan pelukan nya, dan menatap dalam-dalam mata Sumiati sambil mengangguk pelan.
Lalu Pramono melangkah menuju pematang sawah sambil berteriak.

"Hai langit, dengarlah aku berjanji...
Aku sangat mencintai Sumiati, sangat teramat sangat mencintainya...!!!
Selama aku masih hidup, selama itu pula aku akan berjuang untuknya, apapun yang terjadi aku tak akan pernah menyerah...!!!
Jika Tuhan mendengar janjiku, turunkan hujanmu wahai langit...!!!"

"Jedeerr... Deeerrr...!!!!"
Seketika petir menyambar dua kali keras sekali, dan hujan pun turun dengan derasnya.

Pramono tetap berdiri tenang di tengah sawah, melebarkan kedua tangannya dengan muka menengadah ke atas, sembari tersenyum menikmati tiap tetes air yang turun dari langit.
Lalu Sumiati berlari ke arahnya dan langsung memeluk  tubuhnya.

Mereka pun saling berpeluk erat di bawah guyuran sang hujan, menikmati derasnya air yang membasahi tubuh mereka.

"Aku percaya padamu mas, demikian juga aku, aku berjanji akan selalu mencintaimu sampai kapan pun..." ucap Sumiati dengan nada haru sembari tetap memeluk erat dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Pramono.

"Air hujan ini menjadi saksi betapa aku sangat menyayangimu Sum, aku berjanji akan berjuang untuk kebahagiaanmu, sampai kita benar-benar bersatu dan menua bersama...
Bahkan sampai salah satu dari kita harus menghembuskan nafas terakhir, entah itu kamu atau aku yang lebih dulu...
Tapi yang jelas saat itulah aku akan berada disampingmu, berpegang erat tangan kita dan saling menatap untuk yang terakhir kalinya..."

Begitulah janji mereka untuk tetap setia sehidup semati.

***

Tiga tahun Kemudian, Juli 1967. Mereka akhirnya lulus sekolah, setelah lulus Sumiati memilih untuk meneruskan pendidikan nya di jurusan keguruan, karena cita-citanya ingin mengabdi pada bangsa untuk menjadi guru, sementara Pramono memutuskan memilih untuk masuk akademi militer, karena ingin meneruskan perjuangan sang ayah yang juga tentara.

Dari sinilah benih-benih perpisahan itu bermula.

"Mas, kenapa kamu tetap ngotot ingin menjadi tentara...???
Kenapa gak bareng aku aja masuk sekolah keguruan...???
Biar kita bisa menjadi guru dan mengabdi untuk bangsa ini bersama-sama...
Bukankah kamu pernah berjanji tidak akan pernah meninggalkan aku mas...???" 
Sumiati berharap kekasihnya mau ikut bersamanya di jurusan keguruan.

"Percayalah Sum, aku tak akan pernah Meninggalkanmu...
Aku memilih jalan ini karena wasiat dari ayahku dulu, sebelum ayah gugur di medan perang melawan penjajah, beliau berpesan pada ibuku agar kelak anaknya bisa meneruskan perjuangannya menjadi seorang tentara...
Bukankah menjadi tentara juga termasuk berbakti pada bangsa dan negara, guru dan tentara adalah profesi yang sama-sama mulia Sum..."
Ucap Pramono meyakinkan kekasihnya sembari memegang kedua tangan Sumiati dan menatapnya dalam.

"Tapi aku gak ingin seperti ibumu yang kehilangan orang yang sangat dicintainya karena berjuang membela negara..." Sumiati menangis lalu memeluk Pramono.

"Heeyy... jangan nangis sayang, sekarang ini kita sudah merdeka lebih dari 20 tahun, gak mungkin penjajah itu datang lagi... jadi jangan khawatir yang berlebihan yaa..." Pramono meyakinkan Sumiati dengan senyum manisnya.

Dibalik penampilan garangnya, Pramono tetap mempunyai sisi wajah yang meneduhkan, hingga setiap kali Sumiati menatap wajah Pramono kegundahan hatinya pun mereda.

***

Waktu berjalan begitu cepat, empat tahun kemudian setelah mereka lulus dan masuk di profesi yang dicita-citakan, akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Mereka telah membuktikan, bahwa cinta mampu menyatukan mereka walau sisi pandang mereka jauh berbeda.

Tepat 26 maret 1972 mereka melangsungkan acara pernikahan dengan sederhana.
Dan beberapa bulan kemudian Sumiati pun mengandung anak pertama. Dan setelah lahir anak itu diberi nama Dirga Pranomo. Nama Dirga diambil dari kependekan kata Dirgantara, karena sang ayah berharap kelak anaknya mempunyai jiwa patriotisme yang tinggi.

***

Belum genap anaknya berumur satu tahun, tepat pada tahun 1975, pemerintah Republik Indonesia tengah melakukan operasi militer yang diberi sandi operasi Seroja di Timor Leste, melawan pasukan Fretilin (Front Revolusioner Independen Timor Timur) yang menginginkan kemerdekaannya.
Dan Pramono ditugaskan di daerah konflik tersebut, Timor Leste.

################################

Sebagai catatan:
Sejarah Timor Leste berawal dengan kedatangan orang dari Portugal pada awal abad ke-15 dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga.
Setelah terjadi beberapa bentrokan dengan Belanda, dibuat perjanjian pada 1859 di mana Portugal memberikan bagian barat pulau itu.
Pada tahun 1945 setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Timor Leste bagian timur masih tetap dibawah kekuasaan Portugal, sementara Timor Barat masuk wilayah Indonesia karena bekas jajahan Belanda.

Pada tahun 1975, ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste.
Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975.
Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa selama 3 bulan ketika terjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000 penduduk sipil (sebagian besarnya adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia).
Tak lama kemudian, kelompok pro-integrasi mendeklarasikan integrasi dengan Indonesia pada 30 November 1975 dan kemudian meminta dukungan Indonesia untuk mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan Komunis.

Ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975, FRETILIN didampingi dengan ribuan rakyat mengungsi ke daerah pegunungan untuk untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk ini kemudian mati di hutan karena pemboman dari udara oleh militer Indonesia serta ada yang mati karena penyakit dan kelaparan.

Setelah pertempuran sengit yang memakan waktu lama, pada akhirnya Fretelin berhasil dikalahkan. Timor Leste berhasil diambil alih dan namanya diubah menjadi Timor Timur yang menjadi propinsi ke 27 Republik Indonesia.

Namun setelah itu Ftetilin tetap melakukan serangan (dalam skala kecil) terus menerus. Dari yang sebelumnya perang terbuka beralih menjadi perang gerilya.
Hingga akhirnya pada tanggal 30 Agustus 1999 (setelah pemerintahan Soeharto tumbang dan digantikan Bj Habiebie) diadakan lah referendum, di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, dan mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia.
Dan setelah itu Timor Leste resmi menjadi negara yang merdeka dan mendeklarasikan Republik Demokratik Timor Leste.

Dikutip dari: https://id.wikipedia.org/


################################

Kembali ke cerita:
Setelah pasukan TNI mendarat di kota Dili, Pramono ditugaskan ke lokasi Gunung Matebean, salah satu gunung tertinggi di Tanah Lorosae, Timor Leste, untuk membantu pasukan lain yang nyaris kalah ketika sepertiga dari jumlah pasukan Indonesia tewas.

Karena pasukan Fretilin yang sangat menguasai medan, dan jumlahnya yang lebih besar, pasukan TNI mulai terkepung. Bahkan pasukan yang dipimpin Pramono yang berjumlah 30 personel hanya tinggal tersisa 5 personel saja.

Disuatu malam, saat Pramono dan rekan-rekannya bersembunyi di tengah hutan, saat hendak istirahat ternyata keberadaannya telah diketahui musuh, dan malam itu mereka telah terkepung. Tiba-tiba suara tembakan menghentak memecah kesunyian malam. Puluhan peluru keluar dari moncong senapan musuh, tembakan demi tembakan mengarah padanya. Seakan tak memberi kesempatan pada mereka untuk menyelamatkan diri.

"Deerr...!!! Deerr...!!! Deerr...!!! Boomm....!!!" tembakan dan suara dentuman bom terus bergantian menyerang mereka.

Pramono dan kawan-kawan kocar kacir tak karuan, suasana kacau balau tak beraturan.

"Deerr...!!!" tak disangka satu peluru menembus lengan kiri Pramono.

Ditengah kepanikannya, tanpa pikir panjang Pramono sebagai komandan kompi memberi intruksi kepada anggotanya.

"Haryo, kamu bersama Sutan, Toni dan Ridwan cepat lari ke atas bukit itu, dibalik bukit itu banyak tentara kita... biar aku sendiri menghalau mereka...!!!" perintah Pramono sembari memegang lengan kirinya yang berlumuran darah.

"Tapi Pram...??? Aku gak mungkin ninggalin kamu disini... sangat berbahaya...!!! Kita harus tetap bersatu" jawab Haryo sembari panik. Sementara suara tembakan ke arah mereka terus meledak tanpa henti.

"Justru itu, kalo kita tetap bersama, kita semua akan mati ditangan mereka...!!!
Biar aku yang menghalau mereka, biar aku yang mengecohkan mereka...
Sementara kalian ke atas bukit itu, aku akan mencoba lari ke lembahan ke arah sungai di bawah sana...
Mereka akan mengejarku, sementara kalian naik ke bukit itu jangan menyalakan apapun dan jangan menembak sama sekali, biar jejak kalian tak terlacak...!!!" Pramono menjelaskan tak-tiknya sembari membalas tembakan kearah musuh.

"Deerr...!!! Deerr...!!! Deerr...!!! Boomm....!!!" tembakan dan suara dentuman bom terus bergantian menyerang mereka.

"Ayoo...!!! Serang mereka...!!! Mereka yang menjajah tanah kita, kita harus habisi mereka...!!!" teriak sang komandan pasukan Fretilin dengan bengis.

"Go...!!! Go...!!! Go...!!! Go...!!! Lakukan perintah sesuai tak-tik kita... cepat Haryo cepat...!!!" Pramono terus berteriak.

"Tidak Pram, lebih baik kami mati bersama dari pada membiarkanmu mati dikepung mereka...!!!" jawab Haryo sembari tetap membalas tembakan musuh.

"Bodoh, lebih baik mati satu untuk menyelamatkan yang lain dari pada semua mati sia-sia disini...!!!" jelas Pramono di tengah kepanikan.

"Tapi Pram...!!!???" Haryo memotong pembicaraan.

"Ini perintah...!!! Saya komandan kalian... cepat ikuti perintah...!!!" gertak Pramono.

"Lebih baik kami mati bersamamu Pram, aku bangga bisa mati bersamamu sebagai prajuritmu...!!!" ucap Toni yang sedari tadi fokus membalas tembakan lawan sambil bersembunyi dibalik pohon besar.

Sesaat semua terasa hening, walaupun sebenarnya musuh masih terus menembak dan menyerang. Pramono terharu mendengar ucapan kawan-kawannya yang rela mati bersama. Mereka saling memandang satu sama lain, seakan tak lagi menghiraukan tembakan musuh. Semua seakan siap mati ditempat itu.

"Deerr...!!! Deerr...!!! Deerr...!!! Boomm....!!!" tembakan dan suara dentuman bom terus bergantian menyerang mereka. Namun mereka seakan tak memperdulikannya.

"Tidak kawan, kalian tidak akan mati disini... 
Lihat darahku sedari tadi telah tertumpah disini, ini menandan di tanah ini akan menjadi kuburanku...
Kalian harus tetap selamat, sebagai tentara aku bangga jika mati di medan perang..." ucap Pramono penuh semangat juang.

Mendengar itu, mereka seakan tak menghiraukan tembakan dan dentuman yang menyerang mereka, mereka seakan kagum pada sosok Pramono, seorang komandan yang rela mengorbankan jiwanya demi keselamatan prajuritnya.

"Oiya Haryo, jika kamu pulang nanti, titip salam buat istri dan anakku, katakan pada mereka bahwa aku sangat menyayangi mereka...
Jaga mereka baik-baik...!!!" ucap Pramono dengan mata yang berkaca-kaca.

Sesaat Haryo terdiam, dia tak tau apa yang sahabatnya ucapkan, dia hanya merasa itu adalah permintaan terakhirnya, dan tanpa sadar air matanya menetes tak tega meninggalkan sahabatnya harus mati ditempat ini.

Disaat kebekuan itu, tiba-tiba "Booomm...!!!" sebuah granat meledak tepat di dekat mereka.

"Ayoo cepat kalian pergiii...!!!
Go...!!! Go...!!! Go...!!!" teriak Pramono memberi intruksi.

"Tapi Pram...!!!???" jawab Haryo.

"Tidak ada tapi-tapian, aku komandanmu, lakukan perintah cepat...!!! Cepatt...!!!" perintah Pramono membentak. Lalu dia berdiri bergegas lari menuruni lembah sembari menembaki musuh.

"Deerr... deerr... deerr... deerr... deerr... deerr..." Pramono membabi buta memberondong ke arah musuh.

Sementara Haryo dan rekan-rekannya terpaku membisu melihat aksi heroik dari sang komandannya, hingga tak terasa mereka semua meneteskan air mata, lalu mereka berlari ke atas bukit tanpa melepas tembakan satupun. Mereka berlari merunduk menembus semak belukar menerobos pekatnya malam.

Sementara pasukan Fretilin terus mengejar ke arah tembakan Pramono. Mereka mengira musuhnya lari ke lembah. Dan akhirnya Haryo dan ketiga rekannya selamat dari kejaran pasukan musuh. Ini membuktikan strategi Pramono berhasil.

***

Sesampainya di atas bukit, Haryo dan ketiga kawannya istirahat, menyaksikan pasukan Fretilin menyerbu komandannya dengan berondongan peluru dan denduman granat. Mereka berempat menangis haru tak tega membayangkan nasib komandan sekaligus teman seperjuangannya.

"Selamat jalan kawan, kami bangga pernah mengenalmu, kamu adalah perwira tertangguh yang pernah kami kenal, sesungguhnya kamu tidak mati sia-sia..." ucap Haryo lirih sembari menahan tangisnya.

Lalu mereka meneruskan perjalanannya naik turun bukit dengan sikap siaga. Setelah pejalanan lama, menjelang pagi akhirnya mereka sampai di camp pasukan TNI, mereka pun disambut hangat oleh beberapa prajurit di sana, setelah istirahat dan mendapat pertolongan medis, mereka menceritakan kejadian mereka saat dikepung pasukan musuh dan semua yang ada disana tertunduk mendengar cerita heroik sang komandan kompi yang rela mengorbankan jiwa raganya.

"Selamat jalan kawan... semoga kamu tenang di alam sana... pengorbananmu tak akan pernah kami lupakan..." semua pasukan mengheningkan cipta.


Tahun 1976 setelah pertempuran berkecamuk, pasukan TNI kewalahan dan terkepung oleh pasukan Fretilin, atas alasan keamanan camp-camp di daerah pedalaman akhirnya ditarik mundur dan pasukan TNI hanya menguasai pusat-pusat kota, sementara daerah-daerah pedalaman masih dalam kekuasaan Fretilin.

November 1976 beberapa prajurit ditarik mundur untuk dipulangkan, untuk istirahat mengobati trauma setelah berbulan-bulan melakukan pertempuran sengit, dan Haryo juga ikut dipulangkan dalam rombongan itu.

***

Setelah sampai di Jawa dan tiba di maskas besar Yonif 407 Wonopringgo Pekalongan, Haryo langsung bergegas menghampiri rumah Sumiati, untuk menyampaikan kabar tentang suaminya yang gugur di medan perang.

Mendengar kabar itu, Sumiati langsung tersungkur tak kuasa menahan tangisnya. Sumiati berteriak histeris dan tak sadarkan diri.

Inilah alasan kenapa saat lulus sekolah dulu Sumiati melarang kekasihnya menjadi tentara, inilah alasan kenapa dia ingin kekasihnya menjadi guru sepertinya, karena dia benar-benar takut seperti ibunda Pramono yang ditinggal orang yang sangat disayanginya gugur di medan perang. Dan saat ini dia merasakan hal yang sama dengan ibu mertuanya itu.
Namun semua ini sudah terlanjur terjadi.

***

Berhari-hari Sumiati mengurung diri di kamarnya, banyak kerabat, teman dan saudara yang datang menjenguknya, tapi guratan-guratan kesedihan masih menghiasi wajah Sumiati. Kehilangan orang yang sangat disayangi sungguh-sungguh sangat menyiksa batinnya.

Apalagi saat Dirga Pramono buah hati mereka mulai belajar bicara, "papah" ucapan polos dari anaknya sungguh membuat hatinya semakin teriris, bagaimana tidak bocah satu tahun itu mulai belajar bicara dan kata  "papah"  adalah kata yang sering diucapkannya, sementara sosok yang disebut-sebut sang anak sudah pergi jauh meninggalkan mereka berdua.

Tapi bagaimanapun juga, Dirga satu-satunya yang bisa menghibur saat Sumiati benar-benar merindukan sosok suaminya.
Yaa, cita-citanya hanya satu, mendidik Dirga hingga besar dan menjadi anak yang berbakti pada bangsa dan negaranya seperti yang dicita-citakan suaminya.

***

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun pun berganti, sebagai wanita normal hari-hari Sumiati merasa kesepian, apalagi setelah Haryo sering datang untuk menjenguk keadaan mereka, karena Haryo juga mendapat wasiat terakhir sahabatnya untuk menjaga Sumiati dan Dirga.

Lambat laun hati Sumiati mulai terbuka untuk memulai lembaran baru, dan Sumiati pun mulai tertarik dengan kebaikan Haryo, apalagi sebenarnya Haryo sedari masih SMA sudah menyimpan rasa cinta pada Sumiati, namun pada waktu itu Sumiati hanya mencintai Pramono.
Mungkin alasan itulah mengapa Haryo sampai saat ini belum menikah.

"Jadi itu alasan kamu sampai sekarang masih melajang mas...???" tanya Sumiati yang mulai akrab dengan Haryo.

"Iya Sum, jujur dari dulu aku sangat sayang sama kamu, tapi aku sadar kapasitasku, aku gak mungkin merebutmu dari Pramono sahabatku sendiri...
Karena bagiku cinta adalah sebuah ketulusan dan keikhlasan..." jawabnya sembari menunduk dengan mata yang berkaca.

"Jika kamu ada hati sedikit saja untukku, aku sangat senang Sum...
Bukan maksud aku lancang, tapi aku benar-benar serius ingin menikah denganmu...
Aku memang tak sehebat dia Sum,
Tapi aku siap menjadi suamimu dan selalu menjagamu Sum..." tambahnya lagi meyakinkan.

"Aku belum bisa mas, aku masih ingin sendiri dulu entah sampai kapan aku tak tau... walau sebenarnya kadang aku merasa kesepian dan butuh sosok pendamping lagi..." ucap Sumiati lembut dengan mata menerawang ke langit.

"Aku ngerti Sum, tapi aku akan menunggumu sampai kapanpun Sum, karena aku benar-benar sayang sama kamu Sum..." jelas Haryo sembari menggenggam tangan Sumiati. Dan Sumiati pun merasakan kehadiran sosok baru dalam hidupnya setelah mengenal lebih dekat dengan Haryo.

***

Beberapa bulan kemudian akhirnya Sumiati memutuskan untuk mau menerima cinta dari Haryo. Dan mereka pun melangsungkan upacara pernikahannya.

Akhirnya hari-hari Sumiati kembali berseri, ada kebahagiaan yang mengisi ruang hatinya, bahkan ternyata Haryo sosok yang sangat baik dan perhatian, dia tak hanya mencintai dirinya tetapi juga menyayangi Dirga anak dari suaminya dahulu. Walau sebenarnya dia takut jika sewaktu-waktu Haryo kembali diterjunkan ke medan perang.

***

Hampir satu tahun telah berlalu, kini Sumiati tengah mengandung anak dari Haryo. Merekapun sangat bahagia dan tengah menyiapkan kehadiran buah hatinya.

Disela-sela kebahagiaannya, suatu hari ada yang mengetuk pintu rumahnya.
Sumiati pun bergegas membuka pintu, alangkah terkejutnya dia saat melihat sosok yang berdiri di depan pintu itu, sosok yang selama ini telah dianggapnya telah hilang. Kini hadir kembali di hadapannya.

Yaa, dialah Hardi Pramono suami yang dulu sangat dicintainya kini kembali ada di hadapannya.
Suami yang dianggapnya telah gugur di medan perang ternyata dia masih hidup dan kini hadir di depan matanya.

"Mas Pram...???" ucap Sumiati terkejut luar biasa, antara tidak percaya apakah ini nyata atau hanya fatamorgana, bahagia, takut, canggung, sedih dan haru. Semua campur aduk dalam dirinya.

Sekejap Sumiati ingin memeluknya tapi dia ingat bahwa dia sudah bersuamikan Haryo. Sementara Pramono begitu bahagianya dapat melihat Sumiati kembali dan langsung memeluknya.

Tapi alangkah kagetnya dia, saat mengetahui orang yang dicintainya tengah hamil tua.

"Apa yang terjadi Sum...???" tanya Pramono dengan wajah terheran.

Seketika tangis Sumiati pecah, Sumiati menangis histeris langsung merobohkan tubuhnya, berlutut di hadapan Pramono.

"Maafin aku mas... maafin aku...
Aku mendapat kabar bahwa kamu telah gugur di medan perang, aku sangat sedih mas, aku sangat terpukul...
Hampir dua tahun aku bertahan sendiri berjuangan untuk membesarkan anak kita, tapi bagaimanapun juga anak kita butuh sosok ayah mas...
Hingga akhirnya aku putuskan nenikah lagi dengan Haryo mas...
Maafin aku mas... maafin akuuu...." Sumiati mengangis sesunggukan.

Mendengar itu hati Pramono hancur berkeping-keping, seakan dia juga ingin merobohkan tubuhnya. Namun dengan sekuat tenaga menahan tangisnya. Lalu kedua tangannya memegang bahu Sumiati dan mengajaknya berdiri.

"Kamu tidak bersalah Sum, sama sekali tidak bersalah...
Keadaanlah yang memaksa kita begini..."
Ucap Pramono menenangkan sembari memapah Sumiati masuk dan duduk disofa depan.

Tak berapa lama Haryo datang dari dalam.
"Pramono...???" ucap Haryo terheran dan sangat senang. Lalu ia lari mendekat.

Tapi saat melihat Sumiati menangis sesunggukan, dan menyadari semua yang terjadi lantas Haryo terpaku dan hanya menundukan kepala.

"Maafkan aku Pram..." ucap Haryo menunduk.

"Apanya yang perlu dimaafkan...???
Dalam hal ini tak ada yang bersalah..." jawab Pramono bijak, menyembunyikan kesedihannya, agar terlihat tetap terlihat tegar. Walau sebenarnya dalam hatinya hancur lembur berantakan.
Lalu Pramono mendekat dan memeluk sahabatnya itu.

"Kau tetap sahabatku Haryo, kau yang mampu menjaga Sumiati, tolong bahagiakan dia...
Mungkin kau yang ditakdirkan untuk menjadi penjaga hatinya..." ucap Pramono dengan nada menahan tangis.
Haryo pun tak kuasa menahan tangis.
Sementara Suniati hanya bisa tertunduk menangis di sofa itu.

"Sekali lagi maaf Pram, aku sungguh tak menyangka kamu berhasil selamat dari pertempuran itu..." ucap Haryo terheran.

"Ceritanya panjang Har..." ucap Pramono menunduk, seakan tak mampu membayangkan tragedi yang menimpanya.

Sesaat semua diam, seakan hening memberi jeda bagi mereka.
Lalu Pramono berusaha mengangkat wajahnya berusaha menceritakan kejadian demi kejadian yang dialaminya.

"Begini ceritanya Har..."
Pramono mencoba menceritakan awal trgedi itu.

============BERSAMBUNG=============

Kisah Selanjutnya KLIK DISINI


Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

73 comments:

  1. Replies
    1. Hehhee...
      Monggo dilanjut lagi ceritanya sampai ending... :D

      Delete
    2. Cerpen yg bagus,, sangat mnyentuh hati,,

      Delete
    3. teringat kakak yg juga pernah bertugas di sana, meski dgn cerita lainnya...sungguh heroik...apa masih ada yg demikian....pahlawan pramono....

      Delete
    4. tunggu edisi berikutnya. Namun sedikit komentar atas tahun dan tempat 1976 pasukan INdonesia belum sampai ke Gunung Matebian. Pasukan indonesia menguasaun gunung matebian sekitar bulan setember atau outober 1978.

      Delete
  2. Replies
    1. wah memang kyk saya..sewaktu ku tinggal tugas di papua...

      Delete
    2. Kapan tembak2anna kalau perang nggak ada tembakan namanya perang bisik2 saja dong

      Delete
  3. Semangat Dan terharupun ada, pokoknya mantaplah

    ReplyDelete
  4. Terimakasih buat yg sudah membaca sampai ending...
    Karena inti dari cerita ini ada di endingnya... :)

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. Hehhee... makasih...
      Tapi monggo dilanjut ceritanya sampai ending, coz inti cerita ada di endingnya... :)

      Delete
  6. wadahhhhhhhhhh kok pke bersambung sih, lanjutiiinnnnnnnn, sampe terharu bacanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya kalau dibikin satu halaman terlalu panjang... hehehee...
      Monggo dilanjutt sampai ending... :D

      Delete
  7. hatiku hancurr, ku terhenyak, terdiam dan membatin... hehehe mantap!

    ReplyDelete
  8. Sampe nanggis2 nihhh cerita nya 😂

    ReplyDelete
  9. sangat luar biasa ceritanya, sangat menyentuh hati.

    ReplyDelete
  10. Keren banget....nangis dari awal sampe ahir....super bgt pokokny

    ReplyDelete
  11. Terharu... lanjutkan ceritanya dong

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk kelanjutan ceritanya silahkan klik link diatas....
      Dibawah tulisan BERSAMBUNG...

      Delete
  12. Untuk kelanjutan ceritanya silahkan klik link diatas....
    Dibawah tulisan BERSAMBUNG...

    ReplyDelete
  13. keren, luar biasa....memberikan motivasi untukku

    ReplyDelete
  14. Replies
    1. Caranya:
      Dibawah tulisan BERSAMBUNG, tepatnya dibawah tulisan diposkan oleh, disitu ada beberapa logo, seperti masanger, blogger, tweeter, facebook dll...
      Silahkan klik salah satunya, kalau mau share di fb silahkan klik logo facebook...

      Selamat meng'share... :)

      Delete
  15. Bagus ni ceritanya, boleh juga bikin filmnya...

    ReplyDelete
  16. Keren Banget mas ceritanya (Y)
    izin share ya ;)

    ReplyDelete
  17. wow ceritanya menarik kak.. kalau ingin tahu tentang cara membuat web yukk disini saja.. terimakasih.

    ReplyDelete
  18. Nice ceritanya... haru biru pilu menyanyat sekaligus menngugah jiwa patriotisme, luar biasa udah difilmkan belum ya kalau sudah dengan judul apa dan kapan kalau belum semoga para sineas Negeri ini segera tergugah jiwa patriotismenya dan segera mengangkat kisah ini ke layar lebar, agar kita punya kebanggaan dengan para tentara kita jgn melulu kita di cekoki dengan kisah heroik tentara" barat yng penuh propaganda. #NKRIHARGAMATI #CINEMAINDONESIA

    ReplyDelete
  19. amazing
    mudah2an ceritanya bsa dbuat film...

    ReplyDelete
  20. izin share ya gan. . .
    terharu. . .

    ReplyDelete
  21. ini jangan" letingannya bapak ku...operasi seroja juga...tpi beda batalyon...bpk ku batalyon 612...saat itu pimpinan soeharto...pangkatnya mayor

    ReplyDelete
  22. hhuuuaaaa mau nangis baca critanya... sdih n mnyentuh bngt ������

    ReplyDelete
  23. gilaa ceritanya sangat menyentuh mas, bisa nangis baca ceritanya, sedih sangat menyentuh banget

    ReplyDelete
  24. nih cerita dah ad filmnya blom??
    kalau blum filemin donk....
    #Toliz

    ReplyDelete
  25. Ini baru keren,,, warrrbiaza..
    Gak kayak film ee'disitu. Ora mutu

    ReplyDelete
  26. Sangat menyentuh, saya terharu membaca kisah pejuang seroja Letnan Hardi Pramono, Salam Hormat Buat beliau

    ReplyDelete
  27. Yon 407 PadmaKusuma di tegal bkn di peklongan. Hrsnya cari nama yon fiktif aja.matur nwn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di pekalongan ada itu kompi senapan C,karena saya juga berdinas di yonif 407

      Delete
  28. Gan bagus kisahnya. Jika mau, saya bantu buatkan visual cerpennya. Contohnya seperti ini gg.gg/vn-kedua
    Contact me www.facebook.com/aliishaq

    ReplyDelete
  29. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  30. Kok semudah itu Pramono melepas istrinya???? (Tapi blm baca lanjutannya)

    ReplyDelete
  31. Saya search di google kok gak ada atas nama Letnan Hardi Pramono??

    ReplyDelete
  32. Benar benar menyentuh...saya sebagai istri prajurit bisa merasakan apa yg dirasakan tokoh2 cerpen itu....sampe nangis bacanya...karna baca pakai hati dan perasaan....Semangat terus para prajurit indonesia...

    ReplyDelete
  33. Pearl harbor rasa nusantara.

    ReplyDelete
  34. Seru juga ! tapi kayaknya Tiru Negara luar dhee kalau nga salah Jerman punya Cerita yg sama nhiii. tntng cerita ini

    ReplyDelete
  35. seruu ceritanya, mampir ya ke phugaword.blogspot.com

    ReplyDelete
  36. Alur cerita ringan (sedikit maksa) tapi kalau di perbaiki, di kembangkan lagi jadi novel.. Bakal jadi best seller jika naik cetak. Cerita makin kuat di bagian akir. Saran: kalau hanya set percintaan romantis sudah biasa, kalau di gali di bagian sejarah SEROJANYA saya yakin tambah asik. Selain itu, d epilog ad catatan yg menerangkan, perang apapun misinya tetap tidak mengenakkan. Keras, yg ada di bunuh atau membunuh. Namanya Perang walau ada Hukum (etika) perang, naluri bertahan dan membunuh pasti lebih besar dari acuan HUKUM PERANG.

    ReplyDelete
  37. Izin Share, mas. Kalau di buat filmnya lebih mantab lagi

    ReplyDelete
  38. sumpah, ini cerpen pertama kali yg pernah saya baca sampe harus berimajinasi dan tak mudah utk dilupakan *atas setiap bait nya. super nice (Y), tetapi ada 1 hal pertanyaan yg membuat saya bertanya-nya. apakah nama yg bapak cerita kan diatas memang nama yg sebenarnya? terimakasih sebelumnya. :)

    ReplyDelete
  39. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  40. Mungkin film pearl harbour terinspirasi dri cerpen ini.. Hehe

    ReplyDelete
  41. Sangat menyentuh hati mas... Semoga bisa setegar tokoh yang anda ceritakan.. terima kasih mas untuk wawasan dan pengalaman yang baru ini.. sangat terinspirasi dr cerpen anda... ijin share :-)

    ReplyDelete
  42. Demi apa gw nangis sesenggukan baca cerita ini 😭😭😭😭😭

    ReplyDelete
  43. Gabung Bersama kami di Betpulsa,net
    Daftar di Betpulsa,net Dan mainkan Ratusan Game Dalam 1ID
    Situs Paling Terpercaya Betpulsa
    Menangkan Bonus Jutaan Rupiah Setiap Harinya
    Jaminan Kemenangan Bergaransi.
    AYO SEGERA BERGABUNG DAN BUKTIKAN SENDIRI

    Games Yang Tersedia Antara Lain :
    * SPORTSBOOK
    * POKER
    * LIVE CASINO
    * IDN LIVE
    * BLACK JACK
    * SLOT ONLINE
    * SABUNG AYAM S128

    Promo di Betpulsa :
    * Min Depo 25 K
    * Min WD - 50 K
    * Bonus New Member 15%
    * Next Deposit 10%
    * Bonus Harian 5%
    * Bonus Naik Level
    Dan Masih Banyak Bonus Lainnya.
    * Deposit Via Pulsa Tanpa Potongan Rate 100%
    * Deposit dan Withdraw 24 jam Non stop tanpa kendala
    * Proses Deposit & Withdraw Tercepat
    * Jaminan Jackpot 100% Dan Mudah Cair
    * Livechat 24 Jam Online
    * Segera Bergabung Di Betpulsa,net
    * Untuk Info Lebih Lanjut Bisa Hubungi CS Kami

    ## Contact_us ##
    WHATSAPP : 0822 7636 3934

    ReplyDelete

recent posts