Situs megalitikum Gunung Padang adalah sebuah situs peninggalan peradaban nenek moyang kita yang hidup di era megalitik atau biasa disebut jaman batu besar.
Yaitu dimana pada masa itu peradaban manusia sudah berkembang dan sudah bisa membuat bangunan dari batu dalam ukuran besar, yang menurut penelitian hidup di jaman 5000 - 2500 SM.
Di era ini manusia sudah mengenal bercocok tanam dan membentuk suatu kelompok yang lebih besar.
Oiya saya disini tidak akan membahas tentang sejarah ataupun soal penelitian, karena memang itu bukan bidang saya.
Kali ini saya akan membahas atau mereview sebuah perjalanan wisata ke situs Gunung Padang ini.
Oke kita mulai reviewnya, jika hendak melancong ke situs megalitikum ini, kita bisa menggunakan opsi transportasi yaitu via kereta api, angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Jika kita hendak menggunakan jasa angkutan kereta api dari jakarta kita bisa naik KRL jurusan Bogor, dari bogor dilanjut ke Cianjur, dan dari Cianjur naik kereta Siliwangi dengan rute perintis Sukabumi-Cianjur dan kita turun di stasiun Lambegan, dari Lambegan dilanjut naik ojek menuju lokasi situs Gunung Padang.
Namun karena perjalanan saya kemaren menggunakan kendaraan pribadi yakni sepeda motor maka saya akan mengulas rute perjalanan via jalur jalan raya.
Jika dari Jakarta terlebih dahulu kita menuju kota Bogor, dari Bogor ambil rute ke jalur puncak dan menuju Cianjur. Setelah melewati kecamatan Warungkondang akan ada plang petunjuk arah, ambil kiri ikuti jalan tersebut dan kita akan sampai di lokasi.
Yaitu dimana pada masa itu peradaban manusia sudah berkembang dan sudah bisa membuat bangunan dari batu dalam ukuran besar, yang menurut penelitian hidup di jaman 5000 - 2500 SM.
Di era ini manusia sudah mengenal bercocok tanam dan membentuk suatu kelompok yang lebih besar.
Oiya saya disini tidak akan membahas tentang sejarah ataupun soal penelitian, karena memang itu bukan bidang saya.
Kali ini saya akan membahas atau mereview sebuah perjalanan wisata ke situs Gunung Padang ini.
Oke kita mulai reviewnya, jika hendak melancong ke situs megalitikum ini, kita bisa menggunakan opsi transportasi yaitu via kereta api, angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Jika kita hendak menggunakan jasa angkutan kereta api dari jakarta kita bisa naik KRL jurusan Bogor, dari bogor dilanjut ke Cianjur, dan dari Cianjur naik kereta Siliwangi dengan rute perintis Sukabumi-Cianjur dan kita turun di stasiun Lambegan, dari Lambegan dilanjut naik ojek menuju lokasi situs Gunung Padang.
Namun karena perjalanan saya kemaren menggunakan kendaraan pribadi yakni sepeda motor maka saya akan mengulas rute perjalanan via jalur jalan raya.
Jika dari Jakarta terlebih dahulu kita menuju kota Bogor, dari Bogor ambil rute ke jalur puncak dan menuju Cianjur. Setelah melewati kecamatan Warungkondang akan ada plang petunjuk arah, ambil kiri ikuti jalan tersebut dan kita akan sampai di lokasi.
Setelah dari pertigaan kita akan melewati jalan yang cukup bagus karena baru saya dibeton. Dari pertigaan tadi untuk sampai di lokasi memerlukan waktu sekitar 1 jam 30 menit perjalanan santai.
Keadaan jalan dari pertigaan menuju situs |
Oiya sebagai patokan, setelah berjalan sekitar satu jam mengikuti jalan antar kecamatan ini, kita akan akan menemui pertigaan di sebelah kiri jalan, tapi jika kita tidak ngeh kita akan mbeblas ke stasiun Lampegan (karena pertigaannya membentuk hurif Y).
Jadi jika kita menemui stasiun Lampegan ini berarti kita sudah kebablasan, sebaiknya putar balik sekitar 200 meter sampai menemui pertigaan menuju gunung Padang.
Stasiun Lambegan |
Tetapi sebenarnya jika kesini tak perlu khawatir karena disepanjang pertigaan pasti ada plang petunjuk arah. Dan di perjalanan ini kita juga akan melewati perkebunan teh yang sangat asri.
Plang petunjuk arah |
Hingga mendekati lokasi juga banyak terdapat plang petunjuk arah |
Yap, setelah perjalanan yang sangat melelahkan akhirnya kita akan sampai di lokasi yang kita tuju. Sesaat sebelum memasuki kawasan ini kita akan menemui gapura selamat datang, lalu didepan area situs terdapat tempat parkir yang cukup luas yang mampu menampung sekitar 10 mobil dan 50an motor.
Di dekat parkir juga banyak deretan warung makan dan toilet umum. Jadi sesampainya disini gak ada salahnya istirahat dulu di warung-warung sekitar area parkir.
Area parkir yang cukup luas |
Setelah kita istirahat perjalanan dilanjutkan mendaki ke puncak situs Megalitik Gunung Padang, namun sebelum memasuki area situs jangan lupa beli tiket dulu agar tal dicap sebagai pengunjung ilegal. Hehee...
Loket pembelian tiket |
Harga tiket masuk ke situs megalitikum Gunung Padang |
Oke, setelah membeli tiket kita akan memasuki gerbang kecil sekaligus tempat pemeriksaan tiket masuk. Lalu perjalanan dilanjutkan mengikuti jalan setapak yang cukup adem namun dengan trek menanjak curam. Tapi kelebihannya jalan setapak ini sudah ditata membentuk anak tangga yang disertai pegangan. So, walaupun agak ngos-ngosan setidaknya perjalanan lebih safety.
Pose sebelum memasuki area situs |
Trek menuju situs Gunung Padang |
Setelah berjalan mendaki sekitar 10 menit kita mulai menemui plang-plang peringatan dan informasi tentang Gunung Padang ini. Yang juga menandakan kita akan segera sampai di lokasi situs megalitikum Gunung Padang.
Plang peringatan |
Sesaat di lokasi yang pertama kita temui adalah tataman batu balok-balok besar sebagai pondasi atau tepian situs, lalu kita melangkah lagi memasuki dalam area situs atau area datar pertama yaitu punden berundak dibagian pertama. Lokasi ini cukup luas yang terdiri area lapang yang ditengah-tengahnya tersapat tatanan batu yang berbentuk menyerupai tempat pemujaan yang dikelilingi batu-batu berdiri (bisa liat difoto).
Yang disampingnya dapat tumpukan batu yang membentuk kubah dan di area datar ini juga terdapat pohon yang cukup rindang.
Tepian situs Gunung Padang |
Area punden pertama |
Punden pertama jika dilihat dari atas |
Dari area datar pertama ini kita lanjutkan mendaki ke punden berundak selanjutnya, dari sini juga terkihat tepian punden berundak senlanjutnya berupa tatanan batu balok yang cukup rapi tinggi menjulang. Dan perlu diketahui balok batu ini menurut penelitian merupakan batu columnar join yang terbentuk oleh proses alam. Jadi menurut peneliti gunung padang ini dibentuk oleh peradaban masa lampau dengan menggunakan batu dari alam bukan pahatan manusia.
Trek menuju punden berundak ke dua |
Dan dibawah ini saya sertakan foto saya saat berada diarea yang saya maksud dengan melepas alas kaki.
Area wajib lepasalas kaki |
Seperti biasa iklan BATIK BINZAH |
Di area datar ke dua ini terdapat beberapa balok batu yang ditata berdiri yang konon pada masa dahulu dipakai sebagai alat musik. Disini pula kita bisa menikmati pemandangan dengan sudut 360° secara full meliputi pegunungan-pegunungan disekeliling gunung Padang ini.
Oiya disini (dipohon yang sangat rindang ini) sangat cocok untuk bersantai-santai ria sembari menikmati segelas kopi, masalah kopi jangan kuatir karena di area ini banyak pula warung-warung kecil penjaja kopi dan makanan ringan.
Ngupi dulu |
Santai sejenak menikmati pemandangan |
Oiya dari area datar ke dua ini untu ke area punden berundak selanjutnya tidak terlalu tinggi hanya sekitar dua atau tiga anak tangga, dan kalau tidak salah jumlah area datar disini atau punden berundak semuanya berjumlah 6 tanah datar.
Untuk lebih jelasnya saya sertakan foto saya yang saya ambil dari gardu pandang sebagai berikut dan sketsa gunung padang yang saya ambil dari google.
Punden berundak-undak jika dilihat dari atas gardu pandang |
Sketsa imajinatif diambil dari google |
Terimakasih sudah membaca dan selamat bertualang...!!!!
*****
Oiya untuk review perjalanan yang lebih real, silahkan tonton video berikut ini:
*********************************
*********************************
Baca juga cerpen tentang petualangan:
Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah
0 comments:
Post a Comment