[Cerpen] Pendakian Terindah Gunung Ciremai #1

Diangkat dari kisah nyata


Nama gue Refli Ardiansyah, tapi gue biasa dipanggil Ambonk, gue bukan orang hebat atau orang yang sok hebat, gue cuma pemuda biasa yang menjalani hidup gue apa adanya. Dan kali ini gue bukan untuk bercerita tentang hal yang muluk-muluk, tapi gue cuma ingin bercerita tentang perjalanan gue mengenal Indonesia dari dekat dan menikmati keindahannya lebih dekat, dan sekaligus ini adalah perjalanan gue mengenal apa itu cinta.

Dan karena itulah, cerita ini gue kasih judul Pendakian terindah.

Cerita ini berawal saat gue dan temen-temen berencana ingin ngadain reonian, setelah diskusi yang panjang akhirnya kami putuskan untuk melakukan perjalanan pendakian gunung Ciremai, karena menurut temen-temen, perjalanan ini bakal menjadi perjalanan yang seru dan menyenangkan. Dan juga menurut abang gue, yang lebih dulu pernah ke gunung itu beberapa tahun yang lalu, gunung ini adalah salah satu gunung terindah yang pernah didakinya. Dan dari cerita itu gue semakin penasaran, dan jiwa petualang gue makin tertantang.

Setelah jauh-jauh hari menyiapkan perbekalan, terutama latihan fisik beberapa minggu sebelumnya, dan kini tibalah hari yang ditunggu-tunggu.

***

Sabtu, 15 agustus 2015. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, tepat pukul 22.00wib gue sudah stanby di titik kumpul yang telah disepakati bersama, tapi sayangnya sudah 15 menit gue disini ternyata dari ketujuh temen-temen gue, tak satupun yang sudah menampakkan batang hidungnya.

Setelah ditunggu cukup lama, akhirnya gue telpon temen gue untuk mastiin keberangkatannya.

"Woy bray, bijimane nih rencananya, kok belum pada nongol siih lu lu pade...???" Ucap gue dengan nada setengah ngomel-ngomel karena saking sebelnya menunggu lama.

"Sabar bos, gue lagi dijalan nih kena macet... Jangan kuatir kita udah di bus nih, mungkin sekitar 20 menitan nyampe..." Jawabnya enteng.

"Buset daah lama amat lu bray... Gue udah jamuran disini, udah ky' preman terminal nih, udah kusut nih muka ane.." Ucap gue lagi.

"Hahahaa... Ky' gak tau jam karetnya anak Endonesah aja lu Bonk... Oke deh, biar lu gak berasa lama, temen gue yang katanya mau gabung ama kita, katanya udah sampai di terminal juga bray, ntar gue smsin nomer hp nya aje yee.. Do'i cewek cantik bray dijamin lu suka deh..." Jawab Aldi sok memberi solusi.

"Dalam kondisi ky' gini gue gak peduli cewek ato cowok bray, yang penting lu lu pade cepet sampe sini trus kita berangat..." Jawab gue sewot.

Setelah Aldi mengirim sms no hp temennya yang mau gabung, dan gue hubungi tuh anak, akhirnya kita ketemuan tepat di pintu keluar terminal Kampung Rambutan ini.

Seperti yang Aldi bilang, do'i lumayan cantik dan baik lagi. Cuma gue amang udah sewot dari sebelumnya, jadi gak ngaruh buat hati gue.

Tepat jam 11 malem rombongan temen-temen gue baru pada dateng, tanpa basa-basi dan berbincang-bincang lama, kamipun langsung membeli tiket bus dan langsung memulai perajanan menuju terminal Cirebon.

Perjalanan kami lalui sungguh sangat menyenangkan, dari balik jendela gue menikmati pemandangan jalanan pantura, setiap jengkalnya gue nikmati sepetuh hati, hingga tak terasa gue terlelap dalam bangku bus yang sempit ini.

***

Tepat jam 4 dini hari kami sampai di terminal Harjamukti Cirebon dan saat menurunkan barang bawaan insiden pertama dalam perjalanan ini terjadi, cerriel gue yang isinya tenda dari minjem ternyata gak ada bro..!!! bisa dipastikan cerriel gue pasti kebawa rombongan lain yang tadi satu bus sama gue, dan mereka tadi turun dijalan sebelum masuk ke terminal karena mau mendaki via Palutungan.

Kejadian ini sungguh membuat semangat gue ngedrop seketika, rasanya gue enggan meneruskan perjalanan ini.

"Ayoo dunk Bonk, jangan terlalu dipikirin, gue yakin cerriel lu bakal balik lagi, gue yakin pendaki itu pasti gak sengaja ngambil carriel lu.." Ucap temen gue.

"Gimana gak stres bro, itu cerriel isinya perlengkapan gue semua, apalagi itu ada tenda, dari minjem temen abang gue lagi... Gimana gue jelasinnya ntar...???" Jawab gue putus asa.

"Yaudah yang penting kita berdo'a aja, moga cerriel lu bisa balik lagi, tapi untuk saat ini kita kudu tetep nglanjutin perjalanan ini...
Gak mungkin gara-gara insiden ini kita batal mendaki...
Masalah baju lu mungkin kita-kita bisa minjemin, dan masalah tenda kita kan bawa tenda 3 jadi saat ini kita masih ada 2 tenda, cukuplah buat bersepuluh" Ucap Sapot bijaksana.

Karena saran dari Aldi dan Sapot akhirnya gue mantepin tetep melanjutkan perjalanan, dan perjalanan dilanjutkan naik minibus ke Linggar Jati.

Sesampai nya di Linggarjati kami menurunkan barang-barang bawaan, sebagian ngurus perizinan sebagian lagi mengecek ulang logistis dan perbekalan, disini terasa ramai oleh hiruk pikuk para pendaki yang ingin merayakan hari kemerdekaan dipuncak Ciremai, setelah semua selesai temen-temen putuskan untuk istirahat sejenak untuk meluruskan badan, tapi gue lebih milih menghindar dari keramaian dan menikmati suasana sejuknya di pegunungan.

Disini gue bener-bener menikmati kegegaran udara pagi dikaki gunung, fajar yang mulai terang diujung timur.

"huuufff,,, pantes jaman kolonial dulu, Linggar Jati ini jadi tempat favorit para penguasa, super indah suasananya..." Guman gue dalam hati sambil menghirup dalam-dalam udara pagi yang menyegarkan paru-paruku.

Saat gue sedang asyik dan bercumbu dengan kesendirian, tiba-tiba ada yang datang dan menegor,

"Hey mas Ambonk..." Ucap cewek yang mendekati dan duduk disamping gue.

Seketika gue cuma bisa bengong, gak nyangka cewek semalem ternyata cantiknya luar biasa, saat ini gue bener-bener terkejut, seakan gue melihat dua matahari terbir dipagi ini, yang satu dari arah timur dan yang satu dari arah barat lalu duduk tepat di samping gue ini, Gue bener-bener nyesel semalem cewek yang gue cuekin ternyata begitu indah dipagi ini.

"Lho kok bengong aja mas...???" Ucap cewek itu sambil melambaikan tangannya tepat dimuka gue, gue tetep bengong gak tau mau bilang apa lagi.

Belum selesai gue bengong datang lagi satu matahari yang memancarkan cahanya tak kalah silau dari sebelumnya. Yaa, satu lagi gadis cantik datang disisi gue, serasa gue diapit dua matahari.

Seketika cerriel gue yang hilang terlupakan, beban dipundak seakan lenyap tak bertuan, pegel-pegel setelah lelah perjalanan pun jadi seger lagi, gue merasa saat ini berada ditaman bidadari.

Pagi ini walau terasa gugup, obrolan terjadi begitu akrabnya, yang membuat pagi itu terasa luar biasa.

Yaa, Novitha dan Ayuni cewek yang semalem gue cuekin ternyata cantiknya luar biasa di pagi ini.

"Ini bener-bener pendakian terindah.. " hati gue berucap lirih.

"Yaa,,, pendakian terindah..." diulangi lagi.

***

Sebelum melakukan pendakian semua team berkumpul dengan formasi melingkar seperti biasa, breafing dan berdo'a.

Seperti biasa Sapot selaku ketua team mengatur manajemen perjalanan.

"Adrian, lu sama Tiar gw tunjuk sebagai team lider, karena lu yang udah beberapa kali kesini dan gw yakin lu lebih hapal jalurnya... Sementara Adit sama Gendut lu gw tunjuk sebagai team penyapu karena gw yakin badan kalian lebih kuat dan sikap kalian yang lebih pakem..." sapot memberi pengarahan dalam manajemen perjalanan.

"Karena dalam suatu team pendakian, yang merasa tubuhnya paling kuat biasanya dia diposisi paling belakang untuk mengawasi teman-temannya yang didepan. Bukan malah sebaliknya yang kuat didepan sementara yang lemah dibelakang, ini sangat berbahaya, jadi yang lemah akan makin tertinggal...

Oiya, sementara yang lain tetap diposisi tengah, jarak kita jangan saling berjauhan, agar kita tetap selalu dalam pengawasan satu sama lain..." lanjut Sapot sebagai orang yang dituakan di kelompok kami.

Setelah semua paham tugas masing-masing, mereka siap memulai perjalanan yang sesungguhnya. Dengan sebelumnya diawali dengan do'a bersama.

"Ayoo kita tos dulu sebelum berangkat..." Ucap Adit dengan menyodorkan tangannya dan diikuti yang lainnya. Dengan posisi membentuk formasi melingkar mereka menyatukan tangannya sembari berucap.

"Binzah Alon Jaya, yeeesss...!!!" kami kompak berteriak sambil menggambrengkan tangan.


Tepat jam 8 pagi perjalanan pun dimulai, start memalui gapura kecil yang dilanjutkan menyusuri ladang penduduk dan memasuki hutan tropis dataran rendah, disini nampak banyak pohon pisang dan banyak juga rotan-rotan yang menjalar. Suasananya pun terasa adem, sejuk dan menyegarkan.

Perjalan pun terasa lebih menyenangkan karena ditemani team yang kompak dan ada 2 gadis yang sangat baik. Yang tentunya tugas gue menjaga kedua gadis ini tetap dalam kondisi aman. Hehehe...
Dan gue merasa ini perjalanan yang sangat mengesankan.

"Ini bener-bener pendakian terindah.. " lagi-lagi hati gue berucap kata-kata itu.

"Yaa,,, pendakian terindah..." diulangi lagi.


Setelah perjalanan sekitar 20 menit, tibalah kami di pos Cibunar atau sering disebut camping ground, disini suasana sangat ramai, sangatlah ramai untuk ukuran lahan datar di hutan, walaupun camping ground ini sangat luas tapi tetap terasa penuh sesak oleh tenda dan hiruk pikuk aktivitas para pendaki yang mau je puncak atau anak-anak remaja yang hanya ingin kemping, disini juga terdapat warung-warung yang menyediakan makanan, termasuk gorengan +cabe nya yang masih panas dan menggoda selera.

Tanpa pikir panjang gue langsung duduk di bangku yang ada di warung itu, diikuti temen-temen yang lain.
Tanpa waktu lama teh anget dan gorengan pun langsung segera bergantian melewati tenggorakan dan langsung mengisi rongga-rongga yang ada di perut kami.

"Yaa, karena kami sangat lapar, sangatlah lapar..." Jawab hati gue walau gak ada yang nanya.

Setelah perut sedikit terisi makanan, barulah kami segera bagi tugas, sebagian istirahat dan solat karena disini ada musholah dan disekitar musholah itu juga terdapat makam. Dan disini lah sumber mata air terakhir, karena sepanjang perjalanan sudah tidak terdapat lagi sumber air.

Gue, bersama Adit dan Gendut kebagian jatah ngambil air.
"Ndut semua botol- botol yang semalem udah diringsek-ringsekin, ayoo kita tiup-tiupin lagi..." Perintah gue pada Gendut sambil niup botol-botol bekas air minum sisa dari bus semalem.
Karena botol kosong bisa dikempeskan agar gak memakan tempat saat dibawa dan jika hendak diisi tinggal ditiup dan botol akan kembali seperti semula.



Cara seperti ini sangat disarankan saat kita hendak membawa botol-botol kosong dan sangat memungkinkan bisa dimasukan ke cerriel.  karena sangat tidak safety jika kita membawa sampah botol dalam keadaan bentuk utuh yang berjumlah banyak dibawa dalam kantong trasbag atau karung lalu dipegang sambil menuruni jalur.

"Oiya kalo udah, kita isi semua botol itu..." perintah gue lagi.

"buset dah, apa gak berat nih Bonk kalo diisi semua...???" Jawab Gendut.

"Iyaa Bonk, ini pasti berat banget..." Jawab Adit ikut menimpali.

"Ingat bro, tim kita ada 10 orang, dan tiap orang membutuhkan 4 liter air tiap harinya, sementara kita estimasi perjalanannya kurang lebih 2 hari perjalanan. Jadi bisa diitung sendiri bro..." Jawab gue menjelaskan, karena gue dapet ilmu ini dari abang gue.

"10 x 4 x 2 = 80 liter
Walah... Berarti kita kudu bawa air sebanyak itu Bonk...???" Tanya Gendut tetep ngeyel.

"Yaa itu itung-itungan manajemen air nya bro... Kuat gak kuat itu wajib dibawa dan itu sumber kehidupan kita...
Lagian kan itu buat bersepuluh, jadi kalo dibagi paling kita bawanya cuma 5 botol/orang" Jawab gue dengan lagak sok pengalaman.

"Tapi kan kalo turun ujan kita bisa manfaatin air ujan Bonk..???" Tanya Gendut lagi.

"Yaa, walaupun musim hujan kita tetap mempersiapkan air dari bawah, apa kita bisa menjamin bahwa nanti akan turun hujan...???
Tapi musim  bisa juga menjadi pertimbangan, kita bisa mengurangi sedikit bawaan air kita, tapi tetap seoptimal mungkin...
Dan jangan lupa, payung dan plastik ukuran lebar disiapkan, jadi sewaktu-waktu saat ngecamp turun hujan, kita bisa nampung air, tapi kalo turun hujannya pas kita jalan, kita gak bisa menampung sama sekali... Jadi membawa air dari bawah seoptimal mungkin itu hukumnya wajib...!!!" Jawab gue tegas.

Setelah gue jelasin panjang lebar, akhirnya mereka nyambung juga, dan bergegas mengambil air sesuai yang dibutuhkan.

Setelah semua persediaan air tercukupi dan semua telah siap perjalanan dilanjutkan kembali, seperti biasa gue bagian ditengah-tengah rombongan, jadi ini kesempatan gue untuk lebih dekat dan lebih akrab dengan Ayuni dan Vitha.

Yaa, perjuangan gue gak sia-sia, gue merasa kedua cewek ini lebih dekat sama gue ketimbang sama temen-temen gue yang lain. Dan perjalanan pun terasa sangat menyenangkan.

"Ini bener-bener pendakian terindah.. " lagi-lagi hati gue berucap kata-kata itu.

"Yaa,,, pendakian terindah..." diulangi lagi.

Pos demi pos kami lalui, walau dengan peluh dan keringat tapi perjalanan ini tetap terasa menyenangkan, setelah melewati pos Kandang Amis lalu segera kami memasuki pos Kandang Kuda yang termasuk pos 4.


Trek yang menanjak dan curam serasa landai jika gue selalu dekat dengan bidadari-bidadari yang cantik ini, apalagi jika melihat senyum Vitha yang manisnya luar biasa,

"Ooh hati gue klepek-klepek kalo liat tuh bibir... Manis bangett...
Madu tawon hutan ciremai pun akan kalah manis dibanding senyum Vitha ini..." Hati gue terus ngigo akan kecantikan Vitha.

Tak berapa lama, tiba-tiba.

"Nguuung... Nguuung... Nguuung..." Entah dari mana datangnya tiba-tiba ada tawon datang muter-muter di sekitar gue. Dan langsung
"juuZz... Jedeeerrr..." leher gue disengat tawon tersebut.

"Aaaahhh... Tolong... Tolong..." mulut gue reflek teriak sekenceng-kencengnya.

Seketika gue lepas keril lalu gue guling-guling kesakitan, sontak temen-temen yang lain langsung menghampiri dan ikut-ikutan panik.

"Lu kenapa Bonk...???"
"Woy sadar Bong, ayoo sadar..." Ucap temen-temen gue panik karena liat gue guling-guling sambil megang pangkal leher bagian belakang.

Bahkan diantara mereka ada yang membaca ayat-ayat suci dan disangkanya gue kesurupan.

Setelah agak lama gue mulai tenang tapi tetep merintih kesakitan.

"Gue kesengat tawon bro,,, sakit banget kayak kesamber gledek bro... Panas banget..." Gue menjelaskan sambil agak teriak dan panik.

Tiba-tiba, "JedueeeRrrr....!!!" gledek menyambar salah satu pohon disekitar kami.

"Woy makanya jangan asal ngomong lu Bonk..." ucap Aldi mengingatkan.

"Iya Al, tapi ini bener2 sakit banget... pokoknya sakittt..." jawab gue sambil nahan rasa sakit.

"Oke, tenang bonk, mana, mana yang tersengat, itu sengatnya kudu lekas dicabut biar racunnya kagak makin nyebar..." Tanya Adit menjelaskan.

"Di pangkal leher gue Dit, sakit banget dit..." Jawab gue sambil menujukan bekas sengatannya.

"Baik bentar gue cabut dulu tuh sengat nya..." Ucap Adit sambil mencabut sengatnya dengan kuku jarinya yang memang agak panjang.

"Oke, setelah dicabut, kompres dengan air dingin agar didaerah bekas sengatan adem dan cenderung mati rasa, ini akan menghilangkan rasa sakit... Setelah dikompres kita langsung olesi dengan pasta gigi..." Adit mencoba mengobatiku dengan mengolesi pasta gigi.

"Kenapa pakai pasta gigi Dit...???" Tanya Gendut heran.

"Karena pasta gigi mengandung zat Alkalin yang berfungsi menetralkan racun, zat Alkalin ini bersifat asam. Bahkan beberapa pasta gigi mengandung gliserin yang berfungsi menyerap racun akibat sengatan tawon, ini mungkin belum banyak orang-orang yang tau...
Makanya kalian harus tau dan diinget-inget..." Adit mencoba menjelaskan.

Benar saja beberapa menit setelah sengat dicabut dan dikompres air dingin, lalu diolesi odol, pundak gue langsung terasa adem dan gak kaku lagi, sakitnya pun jg sedikit berkurang.

Setelah insiden ini, dan kebetulan waktunya juga udah jam 12 siang dan tak jauh ada shelter pos 4 yang lumayan luas, jadi perjalanan kami hentikan untuk sekedar memasak dan istirahat, sekaligus juga untuk menenangkan hati gue dan memberi waktu buat pundak gue yang masih sakit.

Setengah jam kemudian nasi dan lauk pauk berikut sayur sudah mateng, dan tak perlu menunggu lama kami menyantapnya dengan lahap.

***

Waktu menunjukkan jam 1 siang, ini artinya perjalanan kudu dimulai, setelah packing kembali peralatan masak dan logistik, perjalanan dilanjutkan dan tak lupa diawali dengan do'a.

Perjalanan pun terasa menyenangkan, karena perut dan kondisi medan yang tidak gersang seperti gunung-gunung pada umumnya. Di gunung Ciremai ini walau medannya menanjak dan curam tetapi kondisi hutannya masih terjaga. Ini yang membuat sepanjang perjalanan tetap adem walau disiang bolong.

Tapi tak berapa lama kami berjalan, tanjakan curam yang mengerikan segera menghadang. Yaa ini yang disebut tanjakan Seruni. Tanjakan yang menguras tenaga dan tanjakan yang memacu adernalin para pendaki.


"Sini Vit gue bawain kerilnya..." ucap gue basa basi yang basi.

"Gak aah mas, mas Ambonk kan baru aja bawa keril gede gantian sama mas Adit... pasti cape...
Lagian keril gue kan kecil mas, jadi gue masih kuat kok..." jawab Vitha sambil tersenyum manis.

"Yaudah punya lu aja Ayuni biar gue bawain..." ucap gue lagi pada Ayuni cari-cari kesempatan pedekate.

"Gak mas makasih... Ayu masih kuat kok..." jawab Ayuni sambil teraipu malu, dengan pancaran matanya yang manja.

"Gue ngeliat dari tatapan kedua cewek ini, kaya'nya dua-duanya naksir gue deh..." ucap hati gue pede.

"Aah kepedean banget nih gue, gak gak gak... ini hanya perasaan gue aja..." hati gue terus bergejolak.

Yaa, apapun itu yang pasti pendakian ini sungguh berarti dalam hidup gue, dan ini yang pertama kalinya mendaki ditemenin sama cewek-cewek yang sangat perhatian.

"Ini sungguh pendakian terindah..." lagi-lagi hati gue berucap kata-kata itu.

"Yaa,,, pendakian terindah..." diulangi lagi.

Tanjakan demi tanjakan telah kami lalui, mulai dari merunduk saat jalur tertutup pohon yang tumbang, bahkan sampai mendaki dengan berpegangan akar-akaran karena curamnya medan, dengan medan yang seperti ini membuat gue sering menolong Vitha dan Ayuni, sesekali gue menjulurkan tangan saat gue berada diatas tanjakan, lalu tangan Vitha dan Ayuni yang lembut itu tak bosan-bosannya gue pegang dan gue tarik bak spiderman yang menolong kekasihnya yang hendak terjatuh. Dan hal seperti inilah yang gue suka dari sebuah pendakian.

"Ini bener-bener pendakian terindah.. " lagi-lagi hati gue berucap kata-kata itu.

"Yaa,,, pendakian terindah..." diulangi lagi.

***

Tak terasa kami sudah sampai di pos Bapa Tere tepat jam 3 sore. Tapi di pos ini tak ada tanah lapang, hanya sebuah tulisan yang tertempel di pohon yang tak memungkinkan untuk istirahat lama-lama. Dan dari pos inilah gerimis mulai turun rintik-rintik.


"Gimana nih Pot, mau mendirikan tenda disini apa lanjut lagi...??? Fisik gue udah mulai ngedrop nih..." ucap Tiar putus asa.

"Kita gak mungkin ngecamp disini, disini gak memungkinkan untuk mendirikan tenda... kita cari tempat didepan aja yang lebih luas...
Lagian ini cuma gerimis kabut, gak bakalan jadi ujan..." jawab Sapot selaku ketua.

"Iya, gak lama lagi setelah pos ini didepan ada pos Batu Lingga yang disana jg terdapat shelter yang cukup luas..." ucap Adrian yang sudah hafal jalurnya.

Setelah istirahat bentar dan diskusi akhirnya perjalanan dilanjutkan lagi menuju pos Batu Lingga.

Kali ini medan dan treknya makin ekstrim, sesekali kita harus berpegangan akar-akaran dan memilih pijakan untuk kaki karena jalurnya sangat terjal.

Tepat beberapa saat sebelum sampai di pos Batu Lingga Adrian memberi petunjuk.

"Setelah tanjakan ini, diatas ada tanah lapang yang datar dan disitulah pos Batu Lingga..." Adrian memberi semangat yang memang sudah hafal jalurnya.

Dengan tubuh yang lemah karena memang sudah ngedrop dari pos Bapa Tere, Tiar dengan semangatnya melangkah mencoba mendahului yang lain, setelah hampir sampai di atas, beberapa meter sebelum shelter, tiba-tiba Tiar terjatuh.

"Braakk..." "aaaahhh..." tiar berteriah kesakitan setelah tubuhnya terpelanting jatuh ke tanah.

Seketika kami semua berlari mendekatinya.

"Tiar, Tiar lu gak papakan...???" ucap Sapot sembari panik.

"Kaki gue pot, kayaknya keseleo nih, aaahhh..." ucap Tiar sembari merintih.


==============BERSAMBUNG==============

Untuk kelanjutannya KLIK DISINI


Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

8 comments:

  1. Wahhh jalur paling ajib nih... Salam buat Bapa Tere...hahahha

    Dari: Sesuapnasi.com

    hehehehhe

    ReplyDelete
  2. Gue belum pernah tuh lewat Lingkar jati masih belum berani, pling lewat Palutungan udah. Jadi pengen nyoba jalur lingkar jati dh. Hmmmm

    ReplyDelete
  3. Izin mengambil suasana sama beberapa dialog dan alur untuk ide cerpen saya :) makasih

    ReplyDelete
  4. Agen Slot Terpercaya

    Untuk kamu yang suka main game poker online tapi takut kemenangan kamu ga di bayar?
    aku mau rekomedasi kamu Situs Poker online paling terpercaya dan teraman di indonesia yaitu VW88
    kemenangan berapapun pasti VW88 bayar untuk kamu

    Cukup dengan 1 id saja kalian sudah bisa memainkan 7 permainan yang tersedia
    VW88 di dukung oleh program 100% tanpa robot dan murni player vs player
    aku jamin deh kalian bakal nyaman dan menang besar bermain di VW88

    Ayo tunggu apalagi segera daftar dan dapatkan :
    • Bonus New Member 200%
    • Bonus New Member 88%
    • Bonus Deposit Harian 5%
    • Bonus Poker 20%
    • Bonus Birthday

    Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi kami di :
    WA : +6282277209753
    Facebook : VW88
    Instagram : vw88_official

    ReplyDelete
  5. Agen Slot Terpercaya
    Agen Casino Terpercaya
    Agen Situs Terpercaya
    Agen bola TerpercayaJudi Sakong Terpercaya
    https://bit.ly/30ZegxT

    *Bonus New Member 180%
    *Bonus New Member 50%
    * Bonus New Member 30%
    * Bonus New Member 20% Khusus Poker
    * Bonus Referral
    *Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
    *Bonus 5% setiap hari
    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    WA : 081358840484
    BBM : 88CSNMANTAP
    Facebook : 88Csn

    ReplyDelete
  6. Agen Casino Terbaik
    Agen Situs Terbaik
    https://bit.ly/2ENk1VF

    Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dan Nikmati Berbagai Macam Bonus Menarik Lain Nya Seperti:

    *Bonus New Member 120%
    *Bonus New Member 50%
    * Bonus New Member 30%
    * Bonus New Member 20% Khusus Poker
    * Bonus Referral
    *Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
    *Bonus 5% setiap hari
    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    WA : 081358840484
    BBM : 88CSNMANTAP
    Facebook : 88Csn
    -www.jeruk88.com

    ReplyDelete

recent posts