[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati Di Gunung


Pagi itu di puncak Mahameru sungguh terasa sangat cerah, nampak beberapa pendaki sedang melakukan selebrasi, dengan mengibarkan bendera, berfoto-foto, ada juga yang berteriak penuh keceriaan.

Diantara mereka yang sedang bersuka cita, nampak sepasang pendaki yang baru saja sampai di puncak itu, nampak mereka sungguh mesra, sang pemuda memapah kekasihnya penuh kesabaran, setelah sampai di puncak Mahameru mereka langsung berpelukkan penuh kasih sayang, pemuda itu menggandeng  kekasihnya mengelilingi puncak sambil mencoba menjelaskan tentang puncak Mahameru itu. membuat para pendaki lain yang ada disana merasa iri melihat momen itu. Sungguh kejadian yang sangat romantis.

Karena waktu telah menunjukkan hampir pukul 10.00wib, para pendaki disana segera turun. Nampak diantara mereka menegur sepasang kekasih itu.
"Kawan, kami turun dulu yaa... sudah hampir jam 10 nih, sangat berbahaya berada di puncak, sebaiknya kawan juga segera turun..." ucap salah satu pendaki sambil melambaikan tangan.
"Baik kawan, sebentar lagi aku turun..." jawab pemuda itu sambil duduk bermesraan bersama kekasihnya, dengan kepala sang kekasih yang bersandar di pundaknya.

Tak berapa lama juga ada kelompok pendaki lain yang disana juga turun.
"Kawan, kami turun dulu yaa... jangan lupa segera turun kawan, biasanya jika sudah jam 10, angin akan mengarah ke utara dan asap kawah yang beracun akan mengarah ke tempat ini, jadi segera turun kawan...." ucap pendaki terakhir yang ada disitu sambil melangkah turun.
"Terimakasih kawan..." jawab pemuda itu sambil melambaikan tangan.

Saat para pendaki sedang menuruni lereng Mahameru yang berpasir, dari kejauhan nampak asap kawah yang beracun mulai mengarah ke utara dan tak lama kemudian puncak pun tertutup asap pekat.

Para pendaki yang sedang turun pun panik segera mempercepat langkahnya, sesekali menengok ke arah puncak menghawatirkan sepasang pendaki tadi.

Dan tak lama kemudian dari puncak terdengar jeritan-jeritan histeris, para pendaki menghentikan langkahnya menyaksikan kejadian itu.

Dari kepulan asap di puncak, nampak seorang pemuda turun sambil berlari meninggalkan kekasihnya. Nampak juga sang kekasih berteriak-teriak dengan kerasnya. Tapi pemuda tersebut tetap berlari menuruni lereng berpasir tak memperdulikan teriakan itu.

Saat itu suasana sungguh sangat kacau, pendaki lain banyak yang ingin menolong tapi jarak yang sudah lumayan jauh dan juga asap sudah mengarah ke utara.
Tapi dari beberapa pendaki itu ada salah satu yang mencoba mendaki lagi untuk menolong, tapi baru beberapa melangkah terdengar dentuman keras dari atas puncak.

Seketika suasana kacau balau, semua pendaki berhamburan lari menyelamatkan diri. Nampak pemuda tadi juga makin kencang berlari tanpa menghiraukan kekasihnya yang berteriak-teriak dari puncak.
Dentuman demi dentuman terjadi, nampak puncak dipenuhi lava dan abu vulkanik menyembur keatas tinggi menjulang.

Pagi itu gunung Semeru meletus tanpa memberikan tanda-tanda terlebih dahulu.

Kabar itupun terdengar sampai desa Ranu Pane, beberapa tim SAR dan petugas TNBTS segera melakukan evakuasi kepada pendaki-pendaki yang masih terjebak di gunung Semeru.

Sementara di pos Arcapada para pendaki masih terus berlarian menyelamatkan diri dari kejaran awan panas.
Setelah lari begitu lamanya, sampailah mereka di pos Kali Mati dan secara bersama para tim SAR serta petugas TNBTS datang dan segera mengevakuasi para pendaki tersebut.

Sementara di puncak Mahameru nampak masih menyemburkan awan panas dan suara masih terus bergemuruh.

Tak lama kemudian semua pendaki berhasil dievakuasi sampai di desa Ranu Pane dengan selamat. Desa inilah dinilai masih dalam radius aman, karena jika Semeru meletus biasanya akan mengarah ke Lumajang.

Di desa inilah tepatnya di basecamp pendakian mereka dikumpulkan, untuk di data dan sebagian dimintai keterangan. Ada juga yang istirahat karena kelelahan.

Dari sekian pendaki yang ada di sana, nampak seorang pendaki yang menarik perhatian banyak orang, yaitu seorang pendaki laki-laki yang telah tega meninggalkan kekasihnya mati di puncak gunung Semeru.

"Hei... aku kira kamu seorang cowok yang romantis, penuh kasih sayang, ternyata hanya seorang pecundang yang sangat kejam..." ucap salah satu pendaki wanita yang geram melihat kejadian tadi.

"Kamu itu tak pantas disebut seorang pendaki, karena pendaki itu harus punya sikap setia kawan yang tinggi, bukan egois sepertimu..." ucap pendaki lain.
Semua orang menyalahkan dirinya, bahkan ada yang membentak penuh kekecewaan.

Pemuda itu hanya bisa diam menundukkan kepalanya. Walau semua orang memandang sinis pemuda itu tetap tenang dan sesekali meneteskan air mata.

Tak lama kemudian ada seorang petugas yang mencoba menginterogasi pemuda tersebut untuk mengetahui titik awal permasalahannya.

"Maaf siapa nama mu nak...???" Ucap petugas yang juga sesepuh desa.
Nampak pemuda itu tetap terdiam.

"Hei jawab pertanyaan bapak ini pendaki kejam..." ucap salah satu pendaki yang sewot.

"Ada apa yang sebenarnya terjadi nak...???" Ucap bapak itu lagi.

Nampak pemuda itu menangis meneteskan air mata, semua pun menjadi terdiam.

"Sebenarnya aku sungguh tak sanggup lari saat aku meninggalkannya...
Ingin rasanya aku mati dipelukannya saat itu... 
Mati dipelukan kekasih dan tertimbun diatas puncak tertinggi di pulau ini, akan jauh lebih bahagia dari pada aku harus lari meninggalkan kekasihku mati diatas kesendiriannya...." ucap pemuda itu sembari menitikkan air mata.

Semua nampak terdiam dan seketika suasana menjadi hening.

"Andai saja kalian tau alasannya aku meninggalkannya, kalian pasti tak akan pernah bisa menyalahkan ku..." ucapnya lagi.

Suasana makin hening.

"Apa kalian tau apa yang kekasihku teriakkan di puncak tadi...???
Apa kalian tau apa yang dia ucapkan terakhir kali...???" Ucap pemuda itu dengan nada seru.

Semua hanya bisa terdiam.
Lantas pemuda itu melanjutkan ceritanya. Sambil memeragakan apa yang diucapkan kekasihnya.
"Sayaaang,,, cepat lariiii...!!!
Selamatkan dirimu...!!! 
Aku titip Siska kecil, rawat dia seperti adikmu sendiri...!!!" Dengan suara serak dan berat pemuda itu menirukan teriakan kekasihnya.
Pemuda itu langsung menangis tersedu-sedu. Sambil menyodorkan secarik surat dokter yang menyatakan bahwa kekasihnya mengidap penyakit kangker stadium akhir.

Suasana nampak haru biru.
Semua yang ada disitu langsung menundukkan kepalanya turut larut merasakan kesedihan yang dialami pemuda itu.

Nampak dari mereka mendekat dan memeluknya.
"Maafkan kami kawan yang sempat negatif thinking padamu...
Ceritakan lah semuanya kawan, agar bebanmu berkurang..." ucap salah satu pendaki.

Dengan penuh kesedihan pemuda itu menceritakan dari awal pertemuannya dengan kekasihnya yang bernama Putri.

*****************************************

Sore itu saat aku sedang naik kereta dari stasiun Malang sepulang dari pendakian gunung Arjuna Welirang, tiba-tiba ada seorang gadis yang duduk disebelahku.
Tanpa ragu-ragu dia menyodorkan tangannya sembari menyebut namanya.
"Hey namaku Putri, baru naik gunung yaa...???" Dia memperkenalkan dirinya.
"Aku Andi, iyaa aku baru dari Arjuna mbak..." jawabku.
"Ooo... teman-teman mu mana...???" Tanya gadis itu lincah tanpa basa basi.
"Itu di bangku belakang..." jawabku canggung, karena baru kali ini ada gadis yang begitu cantik, lincah dan nampak begitu cerdasnya mau berkenalan denganku yang kumuh ini. Bahkan aku sijomblo yang entah sudah berapa tahun lamanya tak pernah berkenalan dengan seorang gadis, hingga perkenalan kali ini benar-benar membuatku salah tingkah.

Hari itu sungguh sangat berkesan bagiku, aku yang sekumel ini tak menyangka bisa ngobrol begitu dekat dengan gadis yang sangat cantik sempurna. Bahkan kami sempat bertukar nomor hape.
Hingga perjalanan Malang-Jakarta terasa begitu cepat, meski beberapa kali kami tertidur.

***

Hari ini genap seminggu sejak perkenalan itu, tiba-tiba hape ku berbunyi, setelah aku angkat.
"Assalamualaikum,,, Andi yaa..???  ini aku Putri, masih ingat denganku kann...???.." ucap Putri membuka percakapan.
"Wa'alaikumsalam,,, oh iya Putri apa kabar..." jawabku.
"Baik... kirain kamu dah lupa sama aku... oia kamu ada waktu gak, aku pingin maen ke tempat kamu nih... kebetulan aku gak ada kegiatan... boleh yaa...." ucap Putri.
"Tapi tapi a'aku lagi sibuk Put... lain kali aja yaa..." jawabku terbata.
"Apa sesibuk itu, aku janji deehh,,, gak akan ganggu kesibukanmu kok..." ucap Putri memelas.
"Tapi kalo kamu main kesini takutnya aku gak bisa nemenin kamu karena aku bener-bener sibuk banget..." ucapku mengelak.
"Gak apa-apa kok... pliiisss... alamat kamu dimana...???" Putri memohon.
"Tapi Put... aku gak bisa..." aku mencoba mengelak lagi.
"Yaudah deh kalo gitu..." ucap Putri kecewa.
"Maaf yaa Put lain kali aja..." ucapku untuk menutup percakapan.

Jujur aku malu jika Putri sampai datang ke tempatku ini, melihat keadaan yang seperti ini. Entah sampai kapan aku harus mengelak terus dari kedatangan Putri.

Tak lama kemudian saat aku sedang sibuk melayani pelanggan, tiba ada yang memanggilku.
"Bang, bakso nya satu mangkuk yaa..." ucap salah satu orang pembeli.
Setelah aku tengok ternyata tiba-tiba Putri sudah duduk didalam warung bakso ku.

"Kok kamu tau tempat ini Put...???" Tanyaku kaget.
"Iyaa dunk,,, habis kamu ditanyain alamat pelit banget sii,,, jadi aku nyari di facebook kamu aja... kan di profilmu tertera lengkap... hehheee..." ucap Putri dengan senyum manisnya.


============BERSAMBUNG=============

Untuk kelanjutan ceritanya KLIK DISINI


Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

12 comments:

  1. So sweet! Ada kesan dan pesan yang tersirat dalam tulisan. Semoga perjalanan penuh air mata, kelak menemukan mata air.. ����

    ReplyDelete
  2. ijin share gan.
    kunjung jg blog saya
    https://gunungargopurositubondo.blogspot.co.id/

    ReplyDelete
  3. Ijin share ya gan.. :')
    Bagus ceritanya

    ReplyDelete
  4. Kunjungi https://www.parapejalankusam.com/

    ReplyDelete
  5. Menyentuh banget bang..

    Bang ini ceritanya saya share di kaskus boleh?

    ReplyDelete

recent posts