Saat saya masih remaja, sebelum tahun 2000an, saat saya kedatangan tamu baik teman, sahabat ataupun saudara dan kerabat dari luar kota, saya pasti bingung mau diajak jalan-jalan kemana biar gak jenuh di Pekalongan.
Yaa pada masa itu Pekalongan baik kabupaten maupun Pekalongan kota, untuk tujuan wisata sangat minim. Paling Linggo Asri, pantai Boom, dan wisata kuliner khas Pekalongan. Sementara wisata belanja seperti Pasar Grosir Setono, IBC Wiradesa dan pasar-pasar batik lainnya waktu itu belum ada.
Jadi bisa dibayangkan jika jaman itu kedatangan tamu dari luar kota dan mereka ingin sekedar jalan-jalan ke tempat wisata.
Seperti apa kebingungan kita saat itu?
Masa mau diajak ke Linggo Asri, sementara waktu itu Longgo Asri belum sekomplit sekarang.
Paling saya ajak ke pantai Boom dan malamnya saya ajak makan ke warung lesehan Sego Megono.
*****
Tapi itu cerita dulu, sekarang justru saya sangat antusias jika ada teman atau saudara yang ingin diperkenalkan dengan wisata Pekalongan dan Sekitarnya.
Yaa, saat ini lokasi wisata sudah mulai kekinian, alias gehits dan asyik untuk dikunjungi. Mulai dari Petungkriyono, Linggo Asri, Lebakbarang, Lolong, Kandangserang, Talun, dll, bahkan di kota Pekalongannya juga mulai bebenah dalam dunia pariwisata, mulai pasar grosir batik, alun-akun, lapangan Mataram dan tentunya yang masih cukup baru dan lagi ngehits dikalangan anak muda yaitu Mangrove park Pekalongan alias wisata hutan mangrove Pekalongan.
Oke untuk kali ini saya ingin mengexplore lokasi wisata yang masih sangat ngehits ini. Mari kita mulai reviewnya.
Untuk mencapai lokasi ini terlebih dahulu kita ke pusat keramaian kota Pekalongan. Lalu dari sini kita menuju ke arah simpang lima Pekalongan, kalau bingung Simpang Lima itu dimana pokoknya ancer-ancernya deket Museum Batik Pekalongan.
Museum Batik dan Masjid Al-Ikhlas Pekalongan |
Dari Simpang Lima ini kita ambil yang ke arah kampus STAIN Pekalongan, nanti sebelum kompleks kampus akan ada papan petunjuk lokasi Mangrove Park Pekalongan ke arah barat, ikuti saja jalan itu terus, hingga sekitar 15 menit terhitung dari Simpang lima kita akan sampai di gerbang wisata Mangrove Park Pekalongan yang letaknya ada di sebelah kiri jalan, alias sebelah barat. Atau sekitar 200 meter dari bibir pantai. Jadi artinya jika kita sampai mentok di bibir pantai berarti kita sudah kebablasan. Hahaa...
Gerbang Mangrove Park Pekalongan |
Oke, kita lanjut lagi reviewnya.
Setelah sampai di gerbang Mangrove Park ini, kita masuk dan parkir kendaraan kita yang ada di sebelah kiri jalan tepat setelah memasuki gerbang. Cukup membayar uang sebesar Rp 2.000,- untuk motor dan sebesar Rp 5.000,- untuk mobil kita bisa menikmati keindahan hutan mangrove Pekalongan ini. Yang artinya gak ada tiket masuk atau pungutan apapun selain biaya parkir.
Area Parkir di sebelah kiri jalan |
Setelah kita parkir kendaraan kita, perjalanan dilanjutkan masuk menuju area taman Mangrove ini, disini terdapat jembatan yang panjang membentang diatas rawa yang disekitarnya terdapat deretan hutan mangrove, kita juga bisa menikmati sensasi melintasi deretan hutan mangrove ini di atas air dengan perahu boat khusus dengan tarif hanya Rp 10.000,-/orang.
Dan menurut pengalaman saya mengajak anak balita dibawah umur tiga tahun, belum dikenakan tarif alias masih gratiss.
Oke seperti apa nuansa keindahan taman Mangrove ini, yuukk simak foto-foto yang saya lampirkan dibawah ini:
Demikian review saya tentang wisata Mangrove Park Pekalongan. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin berkunjung kesana. Jika ada yang perlu ditanyakan, silahkan tulis dikolom komentar. Yang tentunya pasti saya jawab sesuai kapasitas saya. Terimakasih.
Selamat Bertualang dan salam traveling mania...
Saya Ahmad Pajali Binzah
************************************
************************************
Info Lengkap Curug Blanten, Pekalongan.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
Info Lengkap Wisata Curug Madu, Doro
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
Info Lengkap Wisata Curug Madu, Doro
*****
Baca juga cerpen tentang petualangan:
Sebenarnya nama Kembang Langit sudah terkenal dari jaman saya remaja dulu, sekitar awal tahun 2000an, tapi saat itu kalah populer dengan wisata lain di kabupaten Batang seperti Kebun Teh Pagilaran, air terjun curug Genteng, dan wisata pantai Sigandu.
Namun akhir-akhir ini seiring meredupnya nama Sigandu, terlalu mainstreamnya Pagilaran dan sempat ditutupnya curug Genteng, membuat nama Kembang Langit kian populer, apalagi di desa ini mulai bebenah dan mengembangkan ide-ide kreatifnya dalam mengundang minat wisatawan.
Kalau dulu Kembang Langit terkenal karena kebun teh dan jembatan tingginya, sekarang mulai diekspore lebih dalam, seperti curug, wisata pohon selfie seperti di Sikembang dan Sibiting yang tentunya mempunyai warna tersendiri bagi pemburu lokasi wisata terutama bagi instagramer.
Oke, tanpa bertele-tele kita mulai reviewnya. Dan kali ini saya akan membahas lokasi wisata Sibiting, Kembang Langit, Batang.
Untuk menuju kesini dibutuhkan waktu sekitar dua jam perjalanan santai (50km/jam) dari Pantura.
Jika dari Pantura kita menuju ke selatan, dengan patokan menuju pasar Bandar, lalu setelah sampai pasar Bandar tetap lurus hingga sampai di pertigaan Tazaka, kita ambil lurus saja menuju Kembang Langit.
Sebelum sampai di Sibiting kita akan melewati gardu pandang Kembang Langit dan lokasi wisata Sikembang.
Setelah berjalan melewati jalanan yang meliuk-liuk khas pegunungan, akhirnya kita akan sampai di wanawisata Sibiting.
Di lokasi wisata ini terdapat beberapa spot-spot menarik untuk bersantai menikmati alam dan berfoto-foto ria. Diantaranya rumah pohon, gardu pohon bertingkat, selfie sayap kupu-kupu, lokasi balon gantung, hammockan, dll.
Berikut saya lampirkan foto-foto keindahan lokasi wisata alam Sibiting.
Demikian review dari saya tentang wisata alam Sibiting, Kembang Langit, Batang. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin berkunjung kesana.
Selamat Bertualang dan salam traveling mania...
Saya Ahmad Pajali Binzah
************************************
************************************
Info Lengkap Curug Blanten, Pekalongan.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
Info Lengkap Wisata Curug Madu, Doro
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
Info Lengkap Wisata Curug Madu, Doro
*****
Baca juga cerpen tentang petualangan:
Masih tentang Lemahabang, Doro, Pekalongan. Setelah perjalanan saya dari Watu Bahan, kemudian dilanjutkan menuju Curug Madu yang jaraknya masih cukup dekat, karena letaknya memang masih di desa Lemahabang.
Sekedar info:
Sebaiknya jika kita ke Lemahabang, terlebih dahulu kita berwisata ke Watu Bahan, lalu berikutnya dilanjut ke wisata Curug Madu.
*****
Oke kita mulai reviewnya,
Karena perjalanan saya menuju Curug Madu ini sepulang dari Watu Bahan, jadi posisi saya dari selatan, saat perjalanan turun dan setelah sampai di pertigaan Lemahabang, kita jangan lurus, karena kalo lurus kita akan sampai di Pasar Doro, tapi belok ke kanan (timur).
Pertigaan Lemahabang |
Atau jika kita start dari Kota Pekalongan, terlebih dahulu kita menuju ke Pasar Doro,
Dari pasar Doro ambil jalan ke Karanganyar (barat), setelah kurang lebih 200 meter, setelah melewati jembatan Doro ada pertigaan ambil ke kiri (selatan). Lurus saja terus kurang lebih 4km kita akan sampai di pertigaan Lemahabang seperti gambar diatas.
Oke, setelah sampai di pertigaan ini kita ambil ke kiri mengikuti plang petunjuk arah ke Curug Madu.
Untuk menuju Curug Madu, dari pertigaan Lemahabang ini membutuhkan waktu sekitar 10 menit perjalanan santai atau dengan jarak sekitar 2km, dengan kondisi jalan yang sangat baik yaitu aspal mulus.
Sesampainya di lokasi kita akan disambut oleh suara sound sistem dengan musik dangdut dengan suara yang cukup keras membuat suasana menjadi lebih ceria.
Untuk parkir motor ada di sebelah kanan jalan, namun untuk parkir mobil ada di sebelah kiri jalan, dengan kapasitas sekitar 30an motor dan 15an mobil. Jadi bisa dikategorikan cukup luas.
Setelah kita memarkirkan kendaraan kita, kemudian kita menuju ke loket penjualan tiket yang terletak di sebelah kanan jalan tepat disebelah parkir motor.
Loket pembelian tiket |
Harga tiketnya pun cukup murah yakni Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Dan dari sini perjalanan tinggal mengikuti jalur setapak yang sudah tertata dengan rapi.
Plang petunjuk spot-spot wisata |
Jalan yang sudah tertata rapi |
Cukup berjalan hanya beberapa langkah saja kita akan sampai di curug Madu yang kita tuju. Karena menang lokasinya tak jauh dari jalan.
Untuk masalah makan jangan kuatir, disini banyak terdapat warung-warung kecil, yang menyediakan makanan dan minuman.
Plang petunjuk ke curug dengan background warung makan |
Seperti apa view curug Madu ini...???
Berikut saya lampirkan foto-foto keindahan curug Madu Resmi.
KESIMPULAN
Kelebihan
● termasuk tempat wisata baru jadi view disini belum familiar, dan bisa dikatakan masih ngehits dikalangan instagramer.
● aksesnya pun cukup mudah, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan kondisi jalan beraspal mulus.
● tarif parkirnya pun cukup terjangkau, yakni untuk motor Rp 2.000, dan Mobil Rp 5.000
● tiket masuknya pun masih tergolong sangat murah yakni Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3000 untuk anak-anak.
● untuk fasilitas juga sangat memadai, mulai dari area parkir, warung, mushola, gazebo/gardu, toilet, dll.
● jarak tempuh dari parkiran ke lokasi curug sangatlah dekat, bahkan menurut pengalaman saya berwisata ke curug, curug inilah yang terdekat dari area parkir jika dibanding dengan curug-curug pada umumnya.
Sehingga mengajak balita masih sangat memungkinkan.
● suasana masih tergolong rindang dan sejuk.
Kekurangan
● kondisi diatas air terjun merupakan persawahan penduduk, jadi mengurangi keindahan dan kesan belantara, tak seperti curug-curug pada umumnya, dan hal ini juga menyebabkan kondisi airnya menjadi sedikit keruh.
● ketinggian air terjun yang tergolong pendek, membuat kesan yang kurang wah sesaat sampai di lokasi wisata ini, namun setelah santai berlama-lama disini, ternyata tetap nyaman dan mengasikkan.
● debit air yang kurang besar, hanya disaat-saat penghujan debit airnya besar, namun cenderung lebih keruh jika terjadi hujan.
● penataan lokasi yang kurang sesuai, seperti seperti pohon selfie yang terkesan dipaksakan, karena biasanya pohon selfie letaknya di tepi tebing atau ketinggian yang ekstrim, jadi adanya spot pohon selfie ini malah menambah kesan kurang wahh.
Tips berwisata ke curug Madu
● jika menggunakan kendaraan roda dua sebaiknya bawa jas hujan, karena dikawasan pegunungan cenderung sering terjadi hujan.
● walau tak melintasi kawasan tertib lalulintas, tapi sebaiknya menggunakan helm dan jaket sesuai standar demi keselamatan bersama.
● jangan lupa bawa baju ganti, karena di lokasi ini cukup asyik untuk berbasah-basah ria.
● jangan takut kesasar, karena disepanjang jalan banyak plang petunjuk arah, jika ragu jangan sungkan-sungkan bertanya pada warga sekitar.
● jangan lupa sediakan uang cash yang banyak, karena dilokasi tidak ada atm dan disana banyak agen-agen penjualan DUREN, yang tentunya sangat menggoda iman dan selera makan, hahaaa...
Penilaian saya pribadi
Kenyamanan nilai 70
Akses ke lokasi nilai 90
Pelayanan parkir nilai 80
Suasana kesejukan nilai 70
Fasilitas nilai 80
Debit air nilai 50
Kejernihan air nilai 60
Demikian review perjalanan saya ke Curug Madu Resmi, Doro.
Review ini saya buat bukan untuk merendahkan atau meninggikan suatu tempat wisata, tetapi saya tulis berdasarkan penilaian saya pribadi secara objektif dan tidak memihak. Agar para calon pengunjung lebih tau tentang kondisi secara real di lokasi wisata tersebut.
Dan tentunya dengan adanya review ini, dapat memajukan dunia pariwisata Lemahabang, khususnya tempat wisata Curug Madu Resmi, Doro.
Semoga Bermanfaat...
Selamat Bertualang dan salam traveler mania...
Saya Ahmad Pajali Binzah
*************************************
*************************************
Info Lengkap Curug Blanten, Pekalongan.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
*****
Baca juga cerpen tentang petualangan:
Sebenarnya jika dari Pantura hendak menuju ke Dataran Tinggi Dieng, ada empat jalur alternatif yang menghubungkan Pantura dan Dieng.
Ahmad Pajali Binzah
July 23, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Diantaranya sebagai berikut:
1. Jalur Kajen
2. Jalur Petungkriyono
3. Jalur Bandar
4. Jalur Bawang
Dari keempat jalur menuju Dieng tersebut, masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, bahkan ada plus dan minusnya tersendiri dari keempat jalur itu.
Berikut saya jabarkan karakteristik dari keempat jalur tersebut.
Jalur Kajen.
Jalur ini adalah jalur utama penghubung Pantura-Dieng, keadaan jalannya pun cukup baik, aspal lebar dan halus.
Kekurangan dari jalur ini adalah jarak tempuhnya yang jauh. Dan juga banyak lalu lalang bus dan truk besar.
Jadi saat hendak menyalip kendaraan didepan harus lebih hati-hati karena banyak kendaraan besar yang berlalu-lalang.
Jalur Petungkriyono.
Jalur ini termasuk jalur alternatif yang paling susah untuk dilalaui.
Berdasarkan pengalaman saya melewati jalur ini, dari Pantura ke Petungkriyono masih cenderung aspal mulus, walau memasuki kawasan Petungkriyono jalan ada sedikit yang rusak.
Tapi masalahnya jalan dari Petungkriyono ke Batur, jalan sangat rusak parah dan tidak layak dilalui kendaraan roda empat.
Jalur Bandar.
Jalur tergolong jalur yang paling rekomended buat dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
Jalur ini rata-rata cenderung baik, dari Pantura ke Bandar jalan aspal mulus.
Dari Bandar ke Kembang Langit juga aspal mulus walau tak selebar sebelumnya.
Dari Kembang Langit ke desa Gerlang jalan sudah dibeton, walalu ada sebagian yang sudah mulai rusak.
Dari Gerlang ke pertigaan Batur jalan kembali aspal mulus.
Jalur ini juga melewati tempat-tempat yang indah, dan banyak lokasi wisata yang dilewati, seperti wisata Sikembang, wisata Sibiting, jembatan Kembang Langit, perkebunan teh, hutan alam yang indah, dll.
Jalur ini juga melewati tempat-tempat yang indah, dan banyak lokasi wisata yang dilewati, seperti wisata Sikembang, wisata Sibiting, jembatan Kembang Langit, perkebunan teh, hutan alam yang indah, dll.
Jalur Bawang.
Jalur ini termasuk jalur baru, banyak jalan yang belum diaspal dan ada sebagian yang baru mulai dibangun jembatan. Jalur ini tergolong sulit untuk dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
Kesimpulannya:
Dari keempat jalur tersebut, jalur yang paling safety memang jalur Kajen.
Tapi jika dilihat dari berbagai pertimbangan, jalur yang paling direkomendasikan adalah jalur Bandar.
Tapi jika dilihat dari berbagai pertimbangan, jalur yang paling direkomendasikan adalah jalur Bandar.
Dilihat dari jarak tempuh, keadaan jalan, kepadatan lalulintas, keindahan rute, dll.
Untuk lebih jelasnya silahkan tonton video berikut:
Atau tonton langsung via channel youtube, agar kualitas gambar lebih jelas, https://youtu.be/A2XFEa1ztTU
Untuk lebih jelasnya silahkan tonton video berikut:
Atau tonton langsung via channel youtube, agar kualitas gambar lebih jelas, https://youtu.be/A2XFEa1ztTU
Salam traveler mania,
Dari Saya Ahmad Pajali Binzah.
Dari Saya Ahmad Pajali Binzah.
Jika kita jalan-jalan ke kawasan Dataran Tinggi Dieng, rasanya kurang lengkap jika kita tidak menyempatkan diri menikmati golden sunrise-nya puncak bukit Sikunir.
Puncak Sikunir saat ini menjadi lokasi favorit bagi para pemburu spot menarik untuk berfoto ala adventure, alias sedang ngehits dikalangan instagramer. Bagaimana tidak, dengan mendaki kurang lebih 40 menit saja kita bisa menikmati pemandangan ala pendaki di puncak gunung yang tinggi. Kita serasa berdiri diatas awan dengan background gunung Sindoro yang gagah tinggi menjulang yang akan menambah kesan artistik pada jepretan foto kita.
Tapi banyak yang kurang tau alias kudet tentang hal ini. Ada pula yang sudah menyempatkan diri ke Sikunir namun kurang beruntung tidak mendapatkan jepretan foto yang cantik, karena mereka kurang tau tips dan infonya.
Oke kita mulai reviewnya bagaimana caranya bisa mendapatkan pengalaman sekaligus mendapatkan jepretan foto terbaik walau dengan kamera ponsel.
Berikut saya jabarkan tips menikmati pemandangan bukit Sikunir.
● pilih home stay yang tak jauh dari titik awal pendakian. Tak perlu harus di desa Sembungan, yang terpenting masih bisa dijangkau dan tak membutuhkan waktu terlalu lama. (Menurut saya penginapan di sekitar jalan Telaga Warna sangat strategis, dekat dengan keramaian Dieng dan juga masih terjangkau ke Sikunir)
● istirahat lebih awal, agar kita bisa bangun dini hari untuk mendaki bukit Sikunir.
● bangun pagi-pagi buta untuk segera berkemas menuju desa Sembungan, yaitu desa dimana bukit Sikunir berada.
● bawa perbekalan secukupnya saja, snack, dan air saja. Tak ketinggalan power bank buat mengantisipasi jika handphone kita lowbat (gak bisa jeprat-jepret ntar, hehee). Jangan lupa juga bawa jaket tebal, karena keluar dini hari udaranya dijamin menusuk tulang.
Jangan lupa juga bawa jas hujan buat jaga-jaga.
● kalau lupa bawa snack jangan kuatir, di desa Sembungan banyak penjual makanan. Bahkan disana ramai kaya pasar malam.
● jika belum tau arah menuju desa Sembungan, gunakan gps di handphone. Atau tunggu didepan home stay pasti sekitar jam 3 dini hari banyak kendaraan lalu-lalang menuju ke desa Sembungan, karena bukit Sikunir ini sudah menjadi destinasi wisata wajib di Dieng.
Lalu ikuti mereka, atau untuk lebih pastinya tanyakan dulu apakah tujuan mereka ke Sembungan.
Jangan ngarep tanya orang dijalan, jam 3 dini hari suasana masih gelap, gak mungkin ada orang nongkrong di pinggir jalan.
● setelah sampai di desa Sembungan, jangan lupa bayar tiket masuk sebesar Rp 10.000/orang dan biaya parkir Rp 5.000/motor dan Rp 10.000/mobil.
Agak mahal memang, tapi gak apa-apalah sekali-kali buat bisa menikmati golden sunrise.
● parkir kendaraan kita ditempat yang aman jauh dari keramaian. Takutnya kesrempet-srempet orang lewat atau hal-hal lain. Karena disana tempat parkirnya tanah lapang yang sangat luas dan ramai seperti pasar malam.
Saran saja tempatkan kendaraan kita di tepi danau, kalau bisa di tempat yang teduh, sewaktu-waktu kita kesiangan turun dari Sikunir, kendaraan kita tidak kepanasan. Jangan lupa kunci ganda buat jaga-jaga.
Jangan lupa juga kasih patokan, biar nanti gak keder mencari kendaraan kita sendiri. Maklum saja, parkir pas gelap, waktu pulangnya siang pasti keder dikit. Hehee...
● jangan lupa sebelum mendaki regangkan otot-otot tubuh buat pemanasan.
● dan yang terpenting, jika sampai puncak cuaca tetap berkabut, jangan pulang dulu, tunggu saja, biasanya setelah pukul 07.00wib kabut akan menghilang dengan sendirinya.
Menurut pengalaman saya, banyak pengunjung yang turun mengurungkan niatnya karena cuaca berkabut, padahal jika mau bersabar sedikit,cuaca pasti akan cerah jika matahari sudah mulai terik. Kecuali jika terjadi hujan. Kalau cuma gerimi kecil jangan takut, tunggu aja...
Karena menikmati puncak Sikunir tidak hanya untuk sunrise saja.
Matahari mulai terik pun suasana tetap asyik buat berfoto-foto ria.
******
Setelah memahami tips saya diatas, mari kita ikuti review perjalanannya.
Setelah parkir kendaraan kita disekitar danau Cebong, lalu kita berjalan ke arah timur menuju titik awal pendakian. Kalau bingung tanya saja pada orang yang ada disana.
Sebaiknya sebelum mendaki mampir dulu di warung sekitar, untuk sekedar membeli jajanan mengganjal perut sebelum perjalanan mendaki.
Jajan gorengan dulu kita |
Makan gorengan bikin hangat badan |
Rame kaya' pasar malam |
Setelah istirahat sembari makan makanan kecil, perjalanan dilanjut menuju timur dengan mengikuti jalan paving yang sudah rapi. Baru setelah berjalan sekitar 10 menit keadaan jalan menjadi jalan setapak namun cukup lebar dan sudah ditata dengan batu, dipinggirnya juga sudah dipasang pembatas sebagai pengaman.
Jadi walau berjalan pada malam hari tetap aman.
Susana di jalur pendakian |
Biasanya untuk pagi hari menjelang sunrise, sepanjang jalur akan dipenuhi para wisatawan yang ingin menyaksikan golden surise, jadi jangan kuatir kesepian dijalan. Disini suasana seperti pasar tiban.
Jika menjelang sunrise cuaca masih berkabut, jangan kecil hati, tetap saja mendaki dan tunggu saja sampai kabutnya menghilang.
Karena menurut pengalaman kami, para wisatawan mulai kecewa saat sunrise masih diselimuti kabut, sekitar jam 6 pagi para wisatawan mulai turun dengan kekecewaannya.
Susana berkabut, para wisatawan banyak yang memilih turun. |
Sekedar tips, jika menjelang puncak cuaca masih berkabut, biasanya jika kabut sangat tebal akan disertai gerimis kecil.
Sebaiknya berhenti di pos terakhir sebelum puncak. Karena disini ada toilet, mushola dan gazebo, jadi jika tiba-tiba cuaca menjadi hujan, kita bisa berteduh disini.
Tapi jika cuaca membaik (biasanya menjelang jam 7, saat matahari mulai terik, kabut akan menyingkirkan dengan sendirinya) kita bisa meneruskan perjalanan ke puncak.
Karena dari sini perjalanan untuk menuju ke puncak cuma sekitar 5 menit pendakian.
Sambil nunggu kabut menyingkir, selfie-selfie dulu kita |
Jam 7 pagi kabut mulai menghilang |
Langsung lanjut lagi pendakian menuju puncak |
Sekali lagi, puncak Sikunir tetap indah walau bukan saat sunrise. Justru waktu yang tepat untuk berfoto ketinggian itu antara jam 6 sampai jam 9 pagi. Karena waktu-waktu seperti itu pencahayaannya sangat tepat untuk fotografi walau hanya dengan kamera ponsel.
Satu lagi, puncak Sikunir ini sangat luas, disana banyak puncakan-puncakan dan spot-spot terbaik untuk selfie. Jadi jika sampai puncak jangan malas untuk berkeliling mengitari area puncak untuk mendapat spot terbaik jepretan foto kita.
Kalau gak percaya, lihat niihh hasil jepretan saya dengan kamera handphone ASUS ZENFONE 2. Tanpa edit atau tanpa aplikasi tertentu, alias natural.
Oiya, bisa dilihat dari foto dibawah ini, walau beberapa menit sebelumnya menjelang puncak sangat ramai dipenuhi para wisatawan, namun karena mereka tidak mau bersabar dan memilih turun. Jadinya saat kabut menyingkir suasana sangat sepi. Hanya ada beberapa wisatawan saja yang tetap asyik menikmati puncak Sikunir.
Setelah puas menikmati pemandangan di puncak Sikunir dan puas berfoto-foto juga, hendaknya segera kita turun, karena cuaca di puncak sangat panas jika hari mulai siang.
Karena setinggi-tinggi kita mendaki, turun adalah jalan terbaik setelah sampai puncak.
Oiya setelah kita turun jangan lupa beli oleh-oleh khas Dieng yaaa...
Jika foto-foto diatas belum bisa memberi gambaran kondisi disana secara real, silahkan tonton video berikut ini:
Mungkin ini saja review perjalanan saya ke bukit Sikunir kemarin. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin melancong kesana.
Selamat Bertualang,
Salam traveler mania...
Dari saya Ahmad Pajali Binzah
*************************************
*************************************
Info Lengkap Curug Blanten, Pekalongan.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Wisata Watu Bahan, Pekalongan.
*****
Checklis Perlengkapan Mendaki Gunung
Pendakian Gunung Lawu
Pendakian Gunung Lembu
Pendakian Gunung Cikuray
Pendakian gunung Merbabu
Pendakian Gunung Papandayan
Pendakian Gunung Batu, Jonggol.
Pendakian Gunung Lawu
Pendakian Gunung Lembu
Pendakian Gunung Cikuray
Pendakian gunung Merbabu
Pendakian Gunung Papandayan
Pendakian Gunung Batu, Jonggol.
Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng turun via Eyek-Eyek
Baca juga cerpen tentang petualangan:
[Cerpen] Situmbal
[Cerpen] Istri Muda
[Cerpen] Aku Benci Ibu
[Cerpen] Pohon Terakhir
[Cerpen] Edelweis di Pos 3
[Cerpen] Aku Pendaki Kartini
[Cerpen] Pendakian Terindah
[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu
[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat
[Cerpen] Bunga Edelweis Untuk Pristy
[Cerpen] Tersesat di Jaman Majapahit
[Cerpen] Badai Senja di Lereng Merapi
[Cerpen] Tentang Cinta Yang Bertentangan
[Cerpen] Karena Batu Akik Aku Jadi Playboy
[Cerpen] Jangan Rebut Aku Dari Istriku
[Cerpen] Aku Hanya Pendaki Gunung Lawu
[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati di Gunung
Baca juga cerpen tentang petualangan:
[Cerpen] Situmbal
[Cerpen] Istri Muda
[Cerpen] Aku Benci Ibu
[Cerpen] Pohon Terakhir
[Cerpen] Edelweis di Pos 3
[Cerpen] Aku Pendaki Kartini
[Cerpen] Pendakian Terindah
[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu
[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat
[Cerpen] Bunga Edelweis Untuk Pristy
[Cerpen] Tersesat di Jaman Majapahit
[Cerpen] Badai Senja di Lereng Merapi
[Cerpen] Tentang Cinta Yang Bertentangan
[Cerpen] Karena Batu Akik Aku Jadi Playboy
[Cerpen] Jangan Rebut Aku Dari Istriku
[Cerpen] Aku Hanya Pendaki Gunung Lawu
[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati di Gunung