Home » , , , » Pendakian Gunung Slamet, Berikut Tips Dan Info Lengkapnya.

Pendakian Gunung Slamet, Berikut Tips Dan Info Lengkapnya.

Menggapai Atap Jawa Tengah...


Gunung-gunung di Jawa Tengah biasanya cenderung mempunyai vegetasi yang terbuka, didominasi padang sabana dan sedikit hutan pinus dibagian kaki gunungnya. Tetapi ada pengecualian untuk gunung Slamet, disini hutannya masih sangat rimbun dan termasuk hutan hujan tropis yang lembab. Jika dipetakan (menurut pandangan saya pribadi) Jawa Tengah termasuk wilayah transisi untuk keadaan hutannya, mulai deretan pegunungan di Petungkriyono ke barat termasuk Gunung Slamet gunung Ciremai terus ke barat Cikurai, Gede-Pangrango, Salak,-Halimun hingga sampai ke pulau Sumatera keadaan hutannya cenderung hutan hujan tropis yang basah, sementara ke timur mulai dari gunung Prau, Sindoro-Sumbing, Merbabu-Merapi, Lawu, Arjuno -Welirang, Semeru dan terus ke timur sampai di Rinjani dan terus hingga ke pulau Komodo, keadaan hutannya cenderung kering dan didominasi padang sabana.

Jadi gunung Slamet termasuk gunung di Jawa Tengah yang mempunyai trek yang cukup adem untuk di daki, dan juga gunung tertinggi kedua di pulau Jawa membuat gunung ini masuk dalam daftar gunung yang ramai dan populer di kalangan para pendaki gunung.

***

Oke, saya disini tidak mau membahas tentang gunung-gunung mana yang paling populer, tatapi saya ingin menjelaskan tentang jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet.

Dan untuk kali ini saya akan mereview perjalanan saya kemaren dalam mendaki gunung Slamet,

Ayoo kita mulai reviewnya,
Sebenarnya untuk mendaki gunung Slamet bisa di tempuh dengan beberapa jalur pendakian, diantaranya:
Via jalur Bambangan,
Via jalur Baturaden,
Via jalur Kali Wadas,
Via jalur Guci,
Via jalur Dipajaya Pemalang,
Dan masih banyak lagi jalur-jalur lain yang bisa dilewati untuk menuju puncak 3.428mdpl ini.
Tapi untuk kali ini saya akan mereview pendakian via jalur Bambangan karena jalur ini dinilai jalur yang paling direkomendasikan.

***

Setelah semua perlengkapan dan perbekalan siap, kami bergegas bersiap untuk melakukan perjalanan ke basecamp Bambangan, karena jarak dari kota kami (Pekalongan) ke Bambangan tidak terlalu jauh, jadi menggunakan motor masih dianggap safety, (tetapi untuk pendakian dengan jarak antar propinsi, menggunakan sepeda motor sangat tidak direkomendasikan karena sangat berbahaya)

Jika kita menggunakan jasa angkutan umum, bisa ditempuh dengan rute transportasi sebagai berikut:

Dari Purwokerto
Dari Terminal Bus Purwokerto naik bus tujuan ke Terminal Bobot Sari. Dari Terminal Bobot Sari di lanjutkan naik kendaraan Angkudes jurusan Bobot Sari - Pratin lewat Goa Lawa. Perjalanan kurang lebih di tempuh 35 menit sampai ke BaseCamp Bambangan.
Dari Jalur Pantura
Lewat Pantura Turun di Pemalang di lanjutkan naik bus jurusan Purwokerto Turun di pertigaan
Desa Karangreja, Purbalingga ( Pertigaan depan Mapolsek Karangreja) Di lanjutkan Naik Angkudes Warna biru telor bebek, langsung ke Basecamp Bambangan.
Dari Jakarta
Dari Jakarta sebaiknya langsung bisa menggunakan bus tujuan Jakarta – Bobotsari (Purbalingga) sehingga tidak perlu transit di terminal Purwokerto / Purbalingga, turun di Serayu. Setelah itu lanjut menggunakan angkotan umum menuju ke Desa Bambangan. Atau jika naik kereta bisa turun di stasiun Purwokerto atau stasiun Pemalang, lalu dilanjut naik angkutan seperti yang sudah saya jelaskan diatas.
Dari Jogja / Surabaya
Dari Jogja atau Surabaya bisa transit terlebih dahulu di terminal Purwokerto setelah itu akses menuju Basecamp Bambangan Gunung Slamet bisa mengikuti arahan yang sudah dijelaskan diatas.

Catatan: sebaiknya sampai di terminal Purwokerto atau di pertigaan Serayu jangan sampai melewati jam 6 sore, karena trayek angkutan umum tidak sampai malam. Jadi intinya jangan sampai kemalaman di jalan.


Setelah berdo'a bersama, jangan lupa tooss...

Start go...!!!

Oke kita lanjut ke topik, karena perjalanan kami menggunakan sepeda motor, jadi kami memilih belanja logistik di pasar Pulosari, selain pasar ini mudah dijangkau karena banyak pedagang sayur yang berjualan di pinggir jalan jadi kami tak perlu repot-repot parkir motor untuk belanja, dan juga pasar ini cenderung lebih lengkap dibanding pasar Pratin.
Tapi jika menggunakan angkutan umum, biasanya para pendaki akan memenuhi kebutuhan logistiknya di pasar Pratin.

Saya di depan pasar Pulosari.

Jangan lupa nawar, biar kaya' emak-emak... haha...

Setelah lama melakukan perjalanan, sesampainya di basecamp Bambangan kita akan disambut oleh beberapa petugas yang ramah dan siap memberikan informasi tentang pendakian ke gunung slamet. Disini kita diwajibkan mendaftarkan diri dan mengisi data diri serta meninggalkan kartu identitas. Demi keamanan kita dalam mendaki.
Untuk biaya restribusi dikenakan tarif Rp 5.000,-/orang. Sementara yang membawa motor dikenakan tarif parkir Rp 10.000,-/motor.

Pose di basecamp.


Jangan lupa isi data diri dengan lengkap.

Di sekitar basecamp ini banyak terdapat warung-warung makan yang menyajikan makanan untuk para pendaki dengan harga yang relatif murah. Karena menurut pengalaman kami, untuk cara penyajiannya kita dipersilahkan ambil sendiri dengan porsi sesuka hati. harganya pun sudah dipatok murah, jika lauk telur Rp10.000,- jika lauk ayam Rp 12.000,-

Untuk masalah menginap jangan kuatir, di basecamp menyediakan tempat untuk tidur, dan di warung-warung ini juga menyediakan ruang tamunya untuk istirahat para pendaki. Dan perjalanan kali ini saya memilih tidur di warungnya bu Kuat, tepat didepan basecamp. Selain tempatnya luas dan bersih, disini cenderung lebih kondusif dan tidak sebising di basecamp. Dan paginya pun mudah untuk mengisi perut alias sarapan di warung tersebut.

Ngobrol santai di depan warungnya bu Kuat.
Sebatang rokok dan segelas teh hangat cukup membuat rilex suasana.

Jangan lupa isi perut... hahaa...

Untuk melakukan start pendakian sebaiknya dilakukan sepagi mungkin, antara jam 6-8 pagi, tentunya setelah selesai sarapan. Karena selain energi kita masih full,  juga untuk menghindari terik panas matahari, karena perjalanan dari basecamp ke pos 1 memakan waktu sekitar 3 jam, dan medannya masih cenderung terbuka.  jadi jika start jam 8 maka kita akan sampai pos 1 sekitar jam 11 siang, maka saat panas mulai terik kita sudah melewati pos 1 dan memasuki hutan alam yang sangat lebat yang cenderung adem.

Pose sebelum mendaki, biar kaya' kekinian, Hehe...

Ini dia gerbang yang fenomenal itu...

Setelah memasuki gerbang kita akan langsung melewati jalur dengan kiri-kanan ladang penduduk. Sekitar satu jam berjalan kita akan sampai di pos bayangan, yaitu sebuah area yang sering digunakan untuk istirahat karena disini terdapat warung-warung sederhana.

Trek pertama melewati ladang penduduk.

Pos bayangan, banyak warung-warung semi permanen.

Dan perjalanan dilanjutkan menyusuri hutan pinus yang cukup teduh. Setelah berjalan sekitar 2,5 jam dari basecamp kita akan sampai di pos 1. Disini disebut juga pos gardu pandandang karena terdapat selter dengan view yang cukup indah untuk melihat hamparan ladang penduduk dan pemukiman penduduk dari kejauhan, serta bukit-bukit nan hijau.

Saya di pos 1

Suasana di pos 1.

Dari pos 1 perjalanan dilanjutkan memasuki hutan alam yang masih sangat lebat, walau treknya semakin menanjak namun suasana sangat adem karena sinar matahari jarang mampu menembus kanopi hutan hujan tropis ini.

Trek yang tertutup dengan kanopi hutan hujan tropis yang cenderung adem.

Setelah berjalan sekitar 1,5 jam kita akan sampai di pos 2 atau sering disebut Pondok Walang. Disini masih ada pedagang makanan yang menjajakan dagangannya dengan meja dan bangku yang terbuat dari kayu dan tanpa atap. Pedagang disini termasuk pedagang musiman, dan jika menjelang sore pedagang akan pulang. Karena disini tidak ada selter atau bangunan semi permanen seperti di pos 1.
Suasana pos 2, ada 3 pedagang yang menjajakan makanan dengan lapak sederhana, tanpa bangunan bahkan tanpa atap, hanya meja dan bangku dari kayu yang ditata sedemikian rupa.

Selfie dulu di pos 2, Pondok Walang.
Dan di belakang sana ada cahaya matahari yang menembus dari sela-sela dedaunan. Saya pun langsung berfoto-foto disana.

Ini hasil jepretannya.
Setelah berjalan menyusuri hutan yang sangat lembab, dengan trek yang masih cenderung sama, kita akan sampai di pos 3 setelah berjalan mendaki sekitar 2 jam. Disini masih ada satu pedagang yang membuka lapak sederhana hanya menggelar tikar dari terpal dan atapnya pun juga dari terpal. Jadi bagi pendaki yang perutnya mulai kosong dan malas membuka logistik, sekedar membeli gorengan dan nasi bungkus disini adalah solusi yang tepat.

Pos 3 , disini tidak ada selter.

Dari pos 3 ke pos 4 membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam, dan dari pos 4 ke pos 5 juga membutuhkan waktu 1,5 jam. Di pos 5 terdapat selter dan ada pedagang disana yang menggelar dagangannya berupa gorengan, nasi bungkus, kopi dll. Di pos 5 terdapat aliran sungai yang bisa dimanfaatkan untuk menambah persediaan air. Aliran sungai ini berada disebelah kiri selter dengan menuruni jalur setapak yang cukup curam sekirat 5 menit.

Memasak ala pendaki, lokasi: pos 5

Setelah melewati pos 5 vegetasi cenderung terbuka dan pepohonan cenderung pendek. Hutan disini disominasi sengon gunung, akasia, edelweis dan semak belukar. Jarak dari pos 5 ke pos 6 hanya 25 menit, dan di pos 6 ini tidak ada selter atau tanah lapang, hanya tanah datar yang bisa digunakan untuk beristirahat. Jarang para pendaki mendirikan tenda disini.

Pos 6, hanya untuk istirahat jarang ada pendaki yang mendirikan tenda disini.

Dari pos 6 ke pos 7 membutuhkan waktu tempuh hanya sekitar 20 menit. Di pos 7 terdapat selter dan tanah datar yang cukup untuk mendirikan tenda sekitar 5 - 10 tenda. Biasanya pendaki mendirikan tenda disini karena jarak menuju ke puncak tidak terlalu jauh.

Pos 7, ada selter dan disekitarnya bisa untuk mendirikan belasan tenda.

Selter di pos 7.

Dari pos 7 ke pos 8 hanya membutuhkan waktu tempuh 15 menit. Di pos 8 ini vegetasi mulai gersang, didominasi pohon edelweis dan semak belukar, dari sini trek menuju puncak yang cadas juga mulai kelihatan.

Pos 8, hanya untuk istirahat tidak ada lokasi untuk mendirikan tenda. Hanya tanah datar yang sempit.

Setelah sekitar 30 menit berjalan melewati semak dan pohon-pohon edelweis yang tumbuh disepanjang jalur, kita akan sampai di batas vegetasi, batas antara pepohonan dan jalur batu merah yang cadas. Yaitu pos 9 atau sering disebut pos Palawangan. Dari sini puncak sudah mulai terlihat namun jalurnya sangat ekstrim.

Pos 9, Palawangan. Batas Vegetasi.

Saya sedang istirahat di batas vegetasi.

Trek menuju puncak dengan bebatuan terjal.

My shoes @ Batu Merah trek.

Dan setelah hampir 2,5 jam perjalanan mendaki menapaki jalur batu yang ekstrim, sampailah kita di puncak tertinggi gunung Slamet 3.428 mdpl.
Rasa lelah, letih dan peluh dalam perjalanan pendakian ini akan terbayar jika kita sudah menginjakkan kaki di atap Jawa Tengah ini. Hamparan gigir kawah yang megah membentang mengitari kawah yang sangat luas. Pemandangan daerah-daerah sekiatnya juga nampak jelas.
Jika cuaca bersahabat, kita bisa menyaksikan kawahnya yang khas kehijau-hijauan. Di puncak ini kita juga bisa merasakan seperti berada di planet Mars. Karena di puncak ini terdapat hamparan pasir yang luas (segoro wedi) dan kepulan-kepulan asap belerang.

Alhamdulillah sampai di atap Jawa Tengah.
Sebagai seremonial saya memegang plat penanda puncak ini.

Sahabat saya Ahmad Dawam juga ikut-ikutan foto sambil memegang platnya.

Dan bendera Batik Binzah pun dikibarkan.

Lagi-lagi sahabat saya Ahmad Dawam juga ikut-ikutan mengibarkan. Hahaa...

Tidak mau ketinggalan saya pun mengibarkan lagi. Lebih tinggi... hahaha...


Tips dan info lengkap tentang pendakian gunung Slamet:

• untuk mencapai basecamp banyak angkutan umum yang mudah kita jumpai, baik dari terminal Purwokerto maupun dari arah utara yaitu Pemalang, namun sebaiknya jangan sampai sore hari, karena trayek angkutan disini hanya sampai jam 6 sore.
• bagi yang membawa kendaraan pribadi (mobil atau pun motor) di basecamp terdapat parkir yang cukup untuk menampung sekitar 50 motor dan 5 mobil. Namun jika sudah penuh banyak pemuda setempat yang menawarkan tempat parkir yang lokasinya tak jauh dari basecamp.
•untuk pendakian gunung Slamet belum menggunakan sistem kuota, jadi kita tidak perlu booking terlebih dahulu, kecuali untuk 17 agustus karena petugas biasanya membatasi kuota pendaki untuk mengantisipasi membludaknya jumlah pendaki yang masuk.
• untuk logistik kita bisa belanja di pasar Pratin, tapi sebaiknya sampai dipasar pagi atau siang hari, karena kalau sudah sore pasar sepi dan sudah banyak yang tutup. Jadi sebaiknya jika waktu tidak memungkinkan berbelanja sayuran dan kebutuhan logistik dipenuhi di pasar lain.
• di daerah pasar Pratin juga susah ditemui konter penjual pulsa atau mesin ATM jadi untuk masalah ponsel (seperti butuh power bank, tongsis, beli kartu perdana atau isi pulsa) kita harus turun ke pasar Pulosari atau ke Moga, begitu juga dengan urusan perbankan dan ATM.
• untuk masalah menginap kita bisa tidur di basecamp karena disini menyediakan tikar yang cukup luas untuk tidur puluhan pendaki, namun jika di basecamp terlalu ramai dan bising kita bisa menginap di warungnya bu Kuat tepat di depan basecamp, disini cenderung lebih bersih dan nyaman.
• di basecamp tersedia fasilitas tolet untuk keperluan MCK, namun berbayar dan dikenakan tarif 2rb rupiah. Jadi sediakan uang receh yaa...
• jika hendak mendaki sebaiknya start perjalanan sepagi mungkin, karena jika siang terik matahari akan sangat menyengat, karena perjalanan dari basecamp ke pos 1 jalurnya cenderung terbuka dan melewati ladang penduduk. Dan juga untuk mengantisipasi agar kita sampai di pos 5 atau pos 7 sebelum hari gelap, karena biasanya jika sudah kemalaman di pos 5 cenderung sudah penuh dengan tenda-tenda pendaki lain, jadi jangan sampai telat yaaa... nanti bisa gak kebagian lokasi untuk mendirikan tenda, kalaupun masih ada gak bisa memilih temoat yang nyaman sesuka hati.
Oohh iyaa waktu di pos 5 kemaren, setelah saya hitung semua tenda yang telah berdiri disana yang penuh sesak itu, ternyata disana maksimal memuat 30 tenda. Itupun sampai nyempil-nyempil ke semua penjuru disekitar selter pos 5.
• lokasi yang strategis untuk mendirikan tenda adalah di pos 5 dan pos 7. Itu sesuai prioritas, kalau prioritas kenyamanan memasak dengan melimpahnya air sebaiknya ngecamp di pos 5. Tapi jika prioritasnya sunrise pas di puncak sebaiknya ngecamp di pos 7 karena jarak sudah tidak jauh lagi, konsekuensinya persediaan air sepenuhnya diambil dari pos 5.
Kalau ditanya kenapa tidak ngecamp di pos 8 atau 9 saja yang notabine makin dekat ke puncak, jawabannya di pos 8 dan 9 sedikit area untuk mendirikan tenda dan vegetasinya sangat terbuka, resiko terkena terpaan angin sangat tinggi.
• untuk pendakian muncak, sebaiknya semua perbekalan ditinggal dalam tenda, cukup membawa air minum dan snack secukupnya. Dan menurut saya pribadi meninggalkan tenda dalam keadaan kosong di jalur gunung Slamet masih tergolong aman. Tapi jika kuatir terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, bisa salah satu teman kita untuk berjaga di tenda dan tidak ikut muncak.
• untuk yang mendirikan tenda di pos 5 jika ingin sunrise di puncak sebaiknya berangkat sebelun jam 2 dini hari. Tapi jika ngecamp di pos 7 bisa mulai jam 3an.
• menurut petugas basecamp, di puncak tidak diperkenankan berlama-lama, maksimal 1 jam. Dan dibatasi sampai pukul 10.00wib. Jadi usahakan sampai puncak sebelum jam 9 pagi supaya kita bisa menikmati suasana puncak lebih lama.
• konstur bebatuan di puncak merupakan bentuk bebatuan labil atau mudah longsor, jadi saat melakukan selebrasi hendaknya jangan berlebihan, jangan berselfie yang terlalu ekstrim dan tetap safety first.
• jangan lupa sampahmu tanggung jawabmu. Semua sampah non organik wajib dibawa turun. Karena dari pihak basecamp telah memberikan kantong sampah. Dan di basecamp akan dicek bawaan sampahnya.

Demikian ulasan saya tentang pendakian gunung Slamet Jawa Tengah, semoga bermanfaat...!!!
Selamat Bertualang...!!!

Salam lestari dari saya, Ahmad Pajali Binzah.


===================================


===================================


Oiya untuk review yang lebih real, silahkan tonton video berikut ini:



===================================
===================================

Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

12 comments:

  1. Pas bgt karena bulan depan saya mau mendaki kesini. Insya Allah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga perjalanannya menyenangkan, berkesan dan lancar tanpa halangan suatu apapun... aminn...

      Delete
  2. Sore merapat kesana dari Jakarta Pulogadung 👍 sampai ketemu disana yaa 😀😉😊

    ReplyDelete
  3. Bermanfaat banget.thanks bro.salam Rimba.salam lestari

    ReplyDelete
  4. Sangat bermanfaat sekali, terima kasih

    ReplyDelete
  5. permisi bang, ada kontak penyewaan kendaraan dari stasiun purwokerto buat ke basecamp ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf saya tidak punya info kontak penyewaan kendaraan, tapi sesampainya di stasiun purwokerto banyak kok angkutan atau carteran untuk ke basecamp...

      Delete
  6. Mohon info pendakian minggu ini apa sudah bisa

    ReplyDelete

recent posts