Curug Blanten, Desa Kutorojo, Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Untuk kali saya ingin mengeksplor lokasi wisata alam yang berada di daerah kabupaten Pekalongan yang baru saja diresmikan sekitar dua bulan yang lalu, tepatnya tanggal 24 april 2016. Yakni air terjun (Curug) BLANTEN.
Lokasi wisata alam air terjun yang cukup mudah dijangkau dari pusat kota Pekalongan. Yaitu cuma membutuhkan sekitar 1,5 jam perjalanan dari Pantura (kota Pekalongan) atau sekitar 40 menit dari tugu 0km Kajen.
Lokasi Curug Blanten ini tepatnya berada di dukuh Gunung Telu, desa Kutorojo, Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Jika kita dari arah kota pekalongan, kita terlebih dahulu menuju pusat kota Kajen, setelah sampai di perempatan Kajen (tugu 0km) kita ambil ke arah selatan atau menuju pasar Kajen.
Untuk menghemat biaya, sebaiknya kita membeli jajanan di pasar Kajen ini, karena selain harganya lebih murah tentu kita bisa memilih jajan sesuai selera kita. Karena di lokasi wisata nanti disana hanya ada dua warung jajan itupun di area parkir, dan di titik air terjunnya tidak ditemui pedagang satupun. Dan warung itu pun buka hanya saat wisatawan ramai seperti weekend dan hari libur.
Tetapi jika kita tidak mau repot, membeli jajanan di lokasi wisata adalah solusi yang tepat.
Setelah kita membeli jajanan pasar di pasar Kajen, perjalanan dilanjutkan ke selatan menuju arah Kandangserang, setelah berjalan sekitar 2km kita akan menemui pertigaan besar, yang ke kiri ke arah Linggo Asri dan yang ke kanan arah Kandangserang, kita ambil ke arah kanan. Dan lurus terus mengikuti jalan sekitar 20 menit (dihitung dari pasar Kajen kecepatan ±40km/jam) kita akan sampai di gang Sempuyung 2, yaitu gang menuju desa Kutorojo, patokannya sebelum tugu perbatasan Kandangserang, gangnya ada di sebelah kiri jalan, dan dipinggir gang ada baleho gambar air curug Blanten. Kalaupun kita bingung bertanya pada warga pasti akan tau karena desa Kutorojo sudah cukup terkenal di wilayah Kajen.
Dari gang ini kita akan melewati jalan aspal yang agak sedikit rusak tapi tetap layak untuk dilewati sepeda motor atau kendaraan roda empat.
Setelah berjalan sekitar 7 menit berkendara kita akan sampai di gerbang desa Kutorojo.
Dari gapuro ini perjalanan diteruskan mengikuti jalan tersebut dimana disetiap pertigaan ada plang petunjuk ke arah lokasi wisata curug Blanten.
Jadi tanpa harus bertanya pun kita tidak akan tersesat untuk mencapai curug Blanten ini.
Setelah berkendara sekitar 7 menit menyusuri jalan perkampungan lalu jalan kembali memasuki perkebunan, kita akan sampai di pintu masuk loket tempat wisata curug Blanten.
Dari loket wisata ini perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan yang baru saja jadi yang masih berupa tanah, (pas saya kesini jalan masih dikerjakan oleh warga dengan menata batu-batuan kecil agar tidak licin saat hujan) setelah menyusuri jalan baru ini tak berapa lama kita akan sampai di lokasi parkir.
Lokasi parkir ini juga masih baru dibersihkan, berupa tanah datar yang cukup luas dan lokasinya pun sangat pas untuk memarkir kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Dan juga masih rindang dan adem membuat kendaraan kita tetap aman untuk diparkir berlama-lama disini.
Di daerah parkir ini ada warung jajan sederhana yang menjajakan minuman ringan, air mineral, kopi, gorengan, snack, mie cup dll. Sangat pas untuk mengganjal perut yang mulai keroncongan setelah lama perjalanan. Tapi warung ini hanya buka disaat-saat ramai pengunjung saja, jadi untuk mengantisipasi perjalanan hari biasa sebaiknya persiapkan bekal dari pasar Kajen.
Dari sini perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan setapak yang membelah hutan yang masih rimbun dan sejuk dengan trek menurun curam. Jadi diusahakan sebelum kesini kondisi badan dalam keadaan fit karena saat kita kembali jalan setapak ini akan menjadi tanjakan tajam yang akan menguras tenaga.
Sebelum sampai di lokasi curug Blanten kita juga akan disuguhi pemandangan persawahan yang indah, disana juga banyak gardu-gardu kecil yang bisa kita gunakan untuk istirahat. Dari gardu ini kita bisa menikmati pemandangan yang sangat indah serasa berada di gardu pandang mini.
Setelah melewati persawahan kita akan memasuki lagi hutan dan kembali menuruni jalur setapak, tapi dari sini curug sudah mulai terlihat jelas. Dan tak berapa lama menuruni jalur setapak kita akan sampai di titik air terjun Blanten. Mata kita akan segera disuguhi pemandangan air terjun dengan air yang jatuh melewati tebing vertikal nan indah.
Curug Blanten ini memang tidak terlalu tinggi, debit airnya juga tidak terlalu besar, tapi untuk akses yang mudah dijangkau karena dekat dengan pusat kota pemerintahan Kajen, membuat lokasi wisata alam ini layang untuk dikunjungi.
Apalagi fasilitas yang walaupun masih sederhana namun sudah memenuhi standar. Seperti tong sampah, gardu untuk berteduh, ruang ganti, pancuran air untuk mandi bilas, DLL.
Selain mandi di air terjun, bagi penggemar selfie disini spot yang tepat untuk bernarsis-narsis ria.
Dijamin foto disini akan menghasilkan foto terbaik dengan memori yang seru yang tak akan terlupakan.
Jika review dan foto-foto diatas kurang bisa memberi gambaran tentang kondisi disana secara real, silahkan tonton video berikut ini:
KESIMPULAN
Kelebihannya:
¤ air terjun ini masih baru diresmikan, otomatis suasananya masih alami dan bersih.
¤ harga tiket masuk yang sangat murah, yakni Rp 5.000,- untuk 2 orang dan sudah termasuk parkir.
¤ penduduk sekitar yang sangat ramah, hingga selalu menyapa kita saat berpapasan. Membuat hati kita nyaman saat berkunjung kesini.
¤ fasilitas yang cukup tersedia.
¤ jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari pusat kota.
¤ suasana hutan pinus yang masih rimbun dan alami membuat perjalanan lebih menyenangkan.
¤ lokasi parkir yang cukup luas dan adem yang mampu memuat puluhan kendaraan.
Kekurangan:
¤ debit air terjun yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu tinggi membuat pemandangan air terjunnya kurang wah dan kurang megah.
¤ kondisi airnya yang kurang jernih membuat berkurang minat untuk mandi.
¤ fasilitas toilet yang belum ada, ada ruang ganti yang bisa digunakan untuk buang air kecil namun untuk BAB belum ada fasilitas yang memenuhi standar.
¤ dilokasi air terjunnya tidak ada kedagang makanan. Jadi harus bawa bekal sendiri.
¤ jarak tempuh dari parkir yang lumayan jauh dan curam membuat kita harus hati-hati dan konsentrasi, apalagi jika musim kenghujN jalannya akan lebih licin. Dan menurut saya tidak disarankan membawa balita dibawah umur 3 tahun.
Demikianlah ulasan tentang perjalanan saya ke curug Blanten, untuk keseluruhan kalau boleh menilai saya kasih nilai 7 untuk obyek wisata ini.
Terimakasih sudah membaca dan selamat bertualang...
Jangan lupa sampah jangan dibuang sembarangan...!!!
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video dibawah ini, karena disini digambarkan perjalanan dari tugu 0km Kajen sampai di lokasi air terjun secara jelas dan detail.
Jika videonya susah diputar silahkan klik https://youtu.be/RJbkZ9QoP94
****************************************
****************************************
Untuk kali saya ingin mengeksplor lokasi wisata alam yang berada di daerah kabupaten Pekalongan yang baru saja diresmikan sekitar dua bulan yang lalu, tepatnya tanggal 24 april 2016. Yakni air terjun (Curug) BLANTEN.
Lokasi wisata alam air terjun yang cukup mudah dijangkau dari pusat kota Pekalongan. Yaitu cuma membutuhkan sekitar 1,5 jam perjalanan dari Pantura (kota Pekalongan) atau sekitar 40 menit dari tugu 0km Kajen.
Lokasi Curug Blanten ini tepatnya berada di dukuh Gunung Telu, desa Kutorojo, Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Jika kita dari arah kota pekalongan, kita terlebih dahulu menuju pusat kota Kajen, setelah sampai di perempatan Kajen (tugu 0km) kita ambil ke arah selatan atau menuju pasar Kajen.
Perempatan Kajen, atau sering disebut tugu 0km |
Tugu terlihat dari dekat |
Untuk menghemat biaya, sebaiknya kita membeli jajanan di pasar Kajen ini, karena selain harganya lebih murah tentu kita bisa memilih jajan sesuai selera kita. Karena di lokasi wisata nanti disana hanya ada dua warung jajan itupun di area parkir, dan di titik air terjunnya tidak ditemui pedagang satupun. Dan warung itu pun buka hanya saat wisatawan ramai seperti weekend dan hari libur.
Tetapi jika kita tidak mau repot, membeli jajanan di lokasi wisata adalah solusi yang tepat.
Suasana pasar Kajen |
Sahabat saya sedang membeli jajanan pasar |
Jajanan pasar seperti ini harganya relatif murah |
Setelah kita membeli jajanan pasar di pasar Kajen, perjalanan dilanjutkan ke selatan menuju arah Kandangserang, setelah berjalan sekitar 2km kita akan menemui pertigaan besar, yang ke kiri ke arah Linggo Asri dan yang ke kanan arah Kandangserang, kita ambil ke arah kanan. Dan lurus terus mengikuti jalan sekitar 20 menit (dihitung dari pasar Kajen kecepatan ±40km/jam) kita akan sampai di gang Sempuyung 2, yaitu gang menuju desa Kutorojo, patokannya sebelum tugu perbatasan Kandangserang, gangnya ada di sebelah kiri jalan, dan dipinggir gang ada baleho gambar air curug Blanten. Kalaupun kita bingung bertanya pada warga pasti akan tau karena desa Kutorojo sudah cukup terkenal di wilayah Kajen.
Gang menuju desa Kutorojo |
Dari gang ini kita akan melewati jalan aspal yang agak sedikit rusak tapi tetap layak untuk dilewati sepeda motor atau kendaraan roda empat.
Setelah berjalan sekitar 7 menit berkendara kita akan sampai di gerbang desa Kutorojo.
Gapuro desa Kutorojo |
Dari gapuro ini perjalanan diteruskan mengikuti jalan tersebut dimana disetiap pertigaan ada plang petunjuk ke arah lokasi wisata curug Blanten.
Jadi tanpa harus bertanya pun kita tidak akan tersesat untuk mencapai curug Blanten ini.
Plang petunjuk arah |
Setelah berkendara sekitar 7 menit menyusuri jalan perkampungan lalu jalan kembali memasuki perkebunan, kita akan sampai di pintu masuk loket tempat wisata curug Blanten.
Loket wisara curug Blanten |
Dari loket wisata ini perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan yang baru saja jadi yang masih berupa tanah, (pas saya kesini jalan masih dikerjakan oleh warga dengan menata batu-batuan kecil agar tidak licin saat hujan) setelah menyusuri jalan baru ini tak berapa lama kita akan sampai di lokasi parkir.
Lokasi parkir ini juga masih baru dibersihkan, berupa tanah datar yang cukup luas dan lokasinya pun sangat pas untuk memarkir kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Dan juga masih rindang dan adem membuat kendaraan kita tetap aman untuk diparkir berlama-lama disini.
Jalan baru, berupa tanah dengan lebar sekitar 3 meter |
Tempat parkir juga masih baru, cukup untuk 10 mobil dan puluhan motor |
Di daerah parkir ini ada warung jajan sederhana yang menjajakan minuman ringan, air mineral, kopi, gorengan, snack, mie cup dll. Sangat pas untuk mengganjal perut yang mulai keroncongan setelah lama perjalanan. Tapi warung ini hanya buka disaat-saat ramai pengunjung saja, jadi untuk mengantisipasi perjalanan hari biasa sebaiknya persiapkan bekal dari pasar Kajen.
Warung sederhana tanpa atap, tapi cukup nyaman untuk melepas lelah sambil mengganjal perut. |
Dari sini perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan setapak yang membelah hutan yang masih rimbun dan sejuk dengan trek menurun curam. Jadi diusahakan sebelum kesini kondisi badan dalam keadaan fit karena saat kita kembali jalan setapak ini akan menjadi tanjakan tajam yang akan menguras tenaga.
Menuruni jalan setapak |
Saat kembali jalan setapak yang menurun berubah menjadi tanjakan curam |
Sebelum sampai di lokasi curug Blanten kita juga akan disuguhi pemandangan persawahan yang indah, disana juga banyak gardu-gardu kecil yang bisa kita gunakan untuk istirahat. Dari gardu ini kita bisa menikmati pemandangan yang sangat indah serasa berada di gardu pandang mini.
Gardu mini di tengah pematang sawah |
Penandangan dari atas gardu |
Setelah melewati persawahan kita akan memasuki lagi hutan dan kembali menuruni jalur setapak, tapi dari sini curug sudah mulai terlihat jelas. Dan tak berapa lama menuruni jalur setapak kita akan sampai di titik air terjun Blanten. Mata kita akan segera disuguhi pemandangan air terjun dengan air yang jatuh melewati tebing vertikal nan indah.
View Curug Blanten saat kita pertama sampai |
Gardu untuk berteduh di area curug Blanten |
Suasana yang cukup ramai, karena saya kemari pas musim libur lebaran |
Curug Blanten ini memang tidak terlalu tinggi, debit airnya juga tidak terlalu besar, tapi untuk akses yang mudah dijangkau karena dekat dengan pusat kota pemerintahan Kajen, membuat lokasi wisata alam ini layang untuk dikunjungi.
Apalagi fasilitas yang walaupun masih sederhana namun sudah memenuhi standar. Seperti tong sampah, gardu untuk berteduh, ruang ganti, pancuran air untuk mandi bilas, DLL.
Jangan lupa, buanglah sampah pada tempatnya |
Kamar ganti sederhana, juga bisa digunakan untuk buang air kecil karena di bawahnya mengalir sungai kecil. |
Pancuran untuk mandi bilas |
Selain mandi di air terjun, bagi penggemar selfie disini spot yang tepat untuk bernarsis-narsis ria.
Dijamin foto disini akan menghasilkan foto terbaik dengan memori yang seru yang tak akan terlupakan.
Selfie di air terjun utama |
Sahabat saya ikut-ikutan selfie, hahaa... |
Duduk di dahang pohon sambil menikmati pemandangan |
Saya selfie di air terjun sebelah kanan yang lebih kecil |
Sahabat saya juga ikut-ikutan selfie, hahaaa... |
Jika review dan foto-foto diatas kurang bisa memberi gambaran tentang kondisi disana secara real, silahkan tonton video berikut ini:
KESIMPULAN
Kelebihannya:
¤ air terjun ini masih baru diresmikan, otomatis suasananya masih alami dan bersih.
¤ harga tiket masuk yang sangat murah, yakni Rp 5.000,- untuk 2 orang dan sudah termasuk parkir.
¤ penduduk sekitar yang sangat ramah, hingga selalu menyapa kita saat berpapasan. Membuat hati kita nyaman saat berkunjung kesini.
¤ fasilitas yang cukup tersedia.
¤ jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari pusat kota.
¤ suasana hutan pinus yang masih rimbun dan alami membuat perjalanan lebih menyenangkan.
¤ lokasi parkir yang cukup luas dan adem yang mampu memuat puluhan kendaraan.
Kekurangan:
¤ debit air terjun yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu tinggi membuat pemandangan air terjunnya kurang wah dan kurang megah.
¤ kondisi airnya yang kurang jernih membuat berkurang minat untuk mandi.
¤ fasilitas toilet yang belum ada, ada ruang ganti yang bisa digunakan untuk buang air kecil namun untuk BAB belum ada fasilitas yang memenuhi standar.
¤ dilokasi air terjunnya tidak ada kedagang makanan. Jadi harus bawa bekal sendiri.
¤ jarak tempuh dari parkir yang lumayan jauh dan curam membuat kita harus hati-hati dan konsentrasi, apalagi jika musim kenghujN jalannya akan lebih licin. Dan menurut saya tidak disarankan membawa balita dibawah umur 3 tahun.
Demikianlah ulasan tentang perjalanan saya ke curug Blanten, untuk keseluruhan kalau boleh menilai saya kasih nilai 7 untuk obyek wisata ini.
Terimakasih sudah membaca dan selamat bertualang...
Jangan lupa sampah jangan dibuang sembarangan...!!!
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video dibawah ini, karena disini digambarkan perjalanan dari tugu 0km Kajen sampai di lokasi air terjun secara jelas dan detail.
Jika videonya susah diputar silahkan klik https://youtu.be/RJbkZ9QoP94
****************************************
****************************************
BACA JUGA:
Info Lengkap Curug Blanten, Pekalongan.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
*****
Checklis Perlengkapan Mendaki Gunung
Pendakian Gunung Lawu
Pendakian Gunung Lembu
Pendakian Gunung Cikuray
Pendakian gunung Merbabu
Pendakian Gunung Papandayan
Pendakian Gunung Batu, Jonggol.
Pendakian Gunung Lawu
Pendakian Gunung Lembu
Pendakian Gunung Cikuray
Pendakian gunung Merbabu
Pendakian Gunung Papandayan
Pendakian Gunung Batu, Jonggol.
Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng turun via Eyek-Eyek
Baca juga cerpen tentang petualangan:
[Cerpen] Situmbal
[Cerpen] Istri Muda
[Cerpen] Aku Benci Ibu
[Cerpen] Pohon Terakhir
[Cerpen] Edelweis di Pos 3
[Cerpen] Aku Pendaki Kartini
[Cerpen] Pendakian Terindah
[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu
[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat
[Cerpen] Bunga Edelweis Untuk Pristy
[Cerpen] Tersesat di Jaman Majapahit
[Cerpen] Badai Senja di Lereng Merapi
[Cerpen] Tentang Cinta Yang Bertentangan
[Cerpen] Karena Batu Akik Aku Jadi Playboy
[Cerpen] Jangan Rebut Aku Dari Istriku
[Cerpen] Aku Hanya Pendaki Gunung Lawu
[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati di Gunung
Baca juga cerpen tentang petualangan:
[Cerpen] Situmbal
[Cerpen] Istri Muda
[Cerpen] Aku Benci Ibu
[Cerpen] Pohon Terakhir
[Cerpen] Edelweis di Pos 3
[Cerpen] Aku Pendaki Kartini
[Cerpen] Pendakian Terindah
[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu
[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat
[Cerpen] Bunga Edelweis Untuk Pristy
[Cerpen] Tersesat di Jaman Majapahit
[Cerpen] Badai Senja di Lereng Merapi
[Cerpen] Tentang Cinta Yang Bertentangan
[Cerpen] Karena Batu Akik Aku Jadi Playboy
[Cerpen] Jangan Rebut Aku Dari Istriku
[Cerpen] Aku Hanya Pendaki Gunung Lawu
[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati di Gunung
Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah
posting Curug Sikupu desa BRengkolang Kajen dong..
ReplyDeletetingginya lebih dri 20 meter tuh.. indah bgt..
Siap, nanti saya segera meluncur kesana... ditunggu aja reviewnya...
Delete