Saat pertama kali mendengar kapal bersubsidi dari pemerintah diresmikan akhir Januari lalu, yaitu KM Sabuk Nusantara 46 (sekarang diganti Sabuk Nusantara 66), dalam bayangan saya pasti kapal ini sangat ramai diminati oleh para wisatawan khususnya warga Jakarta yang ingin berlibur ke Pulau Seribu. Tapi kenyataannya sudah 6 bulan lebih setelah diresmikan kapal ini tetap sepi peminat. Bahkan perjalanan saya kemarin pas hali libur (17/8/16) tetap saja sepi penumpang, jika dihitung kira-kira tak sampai 50 orang, itupun didominasi oleh pengunjung bapak-bapak yang hoby memancing, bukan wisatawan pada umumnya yang ingin snorkling atau bersantai menikmati pemandangan pantai. Padahal kapasitas daya angkutnya cukup besar yaitu mencapai 114 penumpang beserta 100 ton barang, jadi kalau tanpa muatan barang kapal ini bisa membawa sekitar 250 penumpang, (menurut pandangan saya banyak faktor dan beberapa alasan kenapa kapal ini sepi penumpang, nanti saya ulas di akhir tulisan ini).
Oke, saya disini cenderung ingin membahas perjalanan saya ke pulau Harapan yang notabine pulau terjauh yang di tempuh kapal KM Sabuk Nusantara 46.
Yuukk dimulai saja reviewnya...
Pertama-tama kita harus menuju pelabuhan Sunda Kelapa, karena kapal ini bersandar di pelabuhan tersebut. Lokasinya tepat di samping Batavia Marina.
Untuk mencapai lokasi ini kalau naik kendaraan pribadi dari Kota Tua gedung Fatahilah lurus saja ke utara maka akan mentok sampai di gerbang Pelabuhan Sunda Kelapa, lalu masuk kedalam setelah ada perempatan belok ke kanan, atau tanyakan pada orang disana pasti tau.
Kalau naik angkutan umum dari stasiun Kota naik busway turun di depan pelabuhan Sunda Kelapa.
Bagi yang membawa kendaraan pribadi baik mobil atau motor jangan kuatir masalah parkir, karena sekitar 500m sebelum lokasi kapal bersandar ada tempat parkir yg cukup luas dan aman. Yaitu di depan kantor Syah Bandar, tapi untuk tarif parkir lumayan agak mahal yaitu Rp 20.000,- untuk motor dan Rp 50.000,- untuk mobil. Tapi jika berbarengan bisa didiskon mobil+motor kena Rp 50.000,-
Kantor Syah Bandar, dihalaman kantor ini biasanya penumpang KM Sabuk Nusantara 46 memarkir kendaraannya disini. |
Nomor parkir. |
Sebaiknya sebelum naik kapal persiapkan dulu bekal makanan karena di dalam kapal tidak menyediakan makanan, hanya cafetaria yang hanya menyediakan snack dan minuman ringan. Itupun dengan harga 4x lipat dari harga pasaran.
Buat yang lupa bawa makanan jangan kuatir dulu, karena biasanya disekitar kapal ada ibu-ibu yang menjajakan nasi bungkus, gorengan, kopi dll. Biasanya langganan ibu ini adalah penumpang kapal dan para sopir truk dan ABK.
Penjual makanan keliling yang sering mangkal di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa. Perhatikan spion motornya, bisa sebagai tatakan buat nyeduh kopi. |
Kapal KM Sabuk Nusantara 46 sedang bersandar. |
Untuk masalah tiket, disini tidak ada loket penjualan tiket, jadi sekali datang bisa langsung masuk dan memilih tempat tidur, (karena didalam tidak ada tempat duduk) setelah kapal hendak berangkat barulah ada petugas yang datang menghampiri untuk menjual tiket, persis seperti naik bus Kopaja.
Tiket kapal seharga Rp 15.000,- |
Suasana diatas Kapal. |
Jangan lupa selfie. |
Emaknya pada mabok laut, anaknya tetap asyik bermain. |
Walau harga tiket relatif murah, yaitu Rp 15.000,-perpenumpang tapi untuk fasilitas keselamatan sudah sangat lengkap, baik dari pelapung, perahu darurat, pemadam kebakaran forteble, bahkan fasilitas pendukung sudah sangat nyaman seperti tempat tidur, pendingin ruangan (AC), televisi, cafetaria, toilet, dll.
Cafetaria menyediakan makanan dan minuman ringan. |
Dari kiri: toilet, pemadam porteble, lemari pelampung dan tempat tidur. |
Peraturan dan tata tertib. |
Suasana di dalam kapal, tidak ada tempat duduk tapi disediakan tempat tidur yang lebih nyaman. |
Jangan lupa tidur. |
untuk kecepatan kapal ini memang tergolong lambat, untuk mencapai pulau Harapan membutuhkan waktu hampir 5 jam perjalanan. (waktu tempuh tidak ada patokan tergantung cuaca, karena saat perjalanan pulang kemarin cuma sekitar 4 jam perjalanan). Tetapi kita bosan, kita bisa keluar ruangan untuk menikmati pemandangan, karena sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan gugusan pulau-pulau yang indah dengan hamparan laut yang jernih.
Pemandangan dari jendela. |
Pulau-pulau di sepanjang perjalanan. |
Hamparan laut yang jernih dan dangkal. |
Salah satu pulau disekitar pulau Kelapa. |
Menurut rencana dan jadwal semestinya kapal ini berlabuh di pulau Untung Jawa, pulau Tidung, pulau Pramuka dan pulau Kelapa. Tapi karena beberapa alasan, kapal ini hanya berlabuh di pulau Pramuka dan pulau Kelapa. Karena hanya ada dua pilihan akhirnya saya putuskan turun di pulau Kepala, walaupun rencananya saya ingin ke pulau Tidung.
Setelah perjalanan hampir 5 jam, kita akan sampai di pulau Kelapa, saat kapal bersandar kita akan disuguhi pemandangan yang sangat menyenangkan, yaitu dermaga sederhana yang berada tepat di depan kantor kecamatan, saat melihat kebawah airnya pun sangat jernih hingga terlihat dasarnya, sangat berbeda jauh dengan laut di Jakarta.
Pemandangan saat pertama kali turun di dermaga pulau Kelapa. |
Saat kita turun dari kapal, mata kita akan dimanjakan dengan hamparan air laut yang jernih yang dipenuhi ribuan ikan, jika dizoom air ini akan terlihat banyak ikan kecil. |
Jika dizoom, foto ini juga berisi ribuan ikan kecil yang berenang di air yang jernih. |
Dari dermaga perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menuju pulau Kelapa, karena dermaga dan pulau Kelapa dulunya pulau terpisah, yang kedua pulau itu dihubungkan dengan jalan beton sepanjang sekitar 700m.
Setelah berjalan sekitar 5 menit kita akan sampai di pulau Kelapa disini juga terdapat pertigaan, jika ke kiri kita akan memasuki pusat keramaian pulau Kelapa, jika ke kanan kita akan menuju ke pulau Harapan.
Pulau kelapa dan pulau Harapan ini juga dahulunya adalah pulau yang terpisah yang dibangun jalan untuk mempermudah moda transportasi kedua pulau tersebut.
Jalan yang menghubungkan dermaga dan pulau Kelapa, jalan ini disebut jalan kecamatan karena di dermaga terdapat kantor kecamatan. |
Jalan menuju pulau Harapan. |
Di Pulau Harapan tidak banyak lokasi wisata untuk bisa kita nikmati, karena di pulau ini sudah sangat padat oleh rumah-rumah penduduk hingga tak menyisakan ruang terbuka sedikitpun.
Tapi biasanya para wisatawan di pulau Harapan ini hanya transit untuk menyewa homestay, dan wisata sesungguhnya yaitu pulau-pulau disekitarnya.
Tapi untuk sekedar menikmati pantai, di sini juga sudah sangat menyenangkan, selain air nya sangat jernih jika sore atau malam suasanya cukup nyaman untuk jalan-jalan santai. Disini juga tersedia warung makan dan toko kelontong.
Dermaga di pulau Harapan, karena pulau Harapan punya dermaga sendiri yang lebih kecil. |
Di dermaga pulau Harapan ini memang tidak dilalui kapal besar seperti KM Sabuk Nusantara 46 tapi lalu lintas kapal kecil dan perahu nelayan dan wisatawan sangat ramai. |
Menikmati suasana di pantai dengan pemandangan pulau-pulau kecil. |
Jangan lupa selfie. |
Selfie lagiii... |
Selfie boongan, tanpa kamera, hahaa... |
Menikmati sunset dulu... |
Sunset yang berkesan. |
Malamnya pun tetap asyik untuk santai. |
Jangan lupa selfie. |
Istri saya ikut-ikutan selfie, hahaa... |
Gak mau kalah, selfie lagii... haha... |
Di pulau Harapan banyak warung makan, tapi paling enak disini. Rumah Makan pulau Harapan, lokasinya tepat di jalan utama depan dermaga. |
Menunya juga lengkap, dan rasanya pun sadaaappp... |
Jika review dan foto-foto diatas kurang bisa memberi gambaran tentang kondisi keadaan disana secara real silahkan tonton video berikut ini:
Tips dan info tambahan:
• kapal berangkat jam 8 pagi, usahakan satu jam sebelumnya sudah stanby di pelabuhan. Tapi jangan terlalu terburu-buru takut tidak kebagian tiket karena kapal ini jarang full capasity.
Dan menurut pengalaman saya dalam perjalanan kemaren 17/8/16 yang notabine hari libur tanggal merah, kapal tetap sepi dan hanya diisi tak lebih dari 50 penumpang.
• usahakan bawa bekal dari rumah karena di dalam kapal harga makanan dan minumannya sangat mahal.
• bagi yang suka mabuk perjalanan sebaiknya persiapkan obat anti mabuk karena kapal berjalan agak lambat dan bergoyang. Yang memungkinkan penumpang mabuk laut.
• kapal hanya berlabuh di pulau Pramuka dan pulau Kelapa, jadi pertimbangkan dua pilihan tersebut dan jangan berharap bisa melancong ke pulau Tidung atau pulau Pari, nanti bisa kecewa berat. Hahaa...
• untuk jadwal keberangkatan pada hari sabtu, senin, rabo. Sementara jadwal pulang ke Jakarta dari Kepulauan Seribu pada hari minggu, selasa dan kamis, sementara hari jum'at kapal off.
Jadi jika berangkat hari sabtu pulangnya minggu, jika berangkat hari senin pulangnya selasa, jika berangkat hari rabo pulangnya kamis. Semua keberangkatan baik dari Jakarta maupun dari Kepulauan Seribu tepat pukul 08.00wib.
• di pulau Kelapa banyak homestay milik warga setempat dengan harga sewa antara 200-300 ribu permalam, jadi jangan takut kehabisan, karena jumlahnya sangat banyak.
Untuk pengalaman saya kemaren saya menginap di homestay-nya ibu Ida, (nama suaminya) bapak Doyok, Rt 6/Rw 01 no 36 lokasinya yang lumayan nyaman dekat dengan gapura dan rumahnya hanya satu kamar dengan tarif Rp 200.000,- sudah AC, jadi kita tanpa risih karena tidak ada pengunjung lain di homestay ini (satu rumah satu kamar).
Tapi jika rombongan disana banyak homestay yang didalamnya ada 2 kamar (satu rumah dua kamar). Yang biasanya dipatok tarif Rp 300.000,-
• biasanya setiap homestay menawarkan jasa perahu untuk snorkling atau keliling ke pulau-pulau dengan biaya Rp 350.000/perahu.
*****
Masalah KM Sabuk Nusantara 46 jangan kuatir kehabisan tiket, karena menurut info kapal ini jarang terisi penuh oleh penumpang.
Menurut pandangan saya ada beberapa faktor yang membuat kapal ini sepi penumpang:
• kapal tidak berlabuh di pulau Tidung, sementara pulau Tidung adalah pulau yang paling favorit bagi wisatawan. Jadi disini pepatah lama berlaku, semurah apapun produk jika tidak dibutuhkan konsumen maka produk itu tidak akan laku dipasaran, sama halnya dengan kapal ini, walaupun pemerintah sudah mensubsidi 5,9M sehingga tatifnya hanya 15ribu, dengan tujuan untuk meningkatkan industri pariwisata di Pulau Seribu tapi jika jasanya tidak dibutuhkan wisatawan maka jarang wisatawan yang tertarik dan menggunakan jasa tersebut.
• kurangnya informasi kepada masyarakat khususnya warga Jakarta, sehingga sebagian besar masih ragu untuk berwisata dengan kapal tersebut.
• lokasi bersandar di pelabuhan Sunda Kelapa yang notabine pelabuhan angkutan barang (CARGO) sehingga jarang diketahui calon penumpang.
• kurangnya sarana dan prasarana yang memadai, seperti area parkir, loket pembelian tiket dan dermaga yang nyaman. Sehingga menjadikan nilai minus bagi kapal tersebut.
• banyaknya kapal penyeberangan lain yang menyediakan jasa yang sama, yaitu penyeberangan ke kepulauan seribu, dan mereka memberikan banyak keunggulan yang di tawarkan.
• jarangnya backpacker mania, atau lebih tepatnya wisatawan lebih suka menggunakan jasa agen perjalanan yang sudah dikemas perpaket, dan sebagian besar agen tersebut lebih suka menggunakan kapal ferri atau speedboad yang lebih cepat waktu tempuhnya.
Hal-hal itulah yang kemungkinan besar membuat kapal KM Sabuk Nusantara 46 sampai saat ini tetap sepi penumpang.
Mungkin ini saja review saya tentang perjalanan ke Pulau Seribu dengan KM Sabuk Nusantara 46, semoga bermanfaat dan selamat bertualang...
*****
Revisi karena ada perubahan:
Rabu (24/5) jajaran Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta serta PT. Pelni (Persero) melakukan Press Confrence Launching KM. Sabuk Nusantara (Sanus 66) rute Sunda Kelapa- Pulau Untung Jawa-Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa Kabupaten Kepulauan Seribu untuk mendukung Angkutan Lebaran 1438 H, tahun 2017.
PT. Pelni (Persero) diberi kepercayaan pemerintah dengan penugasan untuk mengoperasikan KM. Sanus 66 yang merupakan pengganti KM. Sanus 46 yang telah dioperasikan pada 28 Januari 2016 lalu. KM. Sanus 66 merupakan satu dari 46 kapal perintis di seluruh Nusantara yang pengoperasianya ditugaskan kepada PT. Pelni (Persero).
Berbeda dengan KM. Sanus 46 yang beroperasi dua hari sekali, KM. Sanus 66 akan beroperasi setiap hari dengan tarif Rp 15.000,- sudah termasuk asuransi. KM. Sanus 66 akan berangkat pada pukul 08.00 dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke Pulau Untung Jawa-Pulau Pramuka-Pulau Kelapa dan Kembali ke Jakarta pukul 16.00 secara reguler atau berjalan setiap hari.
****************************************
****************************************
Baca juga cerpen tentang petualangan:
[Cerpen] Situmbal
[Cerpen] Istri Muda
[Cerpen] Aku Benci Ibu
[Cerpen] Pohon Terakhir
[Cerpen] Edelweis di Pos 3
[Cerpen] Aku Pendaki Kartini
[Cerpen] Pendakian Terindah
[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu
[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat
[Cerpen] Bunga Edelweis Untuk Pristy
[Cerpen] Tersesat di Jaman Majapahit
[Cerpen] Badai Senja di Lereng Merapi
[Cerpen] Tentang Cinta Yang Bertentangan
[Cerpen] Karena Batu Akik Aku Jadi Playboy
[Cerpen] Jangan Rebut Aku Dari Istriku
[Cerpen] Aku Hanya Pendaki Gunung Lawu
[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati di Gunung
Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah
Thanks bang tulisannha sudah berbagi tips n informasi. Kapan2 saya mau ke semak daun berarti transip pramuka dulu ya ?
ReplyDeleteSama2 brother...
DeleteIya berarti harus turun di pulau Pramuka dulu dan disana juga banyak perahu yang selalu siap mengantar pengunjung keliling pulau disekitar...
Kalu bisa pas hari libur biar bisa rombongan, karena jatuhnya akan lebih murah ongkos perahunya...
Ini artikel yang ditunggu tunggu!!! Baca di berita online tentang kapal ini sudah tua tanggalnya jadi kurang greget. Terimakasih telah berbagi.
ReplyDeleteArtikel yang ditunggu tunggu muncul juga ternyata. Terima Kasih telah berbagi tips dan informasinya.
ReplyDeletemantap infonya. Makasih.
ReplyDeleteGan punya kontak guide lokalnya ga? Sama homestaynya
ReplyDeleteThaks sebelumnya
Btw smsin ya ke 085721004162 hehee
Gan boleh minta kontak homestay sama guide lokalnya?
ReplyDeleteThanks sebelumnya
Gan boleh minta kontak homestay nya? tolong email ke avalenthia@gmail.com atau sms ke 082114399271 makasih gan
ReplyDeleteWaduh maaf, kalau nomor hp saya luoa nanya...
DeleteCuma mencatat alamat home stay nya saja...
Taoi disana dijamin gak bakalan gak kebagian kamar, karena disana rata2 penduduknya punya home stay masing2...
halo mas, mau nanya, akses jalan dari pulau kelapa menuju pulau harapan naik apa ya? atau bisa dilewati via darat?
ReplyDeleteDari pulau Kelapa ke pulau Harapan sudah ada jalan penghubung, jalan kaki deket cuma 5 menit...
DeleteUntuk lebih jelasnya bisa liat versi video diatas...
Semoga membantu...
waduh mas? padahal kita di tanggal yang bareng ke pulau harapan? sayangnya kita tidak bertemu disana :D tapi saya berangkat dari dermaga kali adem :)
ReplyDeletedan terimakasih atas artikel menarik ini, dan saya mau tanya itu rumah makannya ada disebelah mana ya ?
Maaf baru sempat bales...
DeletePadahal kalo ketemu bisa lbh murah sewa perahu snoorklingnya... hehee...
Rumah makannya dari dermaga masuk jalan utama ke perkampungan, sekitar 100m, ada di sebelah kanan... :D
itu mas untuk snorkling nyewa perperahu apa gimana mas?
DeleteSnoorkling sewa perahu dari penginapan, (karena setiap yg menginap ditawari perahu) per perahu 350rb-500rb, tergantung ukuran perahu.
ReplyDeletetapi perjalanan kemarin cuma keliling pulau2 aja, coz bawa balita jadi gak bisa ikut snoorkling...
Hapus
mas ngomong2 harga kapal buad kliling ke pulau2 paling murah berapa ya
ReplyDeleteKalau harga sewa kapal paling murah saya kurang paham...
Deletetapi biasanya antara 350-500 ribu, tergantung ukuran dan tawar-menawar...
Kalau pengalaman saya krmn, karena cuma saya istri dan anak, jadi sewa kapal dari penginapan 100rb/orang sudah lengkap alat snoorkling, nanti oleh pemilik penginapan digabung dengan penginapan lain...
Tapi kalau rombongan diatas 6 orang sewa kapal jatuhnya lebih murah...
mas ini masih berlaku kan kapalnya hingga sekarang
ReplyDeleteIya masih tetap berlaku, blm ada perubahan...
Deleteini kapal pemerintah, jadi kalo ada perubahan tarif atau perubahan teknis pasti akan diinformasikan ke media...
tapi mas saya baca katanya 46 udah enggak beroperasi ke pulau seribu:(
DeleteOohh berarti kalo sudah ada pemberitaan resmi dari pihak yg terkait, berarti memnag iya, soalnya saya juga baru tau...
Deletekemungkinan mau diganti yg lbh baik, kalau untuk dihilangkan gak mungkin, karena laju transportasi (terutama angkutan logistik) ke Pulau Seribu sangat dibutuhkan... kalau via kapal2 nelayan yg kecil sangat tidak memenuhi kebutuhan...
Saya pengin trip ke pulau seribu...tapi tidak menginap .bisa nggak kawan??
ReplyDeleteKalo dipaksain sebenarnya bisa aja tapi waktunya sangat sempit dan memakan biayanya lebih tinggi...
Deletebayangin aja, berangkat dari Jakarta jam 8 sampai di pulau jam 11an, nanti adanya kapal kembali ke Jakarta paling akhir ada jam 3 sore itupun kapal speedboat Marina yg harganya sangat mahal...
Berarti di pulau cuma ada waktu sktr 4 jam, itu blm orientasi medan, karena biasanya dibutuhkan waktu minimal 1 jam untuk memahami lokasi yang baru kita datangi dan istirahat dari lelah perjalanan serelah diombang-ambing didalam kapal...
Jadi kesimpulannya jalan-jalan ke Pulau Seribu tanpa menginap bisa dikatakan sangat tidak mungkin...
Kecuali kalau dipaksakan, kebetulan baru sampai Pulau ada kabar atau keperluan yang mendesak dan harus segera kembali ke Jakarta, solusinya naik sepeedboad Marina, yang harganya sekitar 250rb sekali jalan, itupun kapal terakhir jam 3 sore...
untuk pembelian tiket km sanus 66, itu dmn yh
ReplyDeleteTidak ada loket pembelian tiket...
DeleteJika hendak naik ke kapal tinggal masuk, nanti didalam ada petugasnya yang akan menjual tiket...
Persis seperti naik kopaja...