Home » » Pendakian Gunung Semeru, Berikut Tips dan Info Lengkapnya

Pendakian Gunung Semeru, Berikut Tips dan Info Lengkapnya


Pendakian gunung Semeru yang seru, naik dari Watu Rejeng turun via Ayek-Ayek

Kalau dibilang gunung Semeru sekarang tak ubahnya seperti keramaian pasar, mungkin ada benarnya juga. Bagaimana tidak, setiap harinya banyak pendaki yang memadati dan rela antri di sepanjang jalur pendakian. Lebih-lebih kalau long weekend dijamin mau mendaftarkan diri saja (simaksi) kita kudu jauh-jauh hari via online agar bisa mendapatkan quota pendakian.

Tak bisa bisa dipungkiri, semenjak diputarnya film 5cm popularitas gunung Semeru makin melejit, walau sebenarnya sejak tahun 60-an gunung Semeru sudah menjadi favorit pendakian.

Terlepas dari soal popularitas sebuah pendakian gunung, saya disini ingin membahas tentang jalur pendakian gunung Semeru via Watu Rejeng dan turun via gunung Ayek-Ayek.

Jika dilihat dari jalur perjalanannya memang lebih variatif, karena saat kita naik dan turun tidak melewati jalur yang sama. Dan menurut porter yang mengantar kami, jalur Ayek-Ayek adalah jalur potong alias lebih dekat, karena hanya naik satu punggungan dan turun lagi langsung sampai di ladang penduduk, karena jika lewat jalur Watu Rejeng kita akan melipir mengitari gunung dengan naik turun punggungan.

Keuntungan lainnya adalah jalur Ayek-Ayek memiliki padang savana yang tidak kalah cantik dengan Oro-Oro Ombo. Tapi kekurangannya adalah jalur ini sangat terjal hingga sangat menguras tenaga dan memakan waktu tempuh yang hampir sama dengan jalur Watu Rejeng.

Jadi walaupun jaraknya relatif pendek tapi waktu tempuhnya hampir sama, karena tepat ditanjakan lereng gunung Ayek-Ayek ini sangat menguras tenaga.

Oke kita awali ceritanya, untuk mencapai titik awal pendakian basecamp Ranu Pani, bagi yang dari luar kota khususnya yang dari sebelah barat kita terlebih dahulu menuju kota Malang. Dari Malang dilanjut naik angkutan umum menuju pasar Tumpang, berhubung pendakian saya kemarin rombongan, dari stasiun Malang kami mencarter mobil ke Tumpang.

Di pasar Tumpang ini kita bisa mencarter mobil jeep. Karena moda transportasi ke taman nasional Bromo Tengger Semeru hanya mobil jeep ini yang direkomendasikan. Agar lebih murah sebaiknya rombongan, soalnya jika dihitung satuan akan dikenakan biaya Rp 80.000/orang, tetapi jika rombongan bisa nego, jika dihitung-hitung akan lebih murah.

Carter jeep di pasar Tumpang.
Perjalanan menuju Ranu Pani biasanya akan berhenti di sekitar pinggir caldera gunung Bromo  sekedar untuk berfoto-foto.


Watu Rejeng - Ranu Kumbolo

Setelah mengurus perizinan (simaksi), perjalanan dilanjutkan menuju Gapura selamat datang, sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang ini, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk.
Karena biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa Ranu Pani.

Gapura Selamat Datang.


Jalur menuju Watu Rejeng.

Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Menurut saya jalur sudah sangat jelas dan tidak terlalu membingungkan.

Pos Landengan Dowo

Setelah berjalan sekitar 2,5 jam menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 2 jam perjalanan.

Ranu Kumbolo terlihat saat kita pertama kali sampai diatas bukit, dan di seberang sana nampak lokasi yang biasa untuk mendirikan tenda.

Setelah tiba di danau Ranu Kumbolo, disini kita disuguhi pemandangan yang sangat indah, sekeliling danau berjejer bukit yang indah, bahkan jika fajar tiba di selah-selah bukit sebelah timur akan nampak sunrise yang sangat indah, karena matahari akan muncul dari selah-selah kedua bukit itu.
Dan biasanya para pendaki akan betah berada disini, karena tempat ini area yang sangat strategis untuk mendirikan tenda, ditambah banyak terdapat ikan, kadang datang burung belibis liar yang mencari makan disekitar area danau.
Sebagai informasi, danau Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Danau Ranu Kumbolo

Sunrise di Ranu Kumbolo, jika musim kemarau embun di rumput dan air danau akan membeku, jadi saat matahari terbit seketika akan menguap dengan asap tebal.

Air danau yang menguap karena terkena sinar matahari

Nampak dari sebelah kanan danau

Tepi kanan danau

Tepi kiri danau

Menikmati keindahan danau Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo - Kali Mati

Berjalan meninggalkan Ranu Kumbolo kita akan diawali dengan mendaki bukit terjal, bukit ini oleh para pendaki disebut sebagai tanjakan cinta. Menurut mitos jika pendaki dapat mendaki tanjakan cinta tanpa berhenti sedikitpun dan tidak menengok ke belakang sampai ujung tanjakan, maka cintanya akan abadi selamanya. Tapi menurut saya pribadi, mitos ini hanya simbol yang menggambarkan perjuangan cinta itu memang tidak mudah, dan harus fokus pada satu cinta, tidak boleh menengok-nengok pada pilihan lain.

Tanjakan Cinta

Ranu Kumbolo terlihat dari atas bukit Tanjakan Cinta

Kembali ke jalur pendakian, perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati berjarak sekitar 5 km yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 2-3 jam. Setelah tanjakan cinta, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat indah, yaitu dihadapan kita terbentang sebuah padang rumput luas yang dinamakan Oro-oro Ombo, padang rumput ini dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan. Tetapi jika musim penghujan akan berubah menjadi hamparan hijau menyejukkan.
Dari balik Gunung Kepolo tampak puncak Semeru menyemburkan asap menunjukkan kegagahannya.

Oro-Oro Ombo terlihat dari atas bukit Tanjakan Cinta


Gunung Kepolo terlihat dari padang rumput Oro-Oro Ombo

Trek di Oro-Oro Ombo

Di sebelah selatan padang rumput Oro-Oro Ombo terdapat kelompok Hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung Kepolo (3.095 mdpl) merupakan hutan yang ditumbuhi pohon cemara gunung dan tumbuhan paku-pakuan.

Pos Cemoro Kandang

Istirahat di sebatang pohon di Cemoro Kandang

Setelah cemoro kandang perjalanan berlanjut ke padang rumput luas yang disebut Jambangan yang terletak 3.200 mdpl, di sini terdapat beberapa cemara, mentigi, dan bunga edelweis. Dari temapt ini tak berapa lama lagi pendaki akan menemukan Pos Kalimati.
Nama kalimati berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair. Aliran air hanya terjadi apabila musim hujan, aliran menyatu dengan aliran lahar Semeru.
Daerah ini merupakan padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweis seluas 20 ha, dikelililngi kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah.
Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sebelum melanjutkan pendakian.

Pos Kali Mati

Puncak Mahameru terlihat dari Kali Mati

Disini terdapat fasilitas pondok pendaki, namun untuk kebutuhan air dapat diperoleh dari Sumbermani, yaitu pendaki berjalan ke arah barat / kanan menyusuri pinggiran hutan dengan jarak tempuh 1 jam pulang pergi, di tempat ini terdapat tetesan air dari celah batu yang dikumpulkan sehingga membentuk pancuran air.

Edelweis di pinggir jalur Jambangan, sebelum sampai di pos Kali Mati.


Pos Kalimati - Arcopodo


Setelah istirahat di pos Kalimati, perjalanan dilanjutkan menuju Arcopodo, dengan menyusuri tepian padang rumput, kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rum Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Untuk perjalanan ini sebaiknya kita memakai masker dan kacamata.
Sekedar informasi, Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya kita akan melewati lereng yang berpasir.

Pos Arcopodo


Arcopodo - Puncak Mahameru

Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu sekitar 4 jam perjalanan santai, medan yang dilalui adalah lereng berpasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebaiknya semua barang bawaan kita tinggal di Kalimati. Dan pendakian menuju puncak dilakukan sekitar pukul 01.00 dini hari agar kita sampai puncak tepat pada saat matahari terbit (sunrise).
Perjalanan pada dini hari akan lebih efektif dalam menggunakan air. Jika perjalanan pada siang hari, medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas. Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.

Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut "Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi.

Di puncak Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es. Di puncak inilah para pendaki menyematkan dirinya sebagai orang yang mampu mendaki puncak tertinggi di Jawa 3.676 mdpl.

Winarno Binzah di puncak Mahameru

Ahmad Pajali Binzah di puncak Mahameru

Batik Binzah di puncak Mahameru

Gunung Kepolo terlihat dari puncak Mahameru

Perjalanan turun harus lebih hati-hati, tetap fokus karena jika kita berjalan meleset ke kanan jalur, kita akan tersesat di jurang blank 75.

Setelah kita melakukan selebrasi, sebaiknya kita jangan berlama-lama di puncak Mahameru, karena biasanya setelah pukul 10.00wib angin cenderung mengarah ke utara, yang membawa asap dan gas beracun, ini sangat berbahaya bagi pendaki yang masih berada di puncak tersebut.

Setelah turun melalui jalur yang sama, perjalanan turun akan lebih singkat. Sebaiknya kita bermalam lagi di pos Ranu Kumbolo dan perjalanan dilanjutkan keesokan harinya.

Agar perjalanan lebih bervariasi, lebih baik kita memilih jalur turun via Eyek-Eyek. Tetapi jika kondisi tubuh tidak memungkinkan lebih baik lewat jalur Watu Rejeng, karena perjalanan lewat Ayek-Ayek akan mendaki lagi gunung Ayek-Ayek yang terjal.


Jalur Ayek-Ayek

Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menyusuri padang rumput yang sangat luas yang biasa disebut Pangonan Cilik, setelah berjalan sekitar 45 menit menuju gunung Ayek-Ayek, perjalanan akan dihadapkan pada trek yang sangat terjal, bahkan bisa dikatakan lebih terjal dari Tanjakan Cinta, dengan melipir kearah kanan hingga sampai di puncak gunung Ayek-Ayek, dipuncak inilah kita bisa menikmati pemandangan yang sangat indah dan berbeda dari Tanjakan Cinta. Bahkan puncak Mahameru terlihat jelas dari puncak Ayek-Ayek ini.

Pertama memasuki jalur Ayek-Ayek dari Ranu Kumbolo

Padang Rumput Pangonan Cilik

Padang Rumput terlihat dari lereng Ayek-Ayek

Batik Binzah dengan background puncak Mahameru

Di atas sini pula jika kita sedikit menuruni puncak ke arah utara, kita juga sudah bisa melihat pemukiman penduduk di Ranu Pani.
Tapi jangan bergembira dulu, karena perjalanan turun ke Ranu Pani masih memakan waktu yang lumayan lama.
Karena pengalaman saya, setelah melewati ladang sayuran saya kira sudah hampir sampai tapi ternyata jarak dari ladang sampai kampung masih sangat jauh dan melelahkan.

Peta jalur pendakian menuju Ranu Kumbolo
(merah halur Watu Rejeng, kuning jalur Ayek-Ayek)

Peta jalur pendakian gunung Semeru

Peta pendakian gunung Semeru
*untuk peta diambil dari berbagai sumber.

Tips dan info lengkapnya
~Untuk pendakian gunung Semeru ini sekarang sudah menggunakan sistem full online, untuk keterangan lengkapnya silahkan klik web resminya: KLIK DISINI
~Gunung Semeru merupakan masuk kawasan Taman Nasional, jadi kita harus benar-benar ikuti peraturan yang berlaku.
~Jalur menuju puncak Semeru tergolong sangat ekstrim, sebaiknya pakai sepatu yang mumpuni agar perjalanan kita terasa kebih nyaman saat mendaki dengan medan berpasir.
~Perjalanan menuju puncak dari Kali Mati sebaiknya pukul 01.00wib dini hari agar bisa menikmati sunrise tepat di puncak Mahameru. Karena batas waktu berada di puncak maksimal pukul 10 siang. Jika mendekati puncak dan waktu sudah menunjukan pukul 10.00wib lebih baik urungkan niat ke puncak dan segera kembali ke turun.
~Untuk mendaki gunung Semeru sebaiknya menyewa Porter agar perjalanan menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Karena saat kita mendaki ke puncak dari pos Kali Mati tenda kita ada yang menjaganya.
~Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, mengingat jika musim penghujan disana sering terjadi badai. Waktu yang tepat untuk mendaki biasanya pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September.
~Untuk BAB sebaiknya menjauh dari danau Ranu Kumbolo dan gunakan sistem gali lobang tutup lobang, (tetapi menurut informasi, pada bulan Juni ini disana telah dibangun WC umum) diharap tetap dijaga kebersihannya.
~Jangan lupa sampah wajib dibawa turun kembali. Karena sampahmu adalah tanggung jawabmu.

"Terimakasih semoga bermanfaat..."

=====================================

Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

recent posts