Home » , , » Pendakian Gunung Merapi, Berikut Tips dan Info Lengkapnya

Pendakian Gunung Merapi, Berikut Tips dan Info Lengkapnya


Gunung Merapi merupakan salah satu gunung yang paling aktif diantara deretan gunung-gunung berapi yang ada di Nusantara. Sejarah juga telah mencatat beberapa kali gunung ini mengalami erupsi yang sangat berbahaya dan bahkan menelan banyak korban jiwa.

Terlepas dari itu, gunung Merapi juga menyimpan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan termasuk para penggiat di alam bebas. Yaa, karena keekstimannya membuat para pendaki makin tertantang untuk menggapai puncaknya. Walaupun sebenarnya untuk pendakian gunung Merapi ini hanya diperbolehkan sebatas sampai pasar Bubrah saja. Namun demikian, masih banyak pendaki yang nekat naik hingga sampai puncak.

Terlepas dari pro dan kontra tentang batas pendakian, saya disini hanya ingin membahas tentang rute dan jalur pendakian menuju puncak Merapi via jalur Selo, beserta penjabaran tips dan info lengkapnya.

Oke kita mulai reviewnya,
Bagi yang menggunakan jalur kereta, baik dari arah barat seperti Jakarta, Bandung, Bekasi dll, atau dari arah timur seperti Surabaya, Malang dll, pertama-tama kita harus menuju stasiun di kota Solo, baik stasiun Jebres, Balapan, atau stasiun Purwosari. Setelah dari Solo kita naik bus jurusan Semarang dan berhenti di perempatan Sukowedanan Boyolali, atau lebih amannya bilang saja sama keneknya minta turun di perempatan Sukowedanan.
Setelah dari perempatan Sukowedanan kita naik minibus menuju pasar Cepogo, dari sini kita bisa menemukan banyak angkutan menuju Selo, baik mobil bak sayur, minibus, bahkan banyak mobil carteran yang siap mengantar kita langsung menuju basecamp.

Namun jika kita mengambil rute dari semarang, baik dari arah barat maupun timur, kita bisa turun di stasiun Tawang atau stasiun Poncol, setelah itu kita menuju terminal Terboyo untuk naik bus jurusan Solo dan turun di Boyolali.
Dari Boyolali ikuti rute seperti diatas.

Jika kita menggunakan bus kurang lebih juga sama rutenya. Dari jakarta bisa langsung naik bus jurusan Boyolali, atau jurusan Semarang, terus dilanjut seperti rute diatas.

****

Oke, karena saya start perjalanan dari Pekalongan jadi saya lebih memilih menggunakan alat transportasi sepeda motor, karena selain alasan ekonomis juga kita bisa keliling-keliling kota Jogja terlebih dahulu, sebelum melakukan pendakian. Itung-itung touring kecil-kecilan. Hehee.

Oiya sekedar saran, perjalanan dengan sepeda motor masih direkomendasikan selama jarak tempuh tidak lebih dari 250km. Jika jaraknya terlalu jauh sebaiknya menggunakan angkutan umum. Karena setelah mendaki biasanya tubuh kita mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun konsentrasi, dan ini sangat berbahaya jika kita berkendara dengan sepeda motor.

****

Setelah persiapan yang matang selama beberapa hari sebelumnya, perjalanan pun dimulai, karena kami menggunakan sepeda motor otomatis kami bisa jalan-jalan terlebih dahulu untuk berkrliling ke lokasi wisata sebelum menuju basecamp Selo.

Dari Pekalongan ke Jogja membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan, jika perjalanan dari Pekalongan pagi, berarti sebelum jam 12 siang kita sudah sampai di Jogja. Jadi masih ada jeda dari jam 12 siang sampai menjelang malam untuk menikmati jalan-jalan sebelum menuju Selo.

Pertama memasuki kota Jogja, tempat inilah yang langsung kami tuju

Setelah lelah shopping2 di sepanjang jalan Malioboro, kini saatnya menikmati nasi angkringan

Jeprat-jepret

Setelah sehabis maghrib perjalanan dilanjutkan menuju base camp gunung Merapi di Selo, dari Jogja ke Selo ditempuh 1,5 jam lumayan ngebut dikit (kecepatan rata-rata 60kpj). Kita akan tiba di basecamp sekitar jam 19.30wib yang dilanjut makan-makan dan ngobrol santai di sekitar basecamp sambil mencari-cari informasi.

 suasana base camp yang tidak berubah dari 9 tahun yang lalu

Setelah di basecamp sebaiknya kita tidur seawal mungkin karena nanti kita start mendaki sekitar pukul 00 dini hari. Jangan lupa pasang alarm agar tidur kita tidak kebablasan. Karena jika start pendakian kita telat, maka kita tak bisa menikmati sunrise tepat di puncak Merapi yang tentunya kita akan terkena terik matahari karena kesiangan.

Basecamp ke New Selo (20 menit)
Setelah start dari basecamp Selo, perjalanan melewati aspal yang sedikit menanjak sekitar 20 menit kita akan sampai di gardu pandang NEW SELO. Yaitu sebuah tanah datar yang cukup luas dan bisa menampung parkir lebih dari 10 mobil dan juga dapat menampung lebih banyak untuk parkir motor, dan lokasi ini termasuk tempat wisata yang cukup menarik dan selalu ramai oleh wisatawan yang ingin sekedar menikmati pemandangan dan udara pegunungan. karena dari tempat ini kita dapat menikmati pemandangan lereng gunung Merbabu yang megah dan indah.

New Selo ke gapuro hutan (1 jam)
Setelah dari NEW SELO, perjalanan diteruskan dengan menyusuri jalan setapak yg sudah dibeton, lumayan tidak berdebu tapi bikin perjalanan membosankan di kaki karena terlalu monoton. Setelah berjalan mendaki sekitar 1 jam kita akan tiba di sebuah gapuro di tengah hutan yg menandakan perbatasan antara hutan taman nasional dengan ladang penduduk. Disini terdapat gasebo semacam gardu kecil yang bisa digunakan untuk istitahat sejenak.


Gapuro ke pos 2 (30 menit)
Setelah istirahat perjalanan dilanjutkan menuju pos 1 menembus rimbunya hutan lereng Merapi dengan medan berupa tanah dan sedikit batu serta berdebu, yang tentunya akan menjadi licin jika musim penghujan. Untuk menuju pos 1 kita membutuhkan waktu sekitar setengah jam perjalanan. Di Pos 1 terdapat sebuah tugu dan gasebo yang bisa di gunakan untuk istirahat.

Pos 1 ke pos 2 (2jam)
Perjalanan kita lanjutkan munuju pos 2, dari sini trek sudah mulai curam namun masih adem oleh kanopi hutan yang masih tergolong rimbun. Dari pos 1 menuju pos 2 jalur menuju puncak merapi terdapat dua pilihan. Jalur punggung gunung dengan medan berupa bebatuan yang terjal dan jalur lereng gunung (jalur evakuasi) dengan medan jalan setapak berupa tanah dengan bonus menuruni lembahan sepanjang jalur. Dan sebaiknya kita ambil jalur punggungan karena selain lebih aman, jalur ini juga jalur yang direkomendasikan. Karena jalur evakuasi cenderung terjal dan penuh jurang.
Dari pos 1 menuju pos 2 ini juga banyak percabangan jalur namun percabangan tersebut masih bertemu ke jalur yang sama. Namun untuk keselamatan dan keamanan kita sebaiknya ambil jalur yang lebih besar, jangan ikuti jalur potongan.

Untuk menuju pos 2 ini kita membutuhkan waktu pendakian sekitar 2 jam perjalanan. Namun di pos 2 terdapat gasebo dan tanah yang cukup lapang untuk beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanan.


Treck menuju pasar Bubrah
Pos 2 ke pasar Bubrah (1 jam)
Setelah dari pos 2 perjalanan dilanjutkan menuju pasar Bubrah dengan melewati batas vegetasi dan treknya cenderung berpasir dan terjal. Disini kita harus ekstra hati-hati karena trek pasir cenderung licin, jalurnya pun melewati punggungan tipis yang kiri dan kanannya terdapat jurang. Selain treknya yang makin ekstrim, suhu dan cuacanya pun juga lebih ekstrim, kalau malam suhunya sangat dingin, tak jarang disini kalau pagi terjadi badai kabut, kalo cerah pun cuaca jadi sangat terik dan panas karena disini memang tak ada lagi pepohonan, otomatis terik matahari akan langsung memapar ke tubuh kita dan juga memapar ke bebatuan sekitar kemudian panas itu memantul yang menjadikan cuaca semakin panas. Pos 2 menuju pasar Bubrah membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan.


Team Batik Binzah tetep kompak
Pasar Bubrah dilihat dari kejauhan, dipenuhi tenda warna-warni dan puncak Merapi yang mengintip dari balik kabut.


Pasar Bubrah ke puncak (1 jam)
Sebenarnya anjuran batas pendakian Gunung Merapi adalah hanya sampai di pasar Bubrah, namun lagi-lagi banyak yang tak mempedulikan himbauan dan larangan tersebut, dan semua keputusan ada pada diri kita masing-masing, mau mengikuti aturan atau siap menerima resiko yang ada.
Dan saya sebagai penulis tetap menganjurkan untuk mengakhiri pendakian hanya sampai di pasar Bubrah dan setelah itu balik badan, pulang.

Oke kita lanjut lagi, walau saya tidak merekomendasikan, tapi kita lanjut reviewnya.
Dari pasar Bubrah perjalanan dilanjutkan melewati jalur yang menurut saya salah satu jalur terekstrim yang pernah saya daki. Jalur pasir hidup yang membuat pijakan kita terbenam dan akan memakan energi ekstra membuat kita harus benar-benar fit sebelum memutuskan menuju puncak. Selain jalur pasir yang licin, treknya pun cenderung lebih curam. Jadi kita dituntut untuk tetap fokus dan berhati-hati.

Dari pasar Bubrah menuju puncak 2930 membutuhkan waktu sekitar 1 jam pendakian.
(Oiya foto-foto dibawah ini adalah foto hasil jepretan di tahun 2014 sebelum ada himbauan pasar Bubrah)


Treck dari pasar Bubrah menuju puncak Merapi

Detik-detik menuju puncak, lereng yang curam

Dan setelah melakukan pendakian yang melelahkan dari basecamp menuju puncak 2930mdpl yang memakan waktu total sekitar 6 jam pendakian. Namun rasa lelah itu akan terbayar setelah kita mempu menginjakan kaki di tempat paling tinggi seprovinsi Jogjakarta.
Dari sini kita bisa menikmati pemandangan yang sangat spektakuler, kawah gunung berapi yang menganga mengepulkan asap volkaniknya, dan kita juga bisa menikmati pemandangan lautan awan yang membentang, di sebelah utara terdapat lereng Merbabu yang terlihat sangat gagah, di sebelah timur terlihat gugusan puncak gunung Lawu yang menjulang menembus awan. Disebelah barat terdapat gugusan sejoli gunung Sindoro-Sumbing.
Yaa, bagi seorang pendaki pemandangan seprti ini mempunyai kesan tersendiri dan akan selalu mendamaikan hati.
Oiya batuan di puncak tergolong batuan muda yang sangat labil, juga dikelilingi jurang yang berbahaya, jadi sebaiknya tetap hati-hati dan jangan selfie-selfie yang berlebihan.

Bendera Batik Binzah berkibar di puncak Merapi

Puncak Merapi dengan background gunung Merbabu

Puncak Merapi, dengan background titik tertinggi Merapi
Team Batik Binzah 

Setelah kita puas menikmati puncak merapi sang panorama alam , sebaiknya maksimal 2 jam kita berada di puncak, dan setelah itu kita harus turun dengan arah yang sama munuju pasar bubrah.

Dan untuk perjalanan turun memakan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan. Tergantung kondisi fisik dan barang bawaan.

Perjalanan turun masih dibayangi kabut tebal

Istirahat sambil menikmati pemandangan lereng gunung Merbabu


Tips dan info lengkapnya
• gunung Merapi merupakan gunung dengan trek yang menantang, sebaiknya persiapkan fisik dan perlengkapan yang  memadai.
• jangan lupa pakai sepatu gunung, karena trek berpasir akan beresiko jika menggunakan sandal.
• sebaiknya start mendaki dimulai pukul 00 dini hari, karena jika dimulai pagi tentunya sepanjang perjalanan akan terpapar panas matahari yang menyengat, karea sebagian jalur merupakan area terbuka.
• jika menggunakan angkutan umum sebaiknya pilih yang carteran, karena kita akan diantar sampai di depan basecamp.
• di Selo terdapat pasar, jadi untuk perbekalan logistik bisa disiapkan disini.
• di pasar Selo juga terdapat mesin atm, jadi sebaiknya persiapkan untuk masalah keuangan, karena di sepanjang jalur juga banyak penjual makanan, jadi uang cash masih tetap berlaku.
• Gunung Merapi tergolong gunung yg tidak begitu tinggi (2930mdpl) jadi masih bisa didaki dengan sistem tik-tok alias tidak bertenda, apalagi disepanjang jalur tidak ada mata air, jadi sangat susah untuk acara masak-memasak, kalaupun mau ngecamp persediaan air sepenuhnya harus dibawa dari basecamp.

Karena kami mendaki sistem tik-tok jadi yang dibawa tidak terlalu berat, nasi bungkus masing-masing 3 bungkus (bisa beli didepan basecamp), air mineral masing-masing per-orang 3 botol (isi 1,5L).
Goreng-gorengan, roti+seley, madu, biscuit, susu siap minum, coklat, dan snack, yang penting cukup untuk semua anggota taem.
Jangan lupa obat-obatan, jaket tebal, celana panjang, jas ujan, topi, sarung tangan, slayer, sepatu gunung, senter, power bank, dan kamera.

Mungkin ini saja review perjalanan saya, semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin melakukan pendakian ke gunung Merapi.
Jangan lupa tetap safety first dan menjaga kebersihan selama pendakian.
Karena sampahmu adalah tanggung jawabmu...!!!!

"SELAMAT MENDAKI"

******************************************
******************************************

Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

recent posts