Alkisah di sebuah pematang sawah ada tambak budidaya ikan, yang sekelilingnya ditentengi tembok tinggi, bahkan warga sekitar pun jarang ada yang berani masuk karena di pintunya dijaga oleh dua orang penjaga. Konon budidaya ikan itu bukan ikan sembarangan, ikan itu adalah ikan naga yang harganya terkenal sangat mahal. Tak heran jika kolam budidaya itu selalu dijaga ketat dan tak semua orang diizinkan masuk.
Namun dari sekian banyak warga kampung yang takut mendekati lokasi itu, justru ada beberapa anak kecil yang sering bermain di kolam budidaya itu, bahkan para penjaga yang terkenal sangat sangar pun membolehkan anak-anak kecil itu bermain ke dalam.
Ternyata tak lain karena di dalam lokasi kolam itu seorang kakek-kakek tua yang bernama pak Karso yang bertugas memberi makan dan merawat ikan-ikan itu sangat akrab dengan anak-anak.
Yaa, karena anak-anak tersebut sering membantu pekerjaan sang kakek dalam memberi makan dan merawat ikan. Dan kakek itu merasa terbantu sekaligus merasa terhibur dengan kehadiran anak-anak yang sering datang sepulang sekolah.
Singkat cerita, saat anak-anak yang sedang asyik bermain di kolam ikan itu, tiba-tiba juragan sang pemilik kolam datang dan langsung memarahi anak-anak itu yang kedapatan sedang bermain di kolam, apalagi anak-anak itu sedang bermain kapal-kapalan yang terbuat dari daun lalu dilepaskan ke air hingga tertiup angin dan akhirnya kandas tenggelam ke dalam kolam.
Melihat itu sang juragan marah besar, karena petak-petak kolamnya kotor oleh sampah-sampah daun. Saking marahnya sang juragan, membuat anak-anak itu langsung kalang-kabut lari meninggalkan lokasi budidaya ikan naga itu. Tak pelak sang penjaga pun kena semprot oleh juragan pemilik kolam.
Bahkan kakek tua sebagai penanggung jawab kalom tak luput dari omelan sang juragan.
"Ternyata ini penyebab kolam-kolamku kotor oleh sampah-sampah itu...!!!???" Sang juragan memarahi kakek penjaga.
Nampak kakek hanya terdiam, bahkan dua penjaga gerbangpun tak sanggup berkata apa-apa lagi. Semua hanya diam ketakutan melihat kemarahan sang pemilik kolam.
"Bukankah pak Karso sudah aku beri tanggung jawab untuk menjaga kolam-kolam ini, kenapa pak Karso izinkan anak-anak kecil itu masuk dan bermain ditempat ini...!!!???" Sang juragan meluapkan kemarahannya.
"Ta ta tapi mereka hanya bermain dan selama ini tidak mengganggu ikan-ikan disini..." jawab kakek terbata-bata.
"Aku tidak peduli apa jawabanmu, yang jelas aku ingin tempat ini steril dari orang-orang luar, paham...!!!???" bentak sang juragan sembari menginggalkan pak Karso.
Saat sebelum pergi sang juragan berhenti tepat didepan dua penjaga gerbang.
"Mulai hari ini, aku tidak mau lagi ada orang lain masuk tanpa seizinku, kalau masih terulang lagi kejadian seperti ini, kalian akan aku pecat...!!!" Gertak sang juragan pada kedua penjaga gerbang sembari melangkah menuju mobilnya.
*******
Seminggu telah berlalu, sang kakek merasa kesepian, yang biasanya jam sepulang sekolah banyak anak-anak kecil yang membantu sekaligus menghiburnya, kini sepanjang hari sang kakek selalu sendiri mengurus ikan-ikan peliharaan. Apalagi jika sang majikan datang sering marah-marah tak jelas, padahal sang kakek sudah bekerja untuknya sudah hampir tujuh tahun lamanya, namun gara-gara hal itu sang juragan menjadi tak ramah lagi. Hingga akhirnya sang kakek memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Dan sang juragan pun tak keberatan, justru mengungkapkan bahwa sebenarnya ia sudah berencana memberhentikannya.
"Bagus, justru aku tak repot-repot memecat pak Karso, lagian usia bapak ini sudah tak layak bekerja disini, diluar banyak yang sedang mencari kerja..." ucap sang juragan sombong.
*******
Akhirnya selepas berhenti sebagai penjaga ikan, sang kakek sekarang bekerja sebagai petani yang menggarap pekarangan dibelakang rumahnya sendiri, berbagai tanaman ia tanam seperti jagung, singkong, dan berbagai tanaman sayuran dan juga terdapat sepetak kolam budidaya ikan, berbagai hewan ternak juga ia pelihara seperti ayam, bebek dan kambing, untuk sekedar menyambung hidupnya bersama istri tercinta yang sudah sama-sama renta.
Namun yang membuat sang kakek bahagia setiap menjelang siang sehabis pulang sekolah banyak anak-anak yang datang untuk sekedar bermain dan membantu sang kakek.
Namun yang membuat sang kakek bahagia setiap menjelang siang sehabis pulang sekolah banyak anak-anak yang datang untuk sekedar bermain dan membantu sang kakek.
Kini pekarangan rumahnya menjadi lebih asri dan hijau, kolam ikannya walau bukan ikan mahal karena bibitnya didapat dari pasar dengan harga murah namun ikan tersebut sehat dan berkembang biak. Walau hidup dengan sederhana namun kehidupan kakek jauh lebih baik dan berkecukupan. Apalagi banyak tetangga dan anak-anak yang sering bermain kerumahnya. Sang kakek benar-benar tak merasa kesepian.
Suatu hari, disaat anak-anak sedang asyik bermain tiba-tiba mereka berlarian pergi ketakutan. Sang kakek heran saat ditengok ternyata sang juragan yang dulu datang kerumahnya.
"Ada apa gerangan juragan sudi mampir ke gubukku ini...???" Tanya sang kakek, sembari mempersilahkan sang juragan duduk di bangku kayu di samping pekarangan rumahnya.
"Aku bangkrut pak, semua ikan dalam kolam-kolamku mati satu persatu..." ucap sang juragan mencurahkan kesedihannya pada sang kakek.
Sang kakekpun hanya bisa diam tak tau harus berkata apa-apa lagi.
"Kalau pak Karso sudi, kiranya bapak mau bekerja sama denganku lagi, mau merawat dan menjaga kolam lagi...
Aku janji akan memberi upah yang lebih dan memberikan kebebasan buat pak Karso mengizinkan siapapun masuk ke lokasi kolam..." ucap sang juragan menghiba.
Namun sang kakek tetap diam tak bergeming.
"Aku ingin kita mulai dari awal lagi, seperti dulu pak, karena aku baru sadar semenjak bapak kerja di kolamku, panen ikan terus meningkat...
Namun saat pak Karso berhenti bekerja, lambat laun ikan-ikanku mati satu persatu..." ucap sang juragan terus menghiba.
"Tapi maaf gan, aku sudah nyaman bekerja dirumah, sudah sepantasnya aku pensiun untuk bekerja mencari uang, aku ingin hidup damai bersama warga di kampung ini..." ucap sang kakek menolak halus.
Sesaat suasana nampak hening, semua nampak terdiam tanpa bahasa.
"Baik jika memang itu keputusan pak Karso aku tidak bisa memaksa, tapi jika kiranya sudi, tolong beritahu resep agar ikan-ikan dikolam bisa sehat seperti ikan-ikan pak Karso disini..." ucap sang juragan sembari terkagum dengan ikan piaraan sang kakek.
"Jika ingin tau rahasianya, tanyakan pada anak-anak itu..." sang kakek berucap sembari menunjuk kearah anak-anak yang sedang bermain di kolam miliknya dengan daun yang dilepas tertiup angin sampai ketengah kolam.
"Horeee kapalku yang menang, sudah sampai tengah duluan..." ucap anak-anak sirak sorai bermain kapal-kapalan dikolam ikan.
"Omong kosong, anak-anak kecil itu hanya mengganggu saja..."
Mendengar ucapan pak Karso dan melihat anak-anak kecil yang sedang bermain itu, justru sang juragan kembali marah, tanpa basa basi sang juragan pergi meninggalkan rumah pak Karso.
*****
Yaa, tanpa disadari anak-anak yang sedang bermain kapal-kapalan dengan daun itu adalah rahasia kenapa ikan-ikan itu tumbuh sehat dan mudah berkembang biak, karena daun yang digunakan untuk bermain itu bukan daun biasa, daun itu adalah daun ketapang yang bermanfaat bagi kesehatan dan perkembangan ikan.
Sejak saat itu, daun ketapang dikenal sebagai resep di dunia budidaya ikan.
Karena menurut penelitian di dunia medern saat ini ternyata kandungan zat pada daun Ketapang mampu mebuat ikan sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit, sehingga menjadikan ikan tumbuh dengan kualitas terbaik.
=============SEKIAN=============
Baca juga cerpen tentang petualangan:
Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah
0 comments:
Post a Comment