Home » , , , , , , » Pendakian Gunung Lawu Berikut Tips dan Saran Sebelum Pendakian

Pendakian Gunung Lawu Berikut Tips dan Saran Sebelum Pendakian


Jalur Pendakian Gunung Lawu bisa dikatakan jalur pendakian paling safety dan paling aman untuk didaki baik untuk pendaki pemula maupun orang biasa (peziarah), karena jika dibandingkan dengan gunung-gunung lain, gunung ini mempunyai jalur yang jelas, lebar dan dengan kontruksi batu yang tertata rapi dari basecamp sampai puncak. Terutama jalur pendakian Lawu via Cemoro Sewu.
Oleh karena itulah gunung ini selalu ramai didaki baik hari libur maupun hari biasa, apalagi jika tahun baru penanggalan jawa (tanggal 1 suro) gunung ini akan diserbu ribuan peziarah dari berbagai daerah.

Untuk mendaki gunung Lawu, terdapat 3 jalur pendakian, yaitu
1. Jalur via candi Cetho
2. Jalur Cemoro Kandang
3. Jalur Cemoro Sewu

Dari ketiga jalur diatas, yang paling di rekomendasikan adalah jalur Cemoro Sewu selanjutnya jalur Cemoro Kandang. Karena jalur ini dinilai paling aman jika dibandingkan dengan jalur candi Cetho, karena jika via candi Cetho selain akses tranportasinya yang susah, medannya yang ekstrim dan panjang, jalurnya pun masih jalan setapak yang banyak percabangan yang membingungkan.
Tapi jika kita ingin mencari tantangan tersendiri, jalur ini memberikan pengalaman yang berbeda dari jalur lainnya.

Tetapi untuk kali ini saya ingin membahas tentang jalur pendidikan via Cemoro Sewu.
Karena saya menilai jalur ini adalah jalur yang paling favorit dan paling direkomendasikan.

Untuk mencapai basecamp Cemoro Sewu, jika dari arah barat kita terlebih dahulu harus menuju kota Solo dan turun di Terminal Tirtonardi.
Perjalanan dilanjutkan menuju Tawangmangu dengan naik Bus Langsung Jaya menuju Terminal Tawangmangu.
Dari Tawangmangu kita bisa naik angkutan colt L300 turun di Cemoro Sewu, biasanya berakhir operasi jam 5 sore.

Jika dari arah timur, bisa naik kereta atau bus langsung ke Madiun, dari Madiun cari bus jurusan magetan. (bilang aja turun terminal magetan)
Di terminal magetan cari colt L300 turun di Cemoro Sewu. Colt terakhir beroperasi sekitar jam 5 sore.

Untuk masalah logistik, sebaiknya kita membeli perbekalan di pasar Tawangmangu, lokasinya di seberang terminal.

Pasar Tawangmangu


Toko kelontong didalam pasar


Belanja sayur-sayuran


Aneka macam jajanan pasar


Membawa jajan seperti ini saat mendaki sangat berguna untuk mengganjal perut


Jajanan pasar seperti ini harganya relatif murah


Lantai dasar pedagang buah, sedangkan lantai atasnya jajanan pasar


Yang menarik dari pasar ini adalah didepannya banyak pedagang bunga


Setelah berbelanja logistik dan meneruskan perjalanan, sebelum sampai di Cemoro Sewu kita akan melewati Cemoro Kandang terlebih dahulu, dan sekitar 500 meter barulah kirim akan sampai di Cemoro Sewu.

Gerbang perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur


Gapura perbatasan, dengan background gn. Lawu


Tak berapa lama kita melewati gapura perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur kita akan sampai di basecamp Cemoro Sewu, yang lokasinya tepat dipinggir jalan raya, di depan basecamp terdapat tempat parkir yang cukup luas yang bisa menampung ratusan motor atau mobil.

Gerbang pendakian dan basecamp dilihat dari jalan raya


Tempat parkir yang luas


Masjid AN-NUR di seberang jalan, sebaiknya ambil persediaan air dari sini, karena airnya lebih bersih

Tepat di belakang masjid AN-NUR terdapat kebun stroberi, kita bisa sempatkan kesini untuk sekedar merefres kondisi tubuh setelah lelah perjalanan


Cukup membeli Rp 10rb, kita bisa menikmati stroberi segar yang baru saja dipetik. Untuk menambah asupan vitamin C


BASECAMP - POS 1
Jalur pendakian Gunung Lawu secara keseluruhan terdiri dari dua vegetasi, yaitu dibagian bawah didominasi hutan hujan tropis dan separonya lagi dibagian atas merupakan padang sabana.
Untuk jalur pendakian dari basecamp ke pos 1 jalurnya masih cukup landai. Sebelum mencapai pos 1, disini pendaki akan disuguhi pemandangan hutan yang lebat dan masih sangat asri, matahari jarang menembus lantai hutan, dari basecamp ke pos 1 ini pendaki akan menjumpai 3 shelter atau pos bayangan. Waktu tempuh dari basecamp ke pos 1 sekitar 1 jam 30 menit. Di pos 1 terdapat shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat. Disini terdapat juga warung makanan pak Supar, namun tidak setiap hari buka. Biasanya buka saat musim pendakian saja, seperti sabtu minggu dan hari libur.

Basecamp Pendakian gunung Lawu


Kata penjaganya, vandalisme di basecamp diperbolehkan "stiker Batik Binzah"


Gerbang Pendakian


Membeli tiket masuk area gunung Lawu


Tiket Pendakian


Setelah membeli Tiket masuk, kita langsung bisa memasuki area hutan gunung Lawu.
Sayangnya walaupun kita membeli Tiket masuk namun data diri kita tidak dicatat seperti halnya pada pendakian-pendakian gunung pada umumnya.
Setelah melewati gerbang pintu masuk, kita langsung disuguhi pemandangan hutan yang cukup lebat, dan banyak terdapat plang pemberitahuan dilarang membuat api unggun.

Plang peringatan


Pepohonan yang mendominasi hutan


Trek bebatuan yang tertata rapi


Sinar matahari jarang menembus ke lantai hutan


Biarpun siang, suasana tetap adem


Sebelum sampai di pos 1, kita akan melewati 3 pos bayangan. Biasanya kita akan memanfaatkan shelter ini untuk beristirahat setelah lelah perjalanan.


Salah satu pos bayangan


Jalur masih landai dan menyenangkan


Hutan yang sangat rimbun, walau musim kemarau tetap lembab dan sejuk


Warung pak Supar di pos 1, nampak shelter berdiri diujung sana


Shelter di pos 1


POS 1 - POS 2 :
Selanjutnya perjalanan dari pos 1 ke pos 2 dengan melewati jalur yang mulai menanjak dan agak curam, jalurnya pun juga mulai berbentuk anak tangga. Vegetasi didominasi hutan pinus yang besar dan tinggi. Jarak antara pos 1 ke pos 2 merupakan jarak terpanjang dan terlama dalam jalur pendakian ini. Biasanya untuk mencapai pos 2, pendaki membutuhkan waktu 2 jam 15 menit. Tetapi jalur ini mudah untuk dilewati karena jalur batu yang sudah tertata rapih dan berbentuk anak tangga dengan lebar 1,5 meter.

Trek dari pos 1 ke pos 2 semakin menanjak


Sebelum pos 2 kita akan melewati lembahan dengan banyak tebing batu di kiri jalur


Mendekati pos 2 puncakan sudah mulai terlihat


Jika berangkat dari basecamp jam 2 siang kemungkinan sampai pos 2 menjelang maghrib


Di pos 2 ini juga terdapat shelter yang dapat digunakan untuk istirahat, di seberangnya juga terdapat tanah datar yang biasa digunakan untuk mendirikan tenda bagi pendaki yang sudah mulai kelelahan dan bermalam disana. Tempat ini berada tepat dibawah tebing batu dengan kemiringan 45˚.
Di pos 2 ini cukup untuk mendirikan 4 buah tenda.
Shelter di pos 2. (foto diambil dari lokasi tenda)


Lokasi bertenda di pos 2, tepat di bawah tebing batu (foto diambil dari shelter pos 2)


Memasak dulu sebelum mulai mendaki lagi
(foto diambil dari dalam tenda)


View dari pos 2


POS 2 - POS 3 :
Trek akan semakin menanjak selepas pos 2. Trek pendakian masih berupa batu-batu besar yang tersusun secara berundak-undak (anak tangga) dengan kemiringan semakin terjal. Di trek ini biasanya para pendaki mulai kelelahan dan sering beristirahat di perjalanan. Memang trek pendakian dari pos 2 ini sangat menguras tenaga. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai pos 3 sekitar 60 - 90 menit.
Di pos 3 terdapat juga shelter yang biasanya juga digunakan untuk mendirikan tenda. Tetapi lokasi disekitar shelter tidak cukup lapang tidak seperti di pos 2.


Jalur yang semakin menanjak


Shelter di pos 3


POS 3 - POS 4 :
Selepas pos 3 trek masih sangat menanjak. Disini ketinggian sudah mencapai lebih dari 2800 mdpl. Pos 4 akan semkain dekat ditandai dengan adanya pegangan besi yang berada di samping kanan kiri jalur pendakian.
Vegetasi disini mulai jarang terdapat pohon besar, didominasi semak belukar dan pohon-pohon berukuran lebih kecil. Disini juga mulai tumbuh pohon edelweis, cantigi, juga diantara semak banyak terdapat buah arbei yang bisa dimakan sebagai cemilan saat mendaki.

Di titik tertentu, jalur sudah dipasang besi pegangan
(foto diambil dari atas)


Jalur batu yang berbentuk anak tangga, sangat menguras tenaga


Buah arbei yang banyak tumbuh dipinggir jalur


Di jalur ini  sudah mulai tumbuh edelweisr


Dari pos 3 vegetasi pohon-pohon besar mulai berkurang, membawa payung untuk menghindari terik matahari adalah solusi terbaik


Di pos 4 ini tidak terdapat shelter, hanya tanah datar berukuran sempit yang cukup untuk 1-2 buah tenda. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai pos 4 sekitar 60 - 90 menit.
Disini pemandangan mulai terbuka karena didominasi pohon-pohon pendek, telaga sarangan dan kota Magetan terlihat jelas.

View dilihat dari pos 4, plang peringatan berdiri diatas batu kapur


Edelweis di ketinggian pos 4


Pos 4, tidak ada shelter hanya tanah datar yang sempit


POS 4 - POS 5 :
Perjalanan dari pos 4 ke pos 5 jalur pendakian agak landai, Waktu tempuhnya cuma 30 menit. Di pos 5 ini terdapat beberapa warung yang menjual makanan seperti nasi pecel, gorengan, kopi, teh, dan minuman hangat lainnya.
Bagi kamu yang tidak membawa tenda bisa tidur dan bermalam di dalam warung yang memang sudah disediakan tempat untuk para pendaki.
Namun warung ini juga tidak setiap hari buka, bahkan bangunan warung tersebut nampak sudah mulai rusak dan terlihat tidak terawat.

Di samping pos 4 jalan menanjak sebentar dan seterusnya cenderung landai


Plang petunjuk spot-spot penting di puncak Lawu


Telaga Sarangan terlihat dari atas


Sebaliknya, puncak Lawu terliha dari telaga Sarangan (sebagai referensi, setelah mendaki ada baiknya mampir berwisata di telaga Sarangan)


Goa Jolotundo


Pos 5, jika siang terasa sangat panas karena kondisi lahan gersang


Entah populasi burung Jalak Gading yang banyak atau satu burung yang setia mengikuti kami, yang jelas disepanjang pendakian kami merasa diikuti burung ini


POS 5 - SENDANG DRAJAT :
Perjalanan dari pos 5 ke Sendang Drajat sudah sangat landai, jalur batu yang  lurus alias sudah tidak tersusun berbentuk anak tangga. Di Sendang Drajat terdapat sumber air bersih yang bisa digunakan untuk mengisi persedian air.
Di Sendang Drajat juga terdapat sebuah warung makan dengan pemiliknya yang menurut saya sangat baik dan ramah.
Pemilik warung ini bernama pak Prapto, dan menurut saya pribadi pak Prapto ini lebih ramah dan perhatian dari pada mbok Yem yg namanya lebih dulu dikenal.
Bahkan pak Prapto menawarkan carriel-carriel kami untuk di tinggal di warungnya agar kami lebih ringan saat ke puncak nanti.

Warung tersebut juga menyediakan tempat untuk tidur bagi para pendaki yang tidak membawa tenda.
Dari pos 5 ke Sendang Drajat hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Jalur menuju Sendang Drajat dilihat dari pos 5


View di sini sebelah kiri, terlihat bukit dengan puncaknya terdapat padang sabana

View di sebelah kanan, nampak tebing bekas gigir kawah


Jalur yang cenderung landai tapi mengitari puncak


Sendang Drajat


Jika musim kemarau, air di Sendang Drajat akan mengering, sebaiknya membawa persediaan air dari basecamp


Warung pak Prapto di Sendang Drajat dengan burung-burung peliharaannya, nampak pak Prapto sedang asyik ngobrol dengan salah satu teman saya yang kebetulan sehobi, walau sebenarnya saya sendiri kurang setuju jika burung dijadikan objek peliharaan


SENDANG DRAJAT - WARUNG MBOK YEM :
Jika di warung pak Prapto sudah penuh pendaki yang beristirahat, kita bisa melanjutkan perjalanan lagi  karena warung di Sendang Drajat ini bukan warung terakhir. Ada lagi warung yang paling terkenal bagi para pendaki yaitu warungnya Mbok Yem. Warung Mbok Yem hanya berjarak 15 menit dari Sendang Drajat. Sama halnya warung lainnya, di warung mbok Yem ini pendaki bisa bermalam di dalam warung yang memang menyediakan tempat yang cukup luas bagi para pendaki.
Didepan warung mbok Yem juga terdapat tanah lapang yang bisa untuk mendirikan tenda, disini kita juga bisa menikmati pemandangan yang indah karena tidak terhalang pepohonan, ditempat ini hanya didominasi semak dan pohon edelweis.
Di sekitar warung mbok Yem terdapat Hargo Dalem yaitu sebuah tempat petilasan Prabu Brawijaya.

Jalur menuju warung mbok Yem


Jalur sudah tak berbatu lagi


Warung mbok Yem dan Hargo Dalem dilihat dari belokan terakhir


Warung mbok Yem


Jika bukan hari libur warung mbok Yem cenderung sepi


Nasi pecel plus telor made in mbok Yem


Saya dan mbok Yem, suasana sangat panas sehingga foto jadi over lighting


WARUNG MBOK YEM - PUNCAK LAWU :
Dari warung mbok Yem ke puncak Lawu atau Hargo Dumilah hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan trek full menanjak dengan jalur tanah. Kiri kanan jalur terdapat banyak pohon edelweis yang tumbuh luas.


Jalur menuju puncak dari samping warung mbok Yem


Trek tanah yang menanjak


Trek menuju puncak banyak terdapat padang edelweis


Detik-detik sebelum puncak


Di puncak Lawu terdapat sebuah tugu triangulasi sebagai tanda puncak Gunung Lawu tersebut. Tetapi di puncak ini masih banyak pohon-pohon yang ukurannya lumayan tinggi sehingga menghalangi pandangan.
Di sebelah barat terdapat punggungan puncak yang lebih terbuka, terdapat juga tiang tinggi dengan bendera merah putih. Biasanya para pendaki lebih suka berfoto-foto disini karena view-nya lebih bagus dengan pemandangan hamparan awan yang luas.

Tugu di puncak Hargo Dumilah, puncak tertinggi gunung Lawu


Bendera Batik Binzah berkibar di puncak gunung Lawu


Me and Hargo Dumilah


Puncak di sebelah barat, disana viewnya cenderung tebuka


Puncak sebelah barat


Disini terdapat tiang bendera dengan merah putih yang selalu berkibar, jadi jika membawa bendera sendiri cukup mengikatnya di tiang tersebut


Sekedar seremoni di puncak gn. Lawu


Sekedar seremoni di puncak gn. Lawu


Team Batik Binzah dengan background Telaga Kuning


Puncak Hargo Dumiling disebelah utara


Team Batik Binzah berada di puncak gn. Lawu


Selfie dulu


Santai sejenak


Damai menikmati indahnya negeri diatas awan


Lautan awan yang indah disebelah barat


Tips dan saran sebelum pendakian:
* Gunung Lawu merupakan gunung yang disakralkan oleh masyarakat setempat, jadi alangkah baiknya kita menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan.
* Saat kita membeli tiket masuk, petugasnya sama sekali tidak mencatat identitas/data diri kita, sama seperti kita hendak masuk ke lokasi wisata biasa,  jadi tiket sebaiknya tetap disimpan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, sebagai bukti untuk menuntut hak-hak kita seperti mengklaim asuransi jasa raharja DLL.
* Jalur gunung Lawu sebagian besar terdiri dari batu yang sudah tersusun rapi, lebar jalur sekitar 1,5 meter. Jadi tanpa pemandu pun tetap aman untuk mendaki karena jalur sudah jelas dan tidak membingungkan. Tetapi alangkah lebih baik kita mengajak teman yang sudah pernah mendaki gunung ini.
* Kelebihan jalur batu adalah saat hujan jalur tidak licin dan saat musim kemarau jalur tidak berdebu, tetapi kekurangannya jika terik siang hari cenderung memantulkan panas. Jadi sangat disarankan membawa pelembab wajah dan hand body lotion.
* Vegetasi dari pos 2 ke puncak didominasi hutan tumbuhan pendek dan sabana, membawa payung mempunyai fungsi ganda, memayungi saat hujan dan melindungi saat terik matahari.
* Jika musim penghujan sumber air di gunung lawu ini tergolong melimpah, tapi saat musim kemarau sebaiknya bersiapkan air dari basecamp. Karena mata air disini biasanya mengering. Atau tanya pada pendaki yang baru saja dari puncak tentang keadaan sumber air.
* Di basecamp memang ada MCK, tetapi untuk mengambil air bekal pendakian sebaiknya mengambil di masjid yang ada di seberang jalan, karena menurut pengalaman kami air dari MCK terdapat jentik-jentik nyamuknya. (Mungkin ini hanya kebetulan saja)
* Lokasi yang paling ideal untuk mendirikan tenda adalah di pos 2 dan pos 3. Karena di pos 4 dan pos 5 tidak terdapat cukup tempat untuk mendirikan tenda dan vegetasinya cenderung terbuka dan angin sangat kencang, sementara di Sendang Drajat dan dekat puncak terdapat warung yang tiap hari buka, jadi kita tidak usah repot-repot mendirikan tenda, kita bisa numpang istirahat disini.
* Didekat puncak masih terdapat warung, jadi sebelum mendaki sebaiknya siapkan uang cash secukupnya atau kita bisa mampir ke atm dulu di pasar Tawangmangu, karena di sekitar basecamp tidak terdapat atm.
* Untuk logistik sebaiknya disiapkan dari pasar Tawangmangu, karena di dekat basecamp juga tidak terdapat pasar.
* Jangan lupa sampah dibawa turun lagi.

Demikian ulasan dan foto-foto tentang jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, semoga bisa memberikan sedikit gambaran tentang keadaan disana, buat teman-teman yang ingin melakukan pendakian ke gunung Lawu.

Semoga bermanfaat...


Selamat mendaki, salam rimba salam lestari...
Saya Ahmad Pajali Binzah

=====================================


BACA JUGA:

*****

Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

38 comments:

  1. Sangat membantu, terlebih dengan foto-foto penulis yang lengkap. Terima kasih. Salammualaikum.

    ReplyDelete
  2. Itu jam berapa nyapai puncak ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena pendakian kami pendakian manula, jadi waktu tidak menjadi target...
      Kami berangkat jam 2 siang, sampai pos 2 pas menjelang maghrib, jadi kami ngecamp disana...
      Paginya berangkat, sekitar jam 11an kami sampai di Sendang Drajat, kami istirahat di warung pak Prapto, jam 2 siang perjalanan dilanjut ke warung mbok Yem, disana makan2 dan istirahat lagi, baru jam 3 lebih kami menuju puncak untuk menyambut sunset...
      Jadi foto-foto puncak diatas adalah pas jam 4an sore...
      Trik perjalanan ini untuk menghindari terik matahari di perjalanan... jadi setiap jam 12 siang posisi tidak sedang berjalan mendaki...
      Semoga membantu...

      Delete
  3. Terima kasih mas. Jadi bermalam di warung mba iyem atau pak prapto juga bisa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, untuk bermalam bisa di warungnya mbok Iyem atau di warungnya pak Prapto...
      tergantung prioritas,
      Kalo prioritasnya biar cepet sampai puncak kita bisa nginap di warung mbok Yem, karena disamping warung mbok Yem terdapat jakur menuju puncak yang membutuhkan waktu sktr 30 menit mendaki. Tapi kekurangan warung Mbok Yem tidak dekat sumber air dan warung masih berbentuk seadanya, atap dari terpal jadi kalo malam dingin kalo siang terlalu panas...

      Tapi kalo masalah kenyamanan bisa menginap di warung pak Prapto, tapi lokasinya agak jauh dari jalur puncak. Kelebihannya dekat sumur sendang Drajat dangan sumber air melimpah, ada kamar mandi, bentuk warung juga lebih safety karena dinding dan atap sudah layak...

      Delete
  4. carier & barang bawaan bisa nitip di warung mbok yem gak mas ?
    makasihh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa, ditempat Mbok Yem luas dan biadanya aman...
      tapi pengalaman kemaren, banyak yg menitipkan barangnya di warung pak Prapto dekat dengan sumur Sendang Drajat...
      coz pak Prapto lebih welcome, sementara mbok Yem sudah agak renta jadi cenderung pendiam...

      Delete
  5. Di gunung lawu kira2 suhunya berapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suhunya dikisaran berapa saya kurang tau persis..
      tapi menurut pengalaman saya yg kebetulan mendaki di musim kemarau, disana sangat dingin...
      bahkan saya ngecamp di pos 2 saja teman saya sudah hampir hipho...

      Delete
  6. Berarti untuk tas bisa dititipkan ke warung pak prapto ya om,,
    Kepuncak bisa vertical running donk ya om dari warung pak prapto😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dilihat jarak nya ke puncak, tas lebih dekat dititipin di warung mbok Yem...

      Kalau dari warung pak Prapto, masih agak jauh dikit... tapi kelebihannya pak Prapto lebih welcome dan beliau sendiri yg menawarkan untuk dititipi tasnya...

      Delete
    2. untuk pos 2 dan 3 om bisa gak kalo hanya membuat bivak bermodalkan flysheet??
      dan untuk ijin masuk tidak perlu report membuat simaksi lagi ya,,tinggal bayar 10rb udah bisa masuk

      Delete
    3. Untuk pos 2 dan pos 3 ada shelter, jadi gak bawa flyseet pun bida buat bermalam, tapi saya tidak merekomendasikan coz udara di jalur Lawu ini cenderung lebih dingin dari gunung2 yg lain...
      sebaiknya berangkat kebih pagi agar sore sudah sampai di warung pak Prapto atau warung mbok Yem...

      Untuk simaksi gak perlu...
      cukup daftar ditempat, coz cara masuknya pun seperti masuk tempat wisata, cumabayar tiket di loket, tidak didaftar dan didata...

      Delete
  7. Solusi kalo ada temen yg hipho gimana om?

    ReplyDelete
  8. Kalau ada temen yg gejala hipo, cukup istirahatkan dan dikondisikan supaya tubuhnya tetap hangat, seperti masuk ke tenda, ganti baju jika basah, pakai SB dan beri minuman hangat...

    Tapi untuk hipo yg sudah akut perlu penanganan yg lebih serius...
    Seperti pemberian oksigen, kantung yg diisi air hangat dan diletakan di ketiak, leher, pangkal paha (selakangan).
    Juga pakai SB khusus yg terbuat dari aluminium foil.
    Dan tentunya jika memungkinkan, bawa segera ke pihak medis...

    ReplyDelete
  9. Ada yang punya kontak basecamp jalur cheto ga

    ReplyDelete
  10. Sudah pernah mencoba mendaki namun gagal sampai puncak karena ada satu teman yg gejala hipo di pos 2 :-(

    ReplyDelete
  11. Mantap lengkap banget bang infonya 😁

    ReplyDelete
  12. total berapa lama waktu yang di butuhkan dari mulai pembelian tiket, sampai turun kembali,,,.. dari tadi saya baca nyari nyari informasi tersebut,.. hehe karna seorang karyawan seperti saya sedikit sekali mendapatkan waktu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo beli tiket pagi, sampai puncak menjelang sore, mendirikan tenda ataupun nginap diwarung mbok Yem, trs paginya muncak pas sunrise trs turun sblm jam 12an sudah sampai basecamp lagi...

      Delete
  13. Trims oom, review yg bagus dan lengkap. Apakah puncak Lawu bagus untuk sunset juga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk sunset lumayan bagus, tapi karena gunung Lawu puncaknya bukan strato (banyak puncakan2 lain selain Hargo Dumilah), tentunya saat kita di puncak lautan awannya cenderung jauh...
      Berbeda dengan gunung Semeru, Slamet, Sindoro dan gunung2 lain yg strato (puncaknya lancip), tentu kita akan serasa dikelilingi lautan awan...

      Delete
  14. Kalau dalam perjalanan menuju puncak, barang bawaan dititip di mana bang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau pengalaman saya kmrn, keril saya titip di warung Mbok Yem...
      tapi kalau masalah kenyamanan, warung pak Prapto lebih welcome...

      Delete
  15. Informasi nya bagus sekali, terima kasih

    ReplyDelete
  16. total pendakian nya berapa jam mas ?
    terus, jika untuk pemula lebih baik bersama pemandu atau tidak ? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Estimasi waktu pendakian sekitar 8-9 jam perjalanan mendaki...

      Jalur pendakian Lawu ini tergolong aman, jadi tanpa guide pun tetap aman asal jangan mendaki sendiri minimal 3 orang rombongan. Dan usahakan mendaki pas diwaktu ramai seperti sabtu minggu atau pada hari libur...
      Agar kita tak sendiri di sepanjang jalur pendakian...

      Delete
  17. kalo untuk mendirikan tenda selain di pos 2 kira2 yg recommended dimana lagi ya mas yang kir2 cukup luas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pos 1 masih terlalu jauh...
      Pos 2 pas karena lokasinya yg lumayan luas juga posisinya dipertengahan
      Pos 3 posisinya sudah mendekati puncak tapi lokasinya cuma muat beberapa tenda...
      Pos 4 dekat dengan puncak tapi lokasinya sangat sempit...
      Pos 5 dekat dengan puncak juga sumber air melimpah tapi ada warung pak prapto yg biasanya para pendaki tidur dan istirahat disini, jadi percuma mendirikan tenda...
      Warung mbok Yem, sangat dekat dengan puncak tapi juga ada warung yg sangat luas...

      Jadi bisa dinilai sendiri pos mana yg paling cocok menurut anda masing2... hehee...

      Delete
    2. Matab gan jawaban nya sampe lengkap banget .

      Delete
  18. Sekedar info aja nih , kalo ada yang butuh peralatan Outdoor , hiking dll bisa liat aja di Riung Adventure

    ReplyDelete
  19. Thx gan info yang bermanfaat, rencana kesana nih

    ReplyDelete

recent posts