[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat #3 (ending)

Untuk awal cerita KLIK DISINI


Rio sama sekali tak terlihat karena kabut makin pekat berbalut senja yang mulai gelap. Suasana makin mencekam dan kepanikan makin merejam.

Setelah sekian lama pencarian, akhirnya keberadaan Rio mulai diketahui di dasar jurang.
Rio dapat terlihat oleh cahaya kuning yang samar dari lampu headlamp yang Rio pakai di kepalanya.

"Itu dia Rio..." ucap Arya sambil menunjuk cahaya kuning di lereng jurang.
"Rio,,, kamu gak apa-apa kan...???" Teriak Faisal.
"Aaahhh.... aku gak apa-apa kawan... untung aku kesangkut dan masih bisa berpegangan pada sebatang pohon..." ucap Rio.
"Ayoo kita turun..." ajak Faisal sambil menuruni jurang.

Faisal dan Arya berhati-hati menuruni jurang dengan berpegangan pohon-pohon yang ada.
Akhirnya sampailah mereka pada Rio, yang sudah terkapar karena tubuhnya tersangkut pada sebatang pohon..

"Rio,,, Rio,,, kamu tidak apa-apakan...???"  Ucap Arya sambil terengah-engah nafasnya.
"Ayo angkat dia keatas..." ajak Faisal.

Tak berapa lama, merekapun sudah sampai diatas.

"Kamu baik-baik saja kan Rio...???" Tanya Faisal.
"Iyaaa aku baik-baik saja..." jawab Rio sambil menggoyang-goyangkan punggung dan pinggangnya untuk peregangan otot.

Lantas Rio berusaha berdiri sendiri.
"Aaahhh... masih lumayan sakit..." keluh Rio dengan nada lemah.

"Oiya,,, dimana keril mu Rio...???" Tanya Dea.
"Waduh... berarti tadi ikut jatuh ke jurang..." jawab Rio kaget.

"Ayoo kita cari kebawah Arya... Rio, kamu disini saja bareng Dea,  biar kami yang akan mencari..." ucap Faisal.

Setelah dicari beberapa lama dan hari sudah begitu gelap mereka putuskan untuk naik keatas lagi.

"Bagaimana Arya, ketemu keril nya...???" Tanya Dea seketika saat Arya dan Faisal sampai diatas.
"Dibawah sangat dalam, lerengnya pun sangat curam, jadi gak mungkin kami menemukannya..." jawab Arya.

"Baik kita cari tempat untuk istirahat dulu, nanti kita bicarakan lagi..." ajak Faisal.

Akhirnya mereka berjalan mencari tempat untuk mendirikan tenda. Setelah ketemu tempat yang sangat strategis, merekapun langsung berbagi tugas seperti biasanya.

"Seperti biasa, aku dan Arya mendirikan tenda, sementara Rio dan Dea memasak..." perintah Faisal.
"Tapi Sal, bukankah logistik dan tenda ada di keril Rio yang jatuh tadi...???" Jawab Dea.
"Waduh... gimana nih...???"  Rio panik.
"Wah gawat..." Arya juga ikut panik.

Semua nampak shock, keadaan menjadi tegang setelah mengetahui keril yang jatuh berisi logistik.

"Tapi gak papa... semua masih ada jalan keluar..." ucap Faisal memecah kebuntuan.
"Tapi gimana nasib kita Sal...???" Tanya Arya.
"Jangan pikirin itu dulu, yang penting sekarang kita bangun bivak dulu..." terang Faisal sambil menjelaskan cara membuat bivak.


Merekapun bergotong-royong mendirikan bivak bersama. Dengan demikian bivak akan lebih cepat berdiri dan rapi.

"Oke sekarang semua keluarin isi bawaan yang masih ada, kita kumpulkan semua, sekarang saatnya manajemen logistik ulang..." ujar Faisal.

Setelah semuanya terkumpul, dan di pilah-pilah. Mereka mulai merencanakan strategi manajemen baru.

"Baik, karena logistik kita saat ini tinggal segini, kita harus atur ulang..." ucap Faisal.
"Tapi bagaimana cukup, sementara yang tersisa hanya snack-snack seperti ini...???" Ucap Arya.
"Iya... itupun cuma segitu..." ucap Rio menimpali.
"Apa masih ada kompor...??? Tanya Faisal.
"Kompor juga gak ada, korek api juga hilang... tapi nesting masih ada nih..." jawab Dea.
"Waduh gimana niiihhh... aku takut kita kelaparan disini... aku belum mau mati sekarang..." Rio ketakutan.
"Jangan kuatir Rio, kita pasti selamat...
Semua sisa makanan kita usahakan bisa untuk mengisi perut sampai di batas hutan kabut ini...
Karena gak memungkinkan kita bisa membuat api di hutan yang basah berlumut ini..." jelas Faisal.
"Lantas kalo kita sampai di hutan bawah, kita mau makan apa...??? Sementara perjalanan masih sangat jauh... bisa sampai tiga hari lagi... itupun kalo gak nyasar..." tanya Rio.
"Kita harus optimis, bahkan kita pasti bisa, kemungkinan perjalanan gak sampai tiga hari, kalopun mentok paling ya dua hari saja gak bakal lebih...
Dan Insya'Allah kita gak akan tersesat karena kita sudah memasang tanda disepanjang jalur..." ucap Faisal optimis.

Merekapun diam sambil manggut-manggut berusaha memahami apa yang diucapkan Faisal.

"Baik sekarang kita makan secukupnya dulu snack yang tersisa...
Setelah itu kita lanjut istirahat sampai esok pagi... yang penting jangan pikirkan yang tidak-tidak... kita harus optimis..." jelas Faisal menenangkan.

Malam itu mereka tidur dengan nyenyaknya karena memang fisik mereka kelelahan.
Tak terasa pagi mulai menyapa, walaupun sinar matahari tak bisa menembus pekannya kabut, tapi suasana sudah nampak sedikit terang.

"Bangun bangun... sudah pagi nih..." ucap Dea membangunkan yang lain.
"Hmhmhmhmm... dingin..." gerutu mereka sambil menggigil menarik sleeping bag...
"Bangun dunk kalian..." ajak Dea membangunkan.

Pagi itu memang terasa dingin, karena lembabnya suhu dan pekatnya kabut abadi di hutan itu. Membuat mereka enggan bangun pagi.
Hari sudah mulai siang, jam menunjukkan pukul 9 pagi tapi mereka masih nyenyak tidur, bahkan Dea yang berusaha membangunkan pun juga ikut-ikutan tidur lagi.

"Hooaaamm..." Faisal mulai terbangun dari tidurnya dan beranjak keluar.
"Wooii Arya, Dea, Rio... bangun bangun... ternyata hari sudah siang kawan..." teriak Faisal dari luar bivak.

Tak lama kemudian mereka keluar dan meregang-regangkan otot badan.
Setelah itu mereka langsung berkemas untuk segera melanjutkan perjalanannya.

"Ayoo jangan sampai ada yang tertinggal, kita harus segera menuruni hutan lumut ini, sebelum kita kelaparan disini..." ajak Faisal.
"Kita gak sarapan dulu nih...???" Tanya Rio.
"Sarapan dari mane...??? Warteg...???" Ledek Dea.
"Oiyaa logistik kita sudah gak ada hehee..." ucap Rio.

"Yuukk sebelum kesiangan kita lanjutkan perjalanannya...
Oiyaa Rio, gimana lukamu, apa sudah mendingan...???" Tanya Faisal.
"Alhamdulillah sudah lumayan, tapi pinggang sama kaki masih ngilu kalo buat jalan..." jawab Rio sambil nyengir memegang pinggulnya.
"Baiklah kalo begitu, aku akan memapahmu sementara barang bawaan biar Arya yang bawa..." jelas Faisal.
"Jangan kuatir, nih orang badannya kan gede banget... masa gak kuat sii doble pack, lagian isinya kan sudah gak berat..." ledek Dea sambil menjewer kuping Arya kekasihnya.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan turun menyusuri hutan berkabut.
Langkah mereka nampak lesu, karena energi mereka memang berkurang dan mental mereka nampak down karena kehilangan logistiknya.

"Sal, gimana nih kalo kita kelaparan di jalan..." keluh Rio pada Faisal yang sedang memapahnya.
"Jangan kuatir selagi masih ada air kita semua akan baik-baik saja... kita harus segera sampai bawah..." jawab Faisal sembari nafasnya terengah-engah memapah Rio.
"Sal ayoo kita lewat jalur sungai saja, selain dekat dengan air, sungai pasti ujungnya sampai di perkampungan sana Sal..." ajak Rio saking paniknya.
"Justru saat keadaan seperti ini, kita gak boleh mengikuti jalur sungai, karena jalur sungai penuh dengan jurang dan tebing disana juga banyak ular,... 
Itu sebabnya setiap orang yang hilang di gunung pasti di temukan di daerah aliran sungai, dan biasanya mereka ditemukan dalam keadaan meninggal....
Itu sebabnya saat kita tersesat kita harus tetap melewati punggungan, kalopun harus turun itu hanya untuk sekedar mengambil air atau sekedar melinta saja..." jelas Faisal panjang lebar.

Mereka terus berjalan selangkah demi selangkah, kadang istirahat walau hanya menenggak air putih.

"Ini ada sebatang cokelat nih, yuuk bagi bareng-bareng biar adil..." ucap Dea.
"Waow cokelat datang tempat pada waktunya..." ujar Rio.
"Alhamdulillah sekali, untung masih ada cokelat nyelip kaya gini... coba cari lagi sapa tau di tasmu masih ada lagi..." ucap Arya sambil mencari-cari sisa makanan dalam keril mereka.

"Yaudah yuukk kita lanjutkan lagi, sudah jam 1 siang, kita harus keluar dari hutan lumut ini sebelum kita bener-bener kelaparan..." ajak Faisal.

***

Setelah perjalanan yang lama dan pergulatan dengan lumut dan lumpur yang sesekali membuat mereka terperosok, akhirnya mereka keluar dari hutan berlumut itu.

"Haaahh akhirnya.... sampai juga di hutan yang lebih sejuk ini..." ucap Arya sambil menghela nafas, meletakkan keril dan langsung merebahkan tubuhnya dibawah pohon besar.
"Faisal, gimana nih aku sudah lemes banget... seharian gak makan cuma kebanyakan minum doank... sementara perjalanan masih jauh...
Kita mau minta tolong siapa...???" Ucap Rio yang dari tadi tak berdaya.

Dea nampak terkapar di atas akar pohon, Arya juga langsung tertidur pulas.
Sesaat mereka beristirahat, tak berdaya di tengah-tengah rimba.
Setelah 20 menit kemudian, Arya terbangun dari lelapnya.

"Ayoo bangun kawan-kawan,,, kalo tidak bergerak kita bisa mati disini... Kita harus bergerak untuk mempertahankan nyawa kita..." ajak Faisal.
"Jadi kita harus ngapain...???
Kita sudah tak punya bekal apa-apa, sementara tubuh kita sudah lemah tak berdaya, perjalanan juga masih sangat jauh, aku bener-bener kehilangan harapan Sal..." keluh Arya.
"Apa bener yang dikatakan Rio, kalo nasib kita akan celaka seperti yang diramalkan kakek itu...???" Imbuh Arya.
"Heeii kenapa kamu jadi loyo gitu sayang...
Sementara Rio saja sekarang lebih optimis dan tak mempersalahkan ramalan kakek itu lagi...???" Ucap Dea.
"Ayoo kita kudu mulai bergerak, kita harus bertahan hidup disini... Kita akan mempraktekkan ilmu survival yang pernah aku pelajari sewaktu pendidikan dasar pecinta alam dulu..." jelas Faisal.
"Apa itu survival Sal...???" Tanya Rio lemas.
"Survival itu suatu upaya untuk bertahan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Yaa seperti yang terjadi pada kita sekarang ini..." jelas Faisal.
"Jadi apa yang harus kita lakukan Sal...??? Aku gak mungkin kuat lagi berjalan sampai kampung Sengari, atau rumah pak kades... aku sudah tak punya tenaga..." keluh Rio.
"Tidak... Kita tidak harus turun hari ini, kita bermalam disini..." jawab Faisal.
"Tapi kita mau makan apa, sementara tubuhku sudah lemah begini..." tanya Rio panik.
"Itulah pentingnya pemahaman survival tadi..." jawab Faisal optimis.
"Yaahh aku juga dulu pernah ikut materi kelas tentang survival, tapi sayangnya aku gak meneruskan pendidikan dasar di lapangan..." cerita Dea.
"Jadi kamu dulu pernah ikut organisasi pecinta alam juga sayang...???" Tanya Arya.
"Iyaa makanya aku penasaran ingin mendaki gunung... dan aku yakin Faisal mampu memdampingi kita... itu sebabnya aku ikut pendakian ini..." jelas Dea.
"Baiklah kalo begitu, ayo kita mulai petualangan kita sekarang..." ucap Faisal sambil berdiri dan membantu Rio berdiri juga. Bak tentara-tentara yang latihan bertahan hidup di hutan.

"Rio, apa sakitmu sudah lebih baik...???" Tanya Faisal.
"Yaa sudah lumayan enakan... kalo sekedar membantu yang ringan-ringan aku bisa..." jawab Rio.
"Baiklah kamu dan Dea disini mendirikan bivak dan membereskan tempat ini, biar aku dan Arya yang mencari logistik alam..." terang Faisal.

Akhirnya mereka melaksanakan tugasnya masing-masing.
Sementara Faisal sambil berjalan terus menjelaskan tentang bahan-bahan dari alam yang bisa di makan.

"Jadi gimana nih cara mencari bahan makanannya...???" Tanya Arya bingung.
"Perhatikan ciri-cirinya,
#biasanya tumbuhan itu tidak memiliki getah yang pekat.
#tumbuhan yang tidak berbulu atau kasar.
#tumbuhan yang tidak mengeluarkan bau yang kurang sedap.
#tumbuhan itu biasanya sering dijadikan makanan oleh binatang mamalia.
#tumbuhan yang tidak memiliki warna yang mencolok.
#jika kita mau memetik daunnya, ambil yang masih muda atau bagian pucuknya..." jelas Faisal panjang lebar.

"Cuma itu yaa...??? Waahh gampang sekali..." tanya Arya meremehkan.

"Tidak hanya itu, kita harus perhatikan hal-hal yang lain seperti,
#makanlah tumbuhan yang betul-betul sudah dikenali.
#jangan makan satu jenis tumbuhan saja, makanlah bermacam-macam jenis.
#perhatikan buahnya, jangan makan yang berwarna ungu atau kehitaman karena itu sebagai indikator adanya kandungan racun alkaloid.
#oleskan sedikit pada bagian kulit yang peka seperti lipatan siku atau belakang telinga. Kalau tidak terasa gatal, coba oleskan pada pinggiran lidah. Jika tidak juga terasa gatal berarti tumbuhan tersebut bisa dikatakan aman dimakan (tapi tidak berlaku pada jamur).
#tumbuhan liar selain buah, sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi..." jelas Faisal lagi.

"Jadi contohnya apa aja Sal...???" Tanya Arya.
"Baik nanti aku kasih contohnya..." jawab Arya sambil mencari tumbuhan yang bisa dimakan.

Pakis
Pucuk pakis muda umumnya bisa dimakan setelah direbus. Khusus pakis cakar elang, harus direbus berkali-kali untuk menghilangkan pengaruh senyawa beracunnya.
Untuk bongkolnya bisa direbus sebagai menu utama pengganti nasi, karena mengandung karbohidrat tinggi.



Arbei
Nah ini adalah buah yang menyegarkan tenggorokan. permukaan buah ini mirip dengan stroberi. buah yang hidup di suhu dingin ini manis ( jika sudah matang ) tapi menurutku biarpun yg masih muda terasa kecut tapi tetap saja rasanya segar.



Kokosan
Buah ini lebih mirip dengan buah duku karena masih satu keluarga… rasanya jarang yang manis rata2 memiliki rasa asam… banyak tumbuh di hutan2 tropis di indonesia… di Taman Nasional Gede Pangrango kemarin aku masih bisa lihat tumbuh bebas… biasanya jadi makanan favoritnya si monyet2 liar hehe….




Begonia
tumbuhan ini banyak terdapat di hutan hujan tropis, dapat dimakan pada batangnya. rasanya asam asam belimbing sayur.



Genjer
Ini termasuk tumbuhan air atau rawa, sering ditemukan tumbuh sebagai gulma pada ekosistem persawahan. Bagian yang dimanfaatkan adalah tangkai dan helaian daunnya. Tumbuhan ini sangat akrab dengan masyarakat Sunda. Sebelum dimakan, dilayukan atau ditumis dahulu.



Rambusa
Keluarga markisa ini memiliki buah yang tertutup oleh kelopak yang terlihat seperti jaring-jaring. Buah maatang berwarna kuning dapat dimakan, rasanya manis dan juicy.



Selada air
Tumbuh baik pada tempat-tempat sejuk dan berair bersih. Selada air sangat berperan sebagai saringan air pada saluran-saluran air bersih seperti di Lembah Ramma. Di beberapa tempat, selada air sengaja dibiakkan pada sebuah kolam/sawah. Daunnya dimakan setelah dimasak atau ditumis.



Semanggi
Ada dua tipe semanggi, ada yang tumbuh di lingkungan banyak air seperti di persawahan atau rawa dan ada yang di daratan. Semanggi air umumnya memiliki tiga helai daun sedangkan pada semanggi darat ada empat helai daun. Daunnya dimasak dahulu sebelum dikonsumsi.



Terong pipit
Terong kecil ini tumbuh liar dengan penyebaran yang dibantu oleh burung yang memakannya. Sangat mirip dengan leunca namun terong pipit sedikit lebih keras. Buah muda dimakan sebagai ulam atau direbus dahulu sebagai sayur.



Kayu angin (akar angin)
Berbentuk seperti lumut-lumut yang menggantung pada dahan dan ranting pohon pada ketinggian di atas 1000 mdpl. Tumbuhan ini digunagan sebagai obat masuk angin dan sesak nafas dengan cara direbus lalu diminum air rebusannya. Rasanya pahit sehingga lebih enak jika dicampur dengan madu.



Bambu
Dalam kondisi survival, bambu dapat dijadikan sebagai bahan makanan dengan memasak terlebih dahulu rebungnya hingga lunak. Batang bambu juga bisa digunakan sebahai wadah memasak makanan. Selain itu, dalam bambu sering terdapat ulat yang mengandung protein tinggi juga bisa dimakan.




"Untuk binatang yang bisa dimakan banyak contohnya.

Seperti cacing tanah jumbo, biasanya di hutan tropis seperti ini banyak cacing tanah berukuran besar yang sangat baik untuk dikonsumsi. Karena mengandung protein yang tinggi. Kalo gak ketemu yang besar cacing tanah yang kecil juga bisa dimakan.



Sebenarnya ular dan kadal juga bisa dimakan, tapi hanya 1/3 bagian belakang tubuhnya, jadi dari perut ke ekor saja yang aman untuk dimakan.



Ulat sagu, atau ulat-ulat yang berada di batang pohon Pakis dan batang pohon lainnnya.



Jangkrik, belalang, dan serangga lainnya, termasuk kalajengking juga bisa dimakan.



Binatang air seperti ikan, biawak, katak, dll juga bisa dimakan, yang penting kita tau teknik menangkapnya.



Hewan-hewan mamalia juga bisa dimakan seperti rusa, babi hutan, banteng, musang, kelinci, tupai, dll...
Tapi usahakan jangan berburu binatang ini, karena selain termasuk hewan yang dilindungi, juga menangkapnya cenderung sulit.
Untuk survival yang tidak terlalu mendesak seperti kita sebaiknya pilih menu yang simpel, kecuali kalau memang keadaan darurat..." ucap Faisal menjelaskan panjang lebar.


Setelah mereka berburu makanan dari alam merekapun bersiap memasaknya.

"Waduh, gimana cara masaknya, korek api saja tidak ada...???" Celetuk Rio.
"Baik, kita bikin api sendiri dengan cara sederhana ini..." ucap Faisal sembari mempraktekkan cara membuat api.


Setelah semuanya menu selesai dimasak, merekapun menyantap menu makanan yang sederhana itu dengan sedikit malas-malasan.
"Ayooo,,, walau kurang enak dan terasa asing di lidah, makanan ini harus dihabiskan untuk suplai energi kita untuk melanjutkan perjalanannya..." ucap Dea menyemangati.

Setelah makan dan ngobrol-ngobrol santai didekat api unggun, merekapun beranjak masuk bivak dan dilanjutkan tidur. Malam itu mereka tidur sangat pulas.

***

Tak terasa pagi telah tiba, sinar matahari nyusup menembus lantai hutan yang memaksa mereka harus bangun.

"Hey bangun-bangun udah pagi nih..." ucap Dea sambil menepuk-nepuk pantat Arya.
"Hoaaammm..." mereka hanya menguap lalu tidur lagi.
"Woooyyy bangun bangun..." teriak Dea kesal.
"Iyaa iyaa... berisik nih Dea..." ucap Rio.
"Iya nih cewek yang satu ini mengganggu tidur aja..." ucap Arya.
"Yaudah yuukk kita bangun..." ajak Faisal.

Saat mereka keluar dari bivak, mereka langsung berolahraga ringan.
Dan kembali memasak bahan-bahan yang masih tersisa kemarin.

Setelah selesai masak dan sarapan, mereka segera berkemas untuk siap melanjutkan perjalanan.

"Ayoo kita lanjutkan lagi perjalanan kita...
Aku yakin ki akan segera sampai, karena kita hanya mengikuti jejak kita sebelumnya...
Jangan lupa lepas lagi pita penanda agar kita tidak meninggalkan sampah apapun di hutan ini..." ajak Faisal.

Mereka berjalan menyusuri hutan yang lebat, naik dan turun punggungan, setiap di lembahan dan menemukan sungai kecil mereka langsung meminumnya banyak-banyak.
Sambil mengamati apakah ada binatang atau tumbuhan yang bisa dimakan.

Setelah naik turun punggungan beberapa kali, akhirnya mereka menemukan air terjun lagi.

"Lihat itu air terjun yang kemaren kita mandi... ayo kita mandi lagi biar seger..." ajak Dea.
"Ayoo udah lama gak mandi nih..." terang Rio.

Akhirnya mereka mandi di air terjun itu, u pembersihkan kotor yang menempel selama perjalanan.

Setelah selesai mandi mereka memasak lagi untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.
Beberapa ikan, katak dan bermacam binatang lain berhasil mereka tangkap,
Termasuk buah-buahan yang berhasil mereka kumpulkan selama perjalanan tadi.
Setelah selesai makan  mereka melanjutkan perjalanan lagi.
Namun tak berapa lama hari sudah sore.

"Gimana nih Sal, dilanjutkan atau kita bermalam lagi...???" Tanya Arya.
"Untuk keadaan seperti ini, walaupun sudah tidak terlalu jauh tapi berjalan di malam hari sangat berbahaya... lebih baik kita bermalam disini saja..." jelas Faisal.

Seperti biasa, mereka berbagi tugas dan langsung beraksi.


Untuk kali ini mereka membuat bivak terbuka, karena udara yang tidak terlalu dingin, bentuk seperti ini akan mempermudah pergerakan, kalaupun hujan tinggal memasang ponco diatasnya.

Setelah makan dan bersantai-santai ria, akhirnya mereka tidur.

***

Setelah pagi dan selesai sarapan (seperti biasa menu utamanya bonggol pakis) mereka dengan semangatnya melanjutkan perjalanan. Dan benar, selang berapa lama berjalan akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan rimba yang selama ini mengurungnya.

"Horeeee.... asiiikkk asiiiikkk.... merdekaaaa...." mereka bersorak sorai penuh kegembiraan.

Pagi itu, mereka bisa menikmati hari kebebasan, hari yang dirasa lega dibenaknya. Setelah sekian lama berkutat dengan lembahan, punggungan, lumut, kabut, dan semak belukar.
Akhirnya mereka bisa menikmati pemandangan persawahan di pinggir hutan dan hangat sinar matahari.

"Dengan berhasilnya kita keluar dari rimba ini, berarti bisa dikatakan kita telah sukses menggapai impian kita... aku minta maaf jika kadang aku bersiap otoriter pada kalian..." Faisal meminta maaf.
"Gak kok bro, justru kamulah yang menyelamatkan kami semua..." jelas Arya.
"Aku juga minta maaf Sal, jika awalnya aku selalu berfikiran negatif terus sama kamu... tapi kini aku sadar arti dari semua ini..." ucap Rio.

"Sebenarnya aku tau maksud Faisal ngotot mendaki gunung kemulan ini...
Kalian salah kalo menilai Faisal egois dan ambisius, buktinya dia sangat setia kawan dan bahkan mempersilahkan aku untuk menginjakan kaki pertama kali di puncak itu..." ucap Dea sambil merangkul Faisal.

"Yaa kalian harus tau mengapa kemarin aku ngotot ingin melanjutkan pendakian ini, karena aku ingin membuktikan bahwa kita lah orang-orang sakti itu, orang yang selalu menggunakan logika berfikirnya untuk menggapai semua impian-impiannya...
Karena biasanya kita sendiri yang membuat sekat-sekat yang menjadikan penghalang bagi kesuksesan kita sendiri...
Karena mitos, klenik, dan hal-hal mistis lain pasti ada, tinggal bagaimana kita menyikapinya..." jelas Faisal penuh arti.

"Yaa benar kata Faisal, kalo mau kaya ya harus kerja, ngapain miara tuyul atau melakukan ritual-ritual pesugihan...
Kalo mau dagang ya belajar sama yang ahli dagang, ngapain dateng ke dukun yang sama sekali gak punya ilmu dagang apalagi ilmu bisnis" Dea menambahkan.

"Kita harus tau, orang-orang yang sedang bergelantungan di tebing-tebing cadas itu, orang-orang yang sedang mendaki puncak-puncak tertinggi dunia seperti Everest, Kalimanjaro, Cartens, mereka sama sekali tidak membawa Jimat atau rajahan, mereka tidak memikirkan apa itu angker, apa itu mistis, mereka hanya fokus pada tujuan yang pasti, persiapan yang matang, dan skill yang memadai...
Jadi walaupun kita punya jimat penangkal setan, walau kita punya ilmu melawan dedemit kalo kita masuk hutan tanpa persiapan, bekal dan skill yang baik, kita akan menjadi korban dari kebodohan kita sendiri...
Ingat,,, setan itu tugasnya menggoda hati manusia, bukan memangsa manusia..." jelas Faisal.

"Oooo... sekarang aku paham...
Mengapa Faisal sebelum berangkat, pergi ke pasar dulu, beli tali rafia, tali jemuran, bohlam headlamp warna kuning dll..." ucap Arya.

"Yaaa... Setelah kakek itu bilang disana kita akan mudah tersesat, maka aku punya ide untuk memasang tanda dengan tali rafia kuning disepanjang jalur...
Dan saat kakek itu bilang disana ada kabut pekat maka aku ganti headlamp dengan bohlam warna kuning...
Saat kakek itu bilang, di puncak sangat sempit dan berangin kencang maka aku membeli tali jemuran yang besar yang kuat menahan beban kita, untuk mengikat sebagai pengaman, buat jaga-jaga.
Dan saat kakek itu bilang banyak ular di lembahan yang berawa maka aku memilih jalur melipir punggungan agar menghindari rawa, karena disana biasanya banyak katak yang otomatis banyak ular juga..." jelas Faisal panjang lebar.
"Oooo...." mereka hanya bisa bengong.

"Dan kenapa kita gak membawa kamera dan harus melepas pita kuning disepanjang jalur...???" Tanya Rio.

"Karena maksud dari kakek itu melarang kita masuk hutan ini, yaitu agar hutan tetap terlindungi...
Dengan kita mengambil gambar dan memamerkan di media sosial, itu akan menarik banyak orang yang ingin menjelajahi tempat ini, dan tali rafia yang kita pasang disepanjang jalur akan mempermudah mereka memasuki hutan..." jelas Faisal lagi.

"Maafkan aku Sal, aku yang sudah berprasangka buruk sama kamu, ternyata kamu teman yang baik...
Apalagi saat kamu memapahku saat aku terluka, aku merasakan ketulusan dan pengorbananmu..." ucap Rio sambil memeluk Faisal.
"Yaa kita semua kan frennn...."
merekapun berpelukan.

Saat mereka berpelukan, tiba-tiba ada suara kakek tua tanpa menampakkan wujudnya hanya iringan kabut tebal yang datang secara misterius.
"Yaaa benar sekali haii anak-anak muda yang saktiiii.... hahahhaaa...." suara kakek tua berkumandang menggema.

"Waahh siapa itu, setaaaannnn...."
Seketika mereka lari berhamburan.

"Hahahaaa....." merekapun lari sambil tertawa penuh suka cita.

=============SEKIAN============

NB: ceritanya hanya fiktif belaka, jika ada nama atau peristiwa kejadian yang sama, itu hanya kebetulan belaka...

By: Ahmad Pajali Binzah

*foto-foto diatas hanya ilustrasi, diambil dari koleksi pribadi dan dari berbagai sumber.

Inti sari dari cerita ini adalah:
• sebelum mendaki carilah info sedetail mungkin, dan bawa perlengkapan yang dibutuhkan, karena setiap gunung mempunyai karakteristik medan yg berbeda.
• menghormati mitos hukumnya wajib, tapi mempercayai mitos tergantung individu masing-masing.
• naik gunung gak perlu bawa jimat, tapi wajib membawa perbekalan yg cukup, pengetahuan dan skill yg baik.
• jangan sepelekan arti pentingnya kekompakan team.
• jika tersesat, jangan panik, tetap memilih jalur punggungan, jangan mengikuti aliran sungai karena pasti banyak jurang yang berbahaya. Sekali mentok di jurang akan sulit untuk kembali lagi keatas, biasanya di daerah aliran sungai inilah pendaki yg tersesat ditemujan meninggal.
Usahakan jangan berjalan malam hari.
• optimalkan pemahaman tentang survival, jika perlu ikuti pelatihan2 atau ikut dalam organisasi pecinta alam, karena kita bisa bnyk belajar dari sana.
• lebih baik tidak percaya mitos tapi peduli lingkungan, dari pada menjaga hutan hanya karena takut mitos.
Karena apa...???
Karena jika kita hanya takut mitos, saat ada seorang dukun atau orang (sok) pinter yang melakukan ritual dan menganggap telah berhasil memindahkan penunggu hutan itu, maka biasanya kita akan berbondong-bondong menjarah hutan tersebut.
Itu sebabnya hutan-hutan dinegeri kita ini telah ludes beralih fungsi...

Berbeda saat kita tidak percaya mitos tapi peduli lingkungan, kita tidak peduli hutan itu angker atau tidak, kita akan tetap berusaha menjaga kelestariannya...


Semoga bermanfaat...
Salam Rimba, salam Lestari...!!!

================================

Thanks for reading & sharing Ahmad Pajali Binzah

Previous
« Prev Post

30 comments:

  1. mantap om banyak pelajaran yg bisa diambil....
    ditunggu lagi karya"nya...

    ReplyDelete
  2. mantap om, boleh minta email? sekedar untuk berkomunikasi?
    Terima kasih

    ReplyDelete
  3. mantap om, boleh minta email? sekedar untuk berkomunikasi?
    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahmadpajali@gmail.com
      Atau add fb saja aja mas, Ahmad Pajali Binzah

      Delete
  4. sangat bagus dan kita seakan terbawa ke cerita tersebut....kerenn !!!

    ReplyDelete
  5. Cara penyampaian tentang ilmu jelajah alam dan survivalnya dikemas dengan sebuah cerpen yang menarik. Luar biasa brother, lanjutkan berkaryanya... Salam lestari :)

    ReplyDelete
  6. Makasih brother...
    Salam lestari jugaa...

    ReplyDelete
  7. 1 koreksi (lebih tepatnya mengingatkan pembaca lainnya) dihutan jgn sampai kita sombong apalagi sampai teriak2 menantang dedemit dsb apalagi dgn penuh kemarahan, tetapi kita harus selalu rendah diri menganggap diri mahluk paling hina. Bkn cuma dedemit tapi semua mahluk. Karena dimana saat kita merasa tinggi, disitulah titik terlemah dan terbodoh kita. Jaga hati mas bro mbak bro.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehhee... menantang dedemit gakpapa mas bro, yg penting gak menantang Tuhan... :D

      Dalam kontek cerita ini saya ingin menyampaikan teori dasar tentang pendakian gunung secara ilmiah, formal dan baku...
      Jadi saya disini sengaja mengesampingkan nilai2 mistis, karena dalam ilmu pendakian memang tidak ada itu teori seperti itu...
      Silakan bisa dipelajari buku2 pelatihan dasar pendakian gunung, terbitan manapun (terutama terbitan luar) pasti jarang disinggung dari segi mistis...

      Karena mistis itu tergantung dari sudut pandang manusia...
      Bahkan saat semua gunung di Nusantara masih dianggap sakral, orang2 belanda sudah terlebih dahulu mendakinya...
      Dan selama ini belum ada pengakuan dari pendaki asing tentang dedemit dan hal2 mistis saat mendaki gunung di Indonesia...
      Karena orientasi mereka memang bukan hal2 mistis, tetapi pada ilmu pengetahuan... :)

      Oiya, dalam cerita ini saya tidak mengajarkan tentang kesombongan, tapi dalam adegan tersebut saya ingin menggambarkan kekesalan Faisal terhadap sahabatnya yg melihat segala sesuatu dari segi mistis...
      Dan seperti biasa, dalam cerpen2 saya sengaja menggambarkan karakter antagonis diawal cerita namun endingnya dibikin protagonis/pahlawan, agar pembaca terkecoh... hehhee... salam lestari...

      Delete
  8. Salam Lestari mas bro..luaaaarrrrr biaassaaa...!!!

    ReplyDelete
  9. Keren mas walaupun fiktif hehe ☺

    ReplyDelete
  10. MannnnntttttaaaAFfffffff sodara q (y) lanjutkan cerita-cerita yg laen

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Sampe tegang bacanya nungguin mistisnya,eh malah gk ada yg mistis. Tapi Mantab dan luar biasa.lanjutkan karyamu bang... Super sekali.

    ReplyDelete
  13. Wah bagus bnget cerita ny. Ampe ampe aq lupa waktu. Salam lestari

    ReplyDelete
  14. bagus sekali ceritanya mas..
    sangat inspiratif..
    hehehe..

    ReplyDelete
  15. keren banget mas ahmad ceritanya ..
    kalo boleh tau .. gimana sih supaya kita bisa mendapatkan imajinasi kaya mas ahmad ☺☺☺๐Ÿ˜๐Ÿ˜€๐Ÿ˜

    #salamLestari

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang pasti dari pengalaman nya naik gunung kali.. hehe

      Delete
  16. Mantaaappp bang,jaga terus alam kita salam lestari

    ReplyDelete
  17. Ternyata fiktif...tp terbawa arus akan ceritanya, seperti nyata saja..salam lestari. Keren bgt ..sampe lupa waktu

    ReplyDelete

recent posts