Perjalanan kali ini masih tentang Petungkriyono. Yaa, karena daerah ini memang menyimpan sejuta pesona dan daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang datang berkunjung ke tempat ini. Terlebih bagi kami yang memang terlahir sebagai warga Pekalongan. Walau sebenarnya Petungkriyono bukan lagi destinasi wisata lokal, namun sudah mencakup sekala nasional.
Oke, gak usah bertele-tele. Mari kita mulai reviewnya untuk membahas tentang wanawisata Curug Lawe di Petungkriyono.
Untuk menuju kawasan ini, terlebih dahulu harus menuju Petungkriyono. Kalau kita dari Pantura (kota Pekalongan) kita menuju ke selatan. Atau baca di artikel saya yang ini: Menjelajahi Petungkriyono, detail demi detail.
Start awal dari rumah saya di desa Jrebeng Kembang, Karangdadap. Memakan waktu sekitar 1jam 30menit perjalanan santai. |
Plang petunjuk arah |
Land mark baru Petungkriyono. |
Saat perjalanan kita akan disuguhi pemandangan sawah dan hutan. |
Setelah perjalanan sekitar satu jam, kita sampai di gerbang curug Lawe yang ada di kanan jalan.
Untuk memasuki kawasan wanawisata ini, kita akan ditarik retribusi sebesar Rp 5.000/orang dan parkir sebesar Rp 2.000/motor. Jadi kalau berboncengan dengan sepeda motor berdua total yang harus dikeluarkan yaitu Rp 12.000,-
Namun harga tiket segitu serasa cukup murah jika dilihat dari pengelolaannya yang cukup baik, karena untuk fasilitas disini cukup lengkap, mulai dari parkir yang adem dan rapi, juga banyak terdapat deretan warung, disini juga terdapat mushola, MCK, camping ground, jalan yang mulai ditata, dan yang terpenting ada tempat yang lagi hits dikalangan anak muda yang suka narsis yaitu pohon selfie.
Gerbang selamat datang curug Lawe. |
Kondisi parkiran. |
Santai sejenak diwarung untuk sekedar menikmati kopi Owa Jawa. |
Menu sederhana namun istimewa. |
Mushola |
Gerbang menuju area camping ground. |
Setelah kita memasuki gerbang dan sejenak bersantai-santai ria di warung untuk sekedar menikmati secangkir kopi "Owa Jawa" yang khas Petungkriyono.
Perjalanan dilanjutkan menuju pohon selfie, berjalan melewati jalan yang cukup lebar sekitar 5 menit.
Kondisi jalan menuju pohon selfie. |
Menikmati pemandangan yang super spektakuler. |
Pas buat santai. |
Sebenernya disini banyak pohon yang telah dipasang papan untuk selfie, namun kami tidak sempat memotret satu persatu. |
Jangan lupa selfie. |
Selfie bareng team. |
Setelah melepas lelah santai sejenak dan berselfie-selfie ria, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi air terjun.
Tetapi bagi kalian yang mempunyai keterbatasan waktu dan fisik yang kurang prima, apalagi mengajak balita dibawah 3 tahun sebaiknya urungkan niat untuk ke lokasi air terjun. Karena selain memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 1 jam 15 menit dari lokasi pohon selfie, juga untuk menuju kesana aksesnya sangat sulit, selain terjal dan naik turun bukit juga melewati hutan belantara dan tebing-tebing licin.
Perhatikan petunjuk arah biar gak kesasar. |
Foto di pos ujung jalan batu, sebelum memasuki jalur setapak. |
Plang petunjuk arah. |
Jalur setapak membelah hutan rimba. |
Melewati tebing yang cukup licin, harap berhati-hati. |
Jangan lupa narsiZz... |
NarsieZz lagii... hahaa... |
Namun setelah pergulatan yang cukup menantang dan memakan waktu lama, akhirnya kita akan sampai di titik tujuan utama, yaitu curug Lawe.
Dan sesampainya disini, semua itu kan terbayar oleh kesejukan dan keindahan yang disajikan curug ini.
Karena disini kita akan terasa berada jauh dari kehidupan kota, apalagi pengunjung yang sampai ke titik ini relatif sedikit. Pengalaman kami kemaren yang notabene hari libur lebaran, sesampainya kami di air terjun tidak ada pengunjung lain, baru setelah 15 menitan ada pengunjung lain yang datang.
So, kalau mau kesini sebaiknya ajak rombongan, minimal 3 orang. Untuk mengantisipasi kesepian dijalan.
Inilah curug Lawe itu. |
Curugnya sangat tinggi. |
KESIMPULAN
Kelebihan:
● lokasi wisata ini masih tergolong baru dan masih alami, jadi udara dan keindahannya masih terjaga.
● harga tiket yang masih tergolong murah dan terjangkau. Cocok bagi wisatawan berkantong pas-pasan.
● fasilitas yang cukup memadai, dan masih dalam proses membangun. Sehingga kenyaman akan masih terus ditingkatkan.
● jarak dari lokasi wisata lain di Petungkriyono relatif dekat, jadi bisa digabung ke lokasi lain untuk satu kali perjalanan.
● bagi pecinta kopi, lidah dan selera kita akan dimanjakan oleh kopi asli Petungkriyono. Yang mempunyai cita rasa khas tersendiri.
● harga makanan di warung yang ada di lokasi pun cenderung murah dan masuk akal. Jadi jangan ragu-ragu untuk mampir ke warung untuk sekedar membeli gorengan dan kopi nikmat.
● kejenihan airnya masih sangat segar dan bersih. Membuat suasana lebih menyenangkan sepanjang perjalanan melipir di sungai.
● jalur relatif aman, banyak petunjuk jalan dan disetiap tebing yang licin telah terpasang tangga dan tali pegangan.
Kekurangan:
● jarak tempuh dari gerbang sampai lokasi air terjun sangatlah jauh. Sehingga bagi yang kebetulan fisiknya kurang prima akan sangat melelahkan.
Saran saya semoga kedepannya motor bisa dibawa masuk hingga mendekati air terjun.
● dari lokasi pohon selfie ke air terjun tidak terdapat gasebo atau gardu, jadi jika terjadi hujan di perjalanan kita tidak bisa berteduh.
Saran saya sebaiknya bawa jas hujan sendiri.
● walau lokasi ini tergolong bersih, tapi di setiap pos-pos tidak menyediakan tong sampah. Hanya kubangan tanah sebagai tempat sampah.
Saran saya jangan buang sampah sembarangan, sampah wajib dibawa kembali.
Dan saran saya untuk mengelola, sebaiknya di titik-titik tertentu disediakan tong sampah, agar kebersihan tetap terjaga.
● kurangnya informasi di lokasi wisata, terbukti waktu saya kembali dari air terjun banyak para pengunjung yang hendak menuju kesana, padahal waktu itu sudah sekitar jam 4 sore. Dan saya sendiri yang menyarankan kepada mereka untuk mengurungkan niatnya karena waktu tidak memungkinkan.
Saran saya sebaiknya kita datang sebelum jam 2 siang. Karena jika kita inginbke lokasi air terjun dibutuhkan minimal 3 jam PP.
Jika sudah terlanjur sore, sebaiknya kita sampai pohon selfie saja.
Dan saran saya kepada pengelola, sebaiknya ditempatkan petugas di pos-pos tertentu untuk memantau dan memberi informasi kepada pengunjung. Jika sudah jam 3 sore sebaiknya jalur menuju air terjun ditutup.
● jalur terlalu ekstrim dan tidak cocok untuk balita.
Saran saya jika membawa balita dibawah 3 tahun sebaiknya jangan ke lokasi aie terjun, cukup di pohon selfie saja.
● lokasi wanawisata ini tergolong susah diakses dengan angkutan umum. Jalurnya juga tidak bisa dilewati bus ukuran besar.
Saran saya sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi.
Penilaian saya pribadi:
Kenyamanan nilai 90
Akses ke lokasi nilai 70
Pelayanan nilai 80
Fasilitas nilai 80
Kesejukan nilai 95
Kejernihan air nilai 100
Debit air nilai 60
Demikian review perjalanan saya ke curug Lawe, Petungkriyono. Semoga dapat membantu bagi teman-teman yang ingin pelancong kesana.
Semoga bermanfaat...
Salam Rimba, Salam Lestari
Saya Ahmad Pajali Binzah
*************************************
*************************************
Kawasan Petungkriyono memang menyimpan sejuta keindahan alam yang mampu membuat hati kita decak kagum saat menikmati keindahannya.
Dan sebenarnya masih banyak spot-spot yang belum terekspos oleh khalayak umum. Salah satunya lokasi yang baru saja kami kunjungi ini. Yaa, masyarakat lokal menyebutnya kedung Sipingit, atau nama populernya adalah black canyon Pekalongan.
Lokasi aliran sungai yang di kiri kanannya terdapat tebing bebatuan hitam dengan air segar yang berwarna hijau kebiruan yang membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona dan ingin lekas menyeburkan diri untuk berenang.
Sebenarnya untuk menikmati destinasi wisata ini sudah ada basecamp wahana petualangan yang memang mengelola secara resmi kawasan kedung Sipingit ini, yaitu "Welo Asri".
Dan saya pribadi menyarankan bagi teman-teman yang ingin berwisata kesini menggunakan jasa Welo Asri, selain sangat safety juga tingkat kenyamanan dan kesenangan kita sangat diutamakan. Karena kita akan diberi peralatan yang lengkap dan dipandu serta didampingi oleh para kru yang profesional.
Namun kita harus merogoh kocek yang lumayan untuk dapat menikmati wahana ini, yaitu sebesar Rp 75.000/orang. Harga yang sesuai untuk sebuah petualangan yang aman dan menyenangkan.
Bagi teman-teman yang berkantong kecak, saya ada opsi lain agar bisa menikmati kesegaran bermain air di Kedung Sipingit ini secara gratiss tiss tiiisss...
Tentunya kita harus menyiapkan fisik dan mental yang prima. Namun sekali lagi saya tetap menyarankan untuk menggunakan jasa "Welo Asri" untuk menjamin keselamatan kita dalam bertualang.
Sekali lagi tips ini hanya untuk kamu-kamu yang memang bermental petualang dan suka bermain dengan resiko.
Oke, kita mulai reviewnya.
Untuk mencapai kedung Sipingit, kita terlebih dahulu menuju ke Petungkriyono tepatnya di desa Kayupuring. Setelah sampai di kawasan ini, kita cari titik yang terdekat dengan aliran sungai, yaitu kita berhenti dan memarkirkan kendaraan kita di sekitar jembatan, Lokasi jembatan letaknya sekitar 500m sebelum basecamp Welo Asri.
Setelah kita parkir kendaraan (pastikan kunci ganda agar lebih aman) kita melipir mengikuti jalan tadi, karena jika kita langsung mengikuti aliran sungai jalurnya sangat terjal dan berbahaya. Jadi sebaiknya kita lewat jalan raya, lalu sekitar 300m berjalan kaki menuju utara, kita akan menemui jalur setapak disebelah kiri jalan. Kita ikuti saja hingga akhirnya kita akan sampai di tepi aliran sungai.
Setelah itu kita ikuti aliran sungai ini menuju keatas (selatan) karena lokasi kedung Sipingit ini berada diatas aliran sungai. Setelah berjalan beberapa saat sampailah kita di lokasi yang kita tuju, Kedung Sipingit, surga tersembunyi di belantara Petungkriyono.
Disini kita tidak menemukan sipapun, disini juga suasana sangat sepi dan sangat asri. karena lokasi ini memang bukan untuk umum, kita bisa berenang dan bermain air sepuasnya, namun kita harus berhati-hati dan tetap mengutamakan faktor keselamatan. Selain arus yang sangat deras juga kedalam air yang sangat dalam. So, buat yang tidak bisa berenang lebih baik main dipinggir-pinggir saja.
Sekali lagi, tips ini hanya untum kamu-kamu yang suka tantangan dan punya jiwa petualang yang tinggi.
Kalau masih ragu lebih baik mundur...
Jangan lupa, jaga keindahan dan kelestarian alam ini, agar generasi penerus kita tetap bisa menikmati keindahan alam yang maha spektakuler ini...
Selamat Bertualang...!!!
Jika review dan foto-foto diatas kurang bisa memberi gambaran tentang kondisi disana secara real, silahkan tonton video berikut ini: