Oleh: Ahmad Pajali Binzah.
"Nung, jujur aku sangat sayang sama kamu...
Rasa ini sudah ada jauh-jauh hari sebelum kamu mengenal aku..." ucap Tedy pada Inung gadis yang dicintainya, yang sedari tadi duduk di sampingnya.
Namun Inung tetap diam tak bergeming, membisu bak patung batu yang baru saja diukir.
"Kenapa kamu diam saja Nung...???
Apa aku salah jika aku sangat mencintaimu...???" ucap Tedy lagi dengan nada yang agak meninggi.
Namun Inung tetap membisu sembari sesekali memandangi sekitar, seolah ada sesuatu yang ditunggu.
"Aku tau Nung kalo kamu sudah ada yang punya, tapi apakah aku salah jika rasa cinta ini ada...???
Cinta ini terlalu tulus untukmu Nung, hingga tak terpikir olehku untuk memilikimu...
Aku hanya ingin kau tau tentang perasaan ini, dan mengizinkan aku untuk mencintaimu...
Karena bagiku, bisa mencintaimu adalah suatu yang bisa membahagiakan hidupku Nung..." Tedy tetap mengutarakan isi hatinya walau gadis yang disampingnya selalu mengacuhkannya.
Lagi-lagi Inung tetap diam seribu bahasa, asyik dengan kesendiriannya bersama handphone yang selalu dimainkannya.
Hingga tak berapa lama Inung berdiri, dengan wajah yang bersinar dihiasi lengkungan senyum di bibirnya yang tersimpul manja, tangannya melambai tak sabar akan kehadirannya.
"Mas Bayu..." teriak Inung menyambut Bayu, laki-laki yang sudah dipacarinya beberapa tahun yang lalu.
Lalu mereka bertemu, saling berpelukan yang menandakan keduanya sudah lama saling mengenal.
"Mas Tedy, aku pergi dulu yaa...
Makasih udah nemenin Inung disini..." ucap Inung seraya pergi meninggalkan Tedy bersama Bayu kekasih hatinya.
*****
"Aaahhh,,, pantesan Inung sedari tadi diam saja...
Ternyata sedari tadi aku hanya mampu berbicara dalam hati, bibirku terkunci tak mampu melontarkan kata-kata untuk mengutarakan rasa cinta yang ada..."
Dan lagi-lagi Tedy hanya bisa duduk manis memandangi gadis pujaannya pergi, bergandeng tangan mesra bersama kekasihnya.
============= SEKIAN =============