Jalur Pendakian Gunung Lawu bisa dikatakan jalur pendakian paling safety dan paling aman untuk didaki baik untuk pendaki pemula maupun orang biasa (peziarah), karena jika dibandingkan dengan gunung-gunung lain, gunung ini mempunyai jalur yang jelas, lebar dan dengan kontruksi batu yang tertata rapi dari basecamp sampai puncak. Terutama jalur pendakian Lawu via Cemoro Sewu.
Oleh karena itulah gunung ini selalu ramai didaki baik hari libur maupun hari biasa, apalagi jika tahun baru penanggalan jawa (tanggal 1 suro) gunung ini akan diserbu ribuan peziarah dari berbagai daerah.
Untuk mendaki gunung Lawu, terdapat 3 jalur pendakian, yaitu
1. Jalur via candi Cetho
2. Jalur Cemoro Kandang
3. Jalur Cemoro Sewu
Dari ketiga jalur diatas, yang paling di rekomendasikan adalah jalur Cemoro Sewu selanjutnya jalur Cemoro Kandang. Karena jalur ini dinilai paling aman jika dibandingkan dengan jalur candi Cetho, karena jika via candi Cetho selain akses tranportasinya yang susah, medannya yang ekstrim dan panjang, jalurnya pun masih jalan setapak yang banyak percabangan yang membingungkan.
Tapi jika kita ingin mencari tantangan tersendiri, jalur ini memberikan pengalaman yang berbeda dari jalur lainnya.
Tetapi untuk kali ini saya ingin membahas tentang jalur pendidikan via Cemoro Sewu.
Karena saya menilai jalur ini adalah jalur yang paling favorit dan paling direkomendasikan.
Untuk mencapai basecamp Cemoro Sewu, jika dari arah barat kita terlebih dahulu harus menuju kota Solo dan turun di Terminal Tirtonardi.
Perjalanan dilanjutkan menuju Tawangmangu dengan naik Bus Langsung Jaya menuju Terminal Tawangmangu.
Dari Tawangmangu kita bisa naik angkutan colt L300 turun di Cemoro Sewu, biasanya berakhir operasi jam 5 sore.
Jika dari arah timur, bisa naik kereta atau bus langsung ke Madiun, dari Madiun cari bus jurusan magetan. (bilang aja turun terminal magetan)
Di terminal magetan cari colt L300 turun di Cemoro Sewu. Colt terakhir beroperasi sekitar jam 5 sore.
Untuk masalah logistik, sebaiknya kita membeli perbekalan di pasar Tawangmangu, lokasinya di seberang terminal.
Pasar Tawangmangu |
Toko kelontong didalam pasar |
Belanja sayur-sayuran |
Aneka macam jajanan pasar |
Membawa jajan seperti ini saat mendaki sangat berguna untuk mengganjal perut |
Jajanan pasar seperti ini harganya relatif murah |
Lantai dasar pedagang buah, sedangkan lantai atasnya jajanan pasar |
Yang menarik dari pasar ini adalah didepannya banyak pedagang bunga |
Setelah berbelanja logistik dan meneruskan perjalanan, sebelum sampai di Cemoro Sewu kita akan melewati Cemoro Kandang terlebih dahulu, dan sekitar 500 meter barulah kirim akan sampai di Cemoro Sewu.
Gerbang perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur |
Gapura perbatasan, dengan background gn. Lawu |
Tak berapa lama kita melewati gapura perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur kita akan sampai di basecamp Cemoro Sewu, yang lokasinya tepat dipinggir jalan raya, di depan basecamp terdapat tempat parkir yang cukup luas yang bisa menampung ratusan motor atau mobil.
Gerbang pendakian dan basecamp dilihat dari jalan raya |
Tempat parkir yang luas |
Masjid AN-NUR di seberang jalan, sebaiknya ambil persediaan air dari sini, karena airnya lebih bersih |
Tepat di belakang masjid AN-NUR terdapat kebun stroberi, kita bisa sempatkan kesini untuk sekedar merefres kondisi tubuh setelah lelah perjalanan |
Cukup membeli Rp 10rb, kita bisa menikmati stroberi segar yang baru saja dipetik. Untuk menambah asupan vitamin C |
BASECAMP - POS 1
Jalur pendakian Gunung Lawu secara keseluruhan terdiri dari dua vegetasi, yaitu dibagian bawah didominasi hutan hujan tropis dan separonya lagi dibagian atas merupakan padang sabana.
Untuk jalur pendakian dari basecamp ke pos 1 jalurnya masih cukup landai. Sebelum mencapai pos 1, disini pendaki akan disuguhi pemandangan hutan yang lebat dan masih sangat asri, matahari jarang menembus lantai hutan, dari basecamp ke pos 1 ini pendaki akan menjumpai 3 shelter atau pos bayangan. Waktu tempuh dari basecamp ke pos 1 sekitar 1 jam 30 menit. Di pos 1 terdapat shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat. Disini terdapat juga warung makanan pak Supar, namun tidak setiap hari buka. Biasanya buka saat musim pendakian saja, seperti sabtu minggu dan hari libur.
Basecamp Pendakian gunung Lawu |
Kata penjaganya, vandalisme di basecamp diperbolehkan "stiker Batik Binzah" |
Gerbang Pendakian |
Membeli tiket masuk area gunung Lawu |
Tiket Pendakian |
Setelah membeli Tiket masuk, kita langsung bisa memasuki area hutan gunung Lawu.
Sayangnya walaupun kita membeli Tiket masuk namun data diri kita tidak dicatat seperti halnya pada pendakian-pendakian gunung pada umumnya.
Setelah melewati gerbang pintu masuk, kita langsung disuguhi pemandangan hutan yang cukup lebat, dan banyak terdapat plang pemberitahuan dilarang membuat api unggun.
Plang peringatan |
Pepohonan yang mendominasi hutan |
Trek bebatuan yang tertata rapi |
Sinar matahari jarang menembus ke lantai hutan |
Biarpun siang, suasana tetap adem |
Sebelum sampai di pos 1, kita akan melewati 3 pos bayangan. Biasanya kita akan memanfaatkan shelter ini untuk beristirahat setelah lelah perjalanan.
Salah satu pos bayangan |
Jalur masih landai dan menyenangkan |
Hutan yang sangat rimbun, walau musim kemarau tetap lembab dan sejuk |
Warung pak Supar di pos 1, nampak shelter berdiri diujung sana |
Shelter di pos 1 |
POS 1 - POS 2 :
Selanjutnya perjalanan dari pos 1 ke pos 2 dengan melewati jalur yang mulai menanjak dan agak curam, jalurnya pun juga mulai berbentuk anak tangga. Vegetasi didominasi hutan pinus yang besar dan tinggi. Jarak antara pos 1 ke pos 2 merupakan jarak terpanjang dan terlama dalam jalur pendakian ini. Biasanya untuk mencapai pos 2, pendaki membutuhkan waktu 2 jam 15 menit. Tetapi jalur ini mudah untuk dilewati karena jalur batu yang sudah tertata rapih dan berbentuk anak tangga dengan lebar 1,5 meter.
Trek dari pos 1 ke pos 2 semakin menanjak |
Sebelum pos 2 kita akan melewati lembahan dengan banyak tebing batu di kiri jalur |
Mendekati pos 2 puncakan sudah mulai terlihat |
Jika berangkat dari basecamp jam 2 siang kemungkinan sampai pos 2 menjelang maghrib |
Di pos 2 ini juga terdapat shelter yang dapat digunakan untuk istirahat, di seberangnya juga terdapat tanah datar yang biasa digunakan untuk mendirikan tenda bagi pendaki yang sudah mulai kelelahan dan bermalam disana. Tempat ini berada tepat dibawah tebing batu dengan kemiringan 45˚.
Di pos 2 ini cukup untuk mendirikan 4 buah tenda.
Shelter di pos 2. (foto diambil dari lokasi tenda) |
Lokasi bertenda di pos 2, tepat di bawah tebing batu (foto diambil dari shelter pos 2) |
Memasak dulu sebelum mulai mendaki lagi (foto diambil dari dalam tenda) |
View dari pos 2 |
POS 2 - POS 3 :
Trek akan semakin menanjak selepas pos 2. Trek pendakian masih berupa batu-batu besar yang tersusun secara berundak-undak (anak tangga) dengan kemiringan semakin terjal. Di trek ini biasanya para pendaki mulai kelelahan dan sering beristirahat di perjalanan. Memang trek pendakian dari pos 2 ini sangat menguras tenaga. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai pos 3 sekitar 60 - 90 menit.
Di pos 3 terdapat juga shelter yang biasanya juga digunakan untuk mendirikan tenda. Tetapi lokasi disekitar shelter tidak cukup lapang tidak seperti di pos 2.
Jalur yang semakin menanjak |
Shelter di pos 3 |
POS 3 - POS 4 :
Selepas pos 3 trek masih sangat menanjak. Disini ketinggian sudah mencapai lebih dari 2800 mdpl. Pos 4 akan semkain dekat ditandai dengan adanya pegangan besi yang berada di samping kanan kiri jalur pendakian.
Vegetasi disini mulai jarang terdapat pohon besar, didominasi semak belukar dan pohon-pohon berukuran lebih kecil. Disini juga mulai tumbuh pohon edelweis, cantigi, juga diantara semak banyak terdapat buah arbei yang bisa dimakan sebagai cemilan saat mendaki.
Di titik tertentu, jalur sudah dipasang besi pegangan (foto diambil dari atas) |
Jalur batu yang berbentuk anak tangga, sangat menguras tenaga |
Buah arbei yang banyak tumbuh dipinggir jalur |
Di jalur ini sudah mulai tumbuh edelweisr |
Dari pos 3 vegetasi pohon-pohon besar mulai berkurang, membawa payung untuk menghindari terik matahari adalah solusi terbaik |
Di pos 4 ini tidak terdapat shelter, hanya tanah datar berukuran sempit yang cukup untuk 1-2 buah tenda. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai pos 4 sekitar 60 - 90 menit.
Disini pemandangan mulai terbuka karena didominasi pohon-pohon pendek, telaga sarangan dan kota Magetan terlihat jelas.
View dilihat dari pos 4, plang peringatan berdiri diatas batu kapur |
Edelweis di ketinggian pos 4 |
Pos 4, tidak ada shelter hanya tanah datar yang sempit |
POS 4 - POS 5 :
Perjalanan dari pos 4 ke pos 5 jalur pendakian agak landai, Waktu tempuhnya cuma 30 menit. Di pos 5 ini terdapat beberapa warung yang menjual makanan seperti nasi pecel, gorengan, kopi, teh, dan minuman hangat lainnya.
Bagi kamu yang tidak membawa tenda bisa tidur dan bermalam di dalam warung yang memang sudah disediakan tempat untuk para pendaki.
Namun warung ini juga tidak setiap hari buka, bahkan bangunan warung tersebut nampak sudah mulai rusak dan terlihat tidak terawat.
Di samping pos 4 jalan menanjak sebentar dan seterusnya cenderung landai |
Plang petunjuk spot-spot penting di puncak Lawu |
Telaga Sarangan terlihat dari atas |
Sebaliknya, puncak Lawu terliha dari telaga Sarangan (sebagai referensi, setelah mendaki ada baiknya mampir berwisata di telaga Sarangan) |
Goa Jolotundo |
Pos 5, jika siang terasa sangat panas karena kondisi lahan gersang |
Entah populasi burung Jalak Gading yang banyak atau satu burung yang setia mengikuti kami, yang jelas disepanjang pendakian kami merasa diikuti burung ini |
POS 5 - SENDANG DRAJAT :
Perjalanan dari pos 5 ke Sendang Drajat sudah sangat landai, jalur batu yang lurus alias sudah tidak tersusun berbentuk anak tangga. Di Sendang Drajat terdapat sumber air bersih yang bisa digunakan untuk mengisi persedian air.
Di Sendang Drajat juga terdapat sebuah warung makan dengan pemiliknya yang menurut saya sangat baik dan ramah.
Pemilik warung ini bernama pak Prapto, dan menurut saya pribadi pak Prapto ini lebih ramah dan perhatian dari pada mbok Yem yg namanya lebih dulu dikenal.
Bahkan pak Prapto menawarkan carriel-carriel kami untuk di tinggal di warungnya agar kami lebih ringan saat ke puncak nanti.
Warung tersebut juga menyediakan tempat untuk tidur bagi para pendaki yang tidak membawa tenda.
Dari pos 5 ke Sendang Drajat hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Jalur menuju Sendang Drajat dilihat dari pos 5 |
View di sini sebelah kiri, terlihat bukit dengan puncaknya terdapat padang sabana |
View di sebelah kanan, nampak tebing bekas gigir kawah |
Jalur yang cenderung landai tapi mengitari puncak |
Sendang Drajat |
Jika musim kemarau, air di Sendang Drajat akan mengering, sebaiknya membawa persediaan air dari basecamp |
SENDANG DRAJAT - WARUNG MBOK YEM :
Jika di warung pak Prapto sudah penuh pendaki yang beristirahat, kita bisa melanjutkan perjalanan lagi karena warung di Sendang Drajat ini bukan warung terakhir. Ada lagi warung yang paling terkenal bagi para pendaki yaitu warungnya Mbok Yem. Warung Mbok Yem hanya berjarak 15 menit dari Sendang Drajat. Sama halnya warung lainnya, di warung mbok Yem ini pendaki bisa bermalam di dalam warung yang memang menyediakan tempat yang cukup luas bagi para pendaki.
Didepan warung mbok Yem juga terdapat tanah lapang yang bisa untuk mendirikan tenda, disini kita juga bisa menikmati pemandangan yang indah karena tidak terhalang pepohonan, ditempat ini hanya didominasi semak dan pohon edelweis.
Di sekitar warung mbok Yem terdapat Hargo Dalem yaitu sebuah tempat petilasan Prabu Brawijaya.
Jalur menuju warung mbok Yem |
Jalur sudah tak berbatu lagi |
Warung mbok Yem dan Hargo Dalem dilihat dari belokan terakhir |
Warung mbok Yem |
Jika bukan hari libur warung mbok Yem cenderung sepi |
Nasi pecel plus telor made in mbok Yem |
Saya dan mbok Yem, suasana sangat panas sehingga foto jadi over lighting |
WARUNG MBOK YEM - PUNCAK LAWU :
Dari warung mbok Yem ke puncak Lawu atau Hargo Dumilah hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan trek full menanjak dengan jalur tanah. Kiri kanan jalur terdapat banyak pohon edelweis yang tumbuh luas.
Jalur menuju puncak dari samping warung mbok Yem |
Trek tanah yang menanjak |
Trek menuju puncak banyak terdapat padang edelweis |
Detik-detik sebelum puncak |
Di puncak Lawu terdapat sebuah tugu triangulasi sebagai tanda puncak Gunung Lawu tersebut. Tetapi di puncak ini masih banyak pohon-pohon yang ukurannya lumayan tinggi sehingga menghalangi pandangan.
Di sebelah barat terdapat punggungan puncak yang lebih terbuka, terdapat juga tiang tinggi dengan bendera merah putih. Biasanya para pendaki lebih suka berfoto-foto disini karena view-nya lebih bagus dengan pemandangan hamparan awan yang luas.
Tugu di puncak Hargo Dumilah, puncak tertinggi gunung Lawu |
Bendera Batik Binzah berkibar di puncak gunung Lawu |
Me and Hargo Dumilah |
Puncak di sebelah barat, disana viewnya cenderung tebuka |
Puncak sebelah barat |
Disini terdapat tiang bendera dengan merah putih yang selalu berkibar, jadi jika membawa bendera sendiri cukup mengikatnya di tiang tersebut |
Sekedar seremoni di puncak gn. Lawu |
Sekedar seremoni di puncak gn. Lawu |
Team Batik Binzah dengan background Telaga Kuning |
Puncak Hargo Dumiling disebelah utara |
Team Batik Binzah berada di puncak gn. Lawu |
Selfie dulu |
Santai sejenak |
Damai menikmati indahnya negeri diatas awan |
Lautan awan yang indah disebelah barat |
Tips dan saran sebelum pendakian:
* Gunung Lawu merupakan gunung yang disakralkan oleh masyarakat setempat, jadi alangkah baiknya kita menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan.
* Saat kita membeli tiket masuk, petugasnya sama sekali tidak mencatat identitas/data diri kita, sama seperti kita hendak masuk ke lokasi wisata biasa, jadi tiket sebaiknya tetap disimpan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, sebagai bukti untuk menuntut hak-hak kita seperti mengklaim asuransi jasa raharja DLL.
* Jalur gunung Lawu sebagian besar terdiri dari batu yang sudah tersusun rapi, lebar jalur sekitar 1,5 meter. Jadi tanpa pemandu pun tetap aman untuk mendaki karena jalur sudah jelas dan tidak membingungkan. Tetapi alangkah lebih baik kita mengajak teman yang sudah pernah mendaki gunung ini.
* Kelebihan jalur batu adalah saat hujan jalur tidak licin dan saat musim kemarau jalur tidak berdebu, tetapi kekurangannya jika terik siang hari cenderung memantulkan panas. Jadi sangat disarankan membawa pelembab wajah dan hand body lotion.
* Vegetasi dari pos 2 ke puncak didominasi hutan tumbuhan pendek dan sabana, membawa payung mempunyai fungsi ganda, memayungi saat hujan dan melindungi saat terik matahari.
* Jika musim penghujan sumber air di gunung lawu ini tergolong melimpah, tapi saat musim kemarau sebaiknya bersiapkan air dari basecamp. Karena mata air disini biasanya mengering. Atau tanya pada pendaki yang baru saja dari puncak tentang keadaan sumber air.
* Di basecamp memang ada MCK, tetapi untuk mengambil air bekal pendakian sebaiknya mengambil di masjid yang ada di seberang jalan, karena menurut pengalaman kami air dari MCK terdapat jentik-jentik nyamuknya. (Mungkin ini hanya kebetulan saja)
* Lokasi yang paling ideal untuk mendirikan tenda adalah di pos 2 dan pos 3. Karena di pos 4 dan pos 5 tidak terdapat cukup tempat untuk mendirikan tenda dan vegetasinya cenderung terbuka dan angin sangat kencang, sementara di Sendang Drajat dan dekat puncak terdapat warung yang tiap hari buka, jadi kita tidak usah repot-repot mendirikan tenda, kita bisa numpang istirahat disini.
* Didekat puncak masih terdapat warung, jadi sebelum mendaki sebaiknya siapkan uang cash secukupnya atau kita bisa mampir ke atm dulu di pasar Tawangmangu, karena di sekitar basecamp tidak terdapat atm.
* Untuk logistik sebaiknya disiapkan dari pasar Tawangmangu, karena di dekat basecamp juga tidak terdapat pasar.
* Jangan lupa sampah dibawa turun lagi.
Demikian ulasan dan foto-foto tentang jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, semoga bisa memberikan sedikit gambaran tentang keadaan disana, buat teman-teman yang ingin melakukan pendakian ke gunung Lawu.
Semoga bermanfaat...
Selamat mendaki, salam rimba salam lestari...
Saya Ahmad Pajali Binzah
=====================================
BACA JUGA:
Info Lengkap Curug Blanten, Pekalongan.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
Info Lengkap Curug Lawe, Petungkriyono.
Info Lengkap Kedung Sipingit, Petungkriyono.
*****
Checklis Perlengkapan Mendaki Gunung
Pendakian Gunung Lawu
Pendakian Gunung Lembu
Pendakian Gunung Cikuray
Pendakian gunung Merbabu
Pendakian Gunung Papandayan
Pendakian Gunung Batu, Jonggol.
Pendakian Gunung Lawu
Pendakian Gunung Lembu
Pendakian Gunung Cikuray
Pendakian gunung Merbabu
Pendakian Gunung Papandayan
Pendakian Gunung Batu, Jonggol.
Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng turun via Eyek-Eyek
Baca juga cerpen tentang petualangan:
[Cerpen] Situmbal
[Cerpen] Istri Muda
[Cerpen] Aku Benci Ibu
[Cerpen] Pohon Terakhir
[Cerpen] Edelweis di Pos 3
[Cerpen] Aku Pendaki Kartini
[Cerpen] Pendakian Terindah
[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu
[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat
[Cerpen] Bunga Edelweis Untuk Pristy
[Cerpen] Tersesat di Jaman Majapahit
[Cerpen] Badai Senja di Lereng Merapi
[Cerpen] Tentang Cinta Yang Bertentangan
[Cerpen] Karena Batu Akik Aku Jadi Playboy
[Cerpen] Jangan Rebut Aku Dari Istriku
[Cerpen] Aku Hanya Pendaki Gunung Lawu
[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati di Gunung
Baca juga cerpen tentang petualangan:
[Cerpen] Situmbal
[Cerpen] Istri Muda
[Cerpen] Aku Benci Ibu
[Cerpen] Pohon Terakhir
[Cerpen] Edelweis di Pos 3
[Cerpen] Aku Pendaki Kartini
[Cerpen] Pendakian Terindah
[Cerpen] Kisah Cinta Sang Serdadu
[Cerpen] Pendakian Gunung Keramat
[Cerpen] Bunga Edelweis Untuk Pristy
[Cerpen] Tersesat di Jaman Majapahit
[Cerpen] Badai Senja di Lereng Merapi
[Cerpen] Tentang Cinta Yang Bertentangan
[Cerpen] Karena Batu Akik Aku Jadi Playboy
[Cerpen] Jangan Rebut Aku Dari Istriku
[Cerpen] Aku Hanya Pendaki Gunung Lawu
[Cerpen] Aku Tinggalkan Kekasihku Mati di Gunung